Kehidupan manusia berubah ubah, seiring dengan berjalannya waktu, begitupun dengan kehidupan Hasan selama ini
Dulu ia seorang pemuda gagah,tampan , pemberani dan perkasa, punya istri berparas cantik.Namun semuanya itu tidak berlangsung lama dan abadi baginya.
Hasan harus jatuh ke titik yang terendah yaitu kepada kesengsaraan dan kesusahan setelah ia di tinggal istrinya.
Ia sering di hina, di caci maki, bahkan terkadang ia sering di buli oleh orang terdekatnya, baik itu laki laki maupun perempuan.
Di dalam kehidupan yang penuh dengan kesepian akhirnya Hasan pun bertekad untuk mengisi kehidupannya dengan penuh gairah.
Gairah kehidupannya di tuangkan ke berbagai perempuan yang dekat dengannya.
Roda berputar seiringnya waktu akhirnya Hasan pun sadar pada dirinya dengan bantuan seseorang yang dia kenal.
Di akhir cerita akhirnya Hasan pun bertaubat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alek Yuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 32
peringatan tanda jam besuk pun berbunyi di rumah sakit tersebut. Mona pun harus meninggalkan Hasan ia melangkah menuju keluar rumah sakit. sambil melangkahkan kakinya Mona berkata dalam batinnya " kok kenapa ya kalau aku lihat si Hasan sekarang mah begitu jelek kalau dulu aku cinta banget sama dia bahkan kalau aku di sampingnya hatiku bergetar kok sekarang mah biasa-biasa aja malah kayaknya gimana gitu ada rasa sedikit benci, aku jadi males kalau ketemu dia lagi, ya udahlah mungkin ini pertemuan yang terakhir, lagian mana mau sih jadi istrinya orang cacat nggak bisa kasih nafkah, cacat ngerepotin lagi".
setelah di halaman rumah sakit Mona pun langsung naik taksi online yang sudah di pesannya.
Waktu pun datang silih berganti tak terasa Hasan sudah berbaring di rumah sakit hampir satu bulan.
Pada pagi itu suasana di rumah sakit mulai ramai. Hasan pun sudah bersiap-siap untuk melakukan terai, dengan dibantu oleh saudaranya Ia pun dipindahkan dari tempat tidur ke kursi roda. meskipun kaki hasan sudah dioperasi namun ia belum bisa berjalan karena ada saraf di bagian kakinya yang terganggu.
Dengan menggunakan kursi roda dan di dorong oleh saudaranya Hasan pergi ke balkon rumah sakit untuk berjemur.
Sementara itu di tempat lain bosnya Hasan dan Lidya, telah merencanakan sesuatu dan mereka akan datang hari itu ke rumah sakit. dengan menggunakan mobil Alphard Mereka pun langsung menuju ke rumah sakit yang berada di Jakarta pusat. satu jam berlalu akhirnya mereka pun sampai di depan rumah sakit, kebetulan pada waktu itu, jam besuk baru saja dimulai.
sementara itu, Hasan telah selesai melakukan terapi Ia pun kembali ke kamarnya dengan menggunakan kursi roda dan dibantu oleh saudaranya.
tiba-tiba "tok tok tok" terdengar ada yang mengetuk pintu. kemudian Hasan pun mempersilahkan untuk masuk. setelah dilihatnya ternyata yang datang adalah Lidya disertai dengan bosnya, kemudian mereka pun bersalaman. bosnya Hasan bernama pak Jon. dengan ramah pak John berkata " bagaimana kabar pak Hasan sekarang apakah sudah membaik?" hasan pun menjawab Alhamdulillah sudah pak tinggal pemulihan aja pa. oh iya pak maaf ya saya belum bisa masuk kantor , sebetulnya saya ingin segera masuk kantor namun harus bagaimana lagi ya kalau keadaannya begini". kemudian pak Jon berkata lagi "tidak apa-apa pak Hasan yang penting sehat dulu masalah kerjaan mungkin bisa di handle sama yang lain, namun untuk sekarang kemungkinan pak Hasan harus istirahat aja dulu di rumah ntar kalau udah sembuh baru telepon lagi saya dan datang ke kantor". Hasan hanya bisa mengangguk dia tak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
Sebagai karyawan yang sudah agak lama bekerja di tempat pak Jon Hasan paham betul dengan sifat pak Jon.
Sementara itu Lidya hanya diam ia tidak berkata apapun, matanya hanya melihat Hasan dengan sedikit kekecewaan. ia kecewa setelah mengetahui bahwa Hasan adalah seorang pembohong dan penjahat cinta. dirinya telah dinodai akibat pergaulan bebasnya dengan Hasan pada waktu dulu meskipun tidak sampai hamil.
Di Tengah keheningan kemudian pak John berkata" pak Hasan sebelumnya saya minta maaf atas keputusan saya yang akan saya berikan kepadamu. dikarenakan keadaan pak Hasan untuk saat sekarang ini belum sembuh dan belum bisa melakukan aktivitas, maka demi kelancaran dan kemajuan perusahaan kami menggantikan posisi pak Hasan oleh Ferdi, bagaimana apakah bapak setuju?". Dengan berat hati Hasan pun menyetujuinya. kemudian pak John menyambung lagi ucapannya "kalau udah setuju ini surat yang harus ditandatangani oleh pak Hasan, silakan tanda tangan!"pak John melirik ke arah Lidya sebagai tanda isyarat supaya membawa berkasnya. Lidya pun menyerahkan map berwarna merah yang berisi surat perjanjian pemutusan ketenaga kerjaan. tak lama kemudian Hasan pun menandatanganinya.
dengan demikian kini Hasan bukan lagi karyawan di perusahaan pak Jon, maka dari itu mulai besok Hasan harus keluar dari rumah sakit, karena jatah masa pembiayaan rumah sakitnya sudah selesai selama satu bulan.
sebelum pulang pak Jon menyerahkan sebuah amplop yang berisi uang pesangon kepada Hasan lalu berkata "pak Hasan ini ada uang sedikit sebagai rasa terima kasih atas kinerja pak Hasan di perusahaan kami mohon diterima ya". Hasan pun menerimanya sambil bersalaman.
Setelah urusan selesai kemudian pak Hasan dan Lidya pun pergi meninggalkan rumah sakit.
kehidupan Hasan sekarang sangatlah menyedihkan ibarat kata mengatakan sudah jatuh ketimpa tangga
Keesokan harinya Hasan pun mulai siap-siap untuk pulang ke kampung halaman setelah satu bulan dirawat di rumah sakit di Jakarta. dengan mobil grab yang dipesan oleh saudara Hasan Mereka pun akhirnya berangkat menuju kampung halaman.
Lalu lintas di jalanan pada waktu itu sangat ramai, kemacetan terjadi di mana-mana. mobil yang ditumpangi oleh Hasan pun tak luput dari terjebak macet.
Lima jam kemudian akhirnya mereka pun sampai di tujuan, mereka tiba pada sore hari kampung halamannya.
