NovelToon NovelToon
Waffle Caramel

Waffle Caramel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Teen School/College / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:690
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Rin yang terpaksa harus merubah penampilannya saat berada disekolah barunya sebagai siswa pindahan, dikarenakan sebuah kejadian yang membuatnya tak sadarkan diri dan dirawat dirumah sakit.

Disekolah baru ini, Rin harus mengalami drama sekolah bersama primadona kelasnya serta dengan adik kelasnya. Serta rahasia dari sekolah barunya, bersama dengan identitasnya yang ingin diketahui teman-teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Murid Pindahan

Musim semester baru telah sebulan berjalan, kegiatan belajar mengajar sudah mulai terlihat lebih efektif. Tugas, latihan maupun PR juga sudah diberikan masing-masing guru mata pelajaran, bahkan murid-murid di tahun pertama pun sudah banyak mendapatkan tugas sekolah mereka.

Disini bukan sekolah negeri, umum, swasta, ataupun khusus seperti sekolah pada umumnya, di sekolah ini siswa-siswi nya di tuntut untuk bisa menguasai seluruh bidang mata pelajaran baik itu pelajaran akademik ataupun pelajaran ekstra, meski sekolah ini bisa dibilang sebagai sekolah Swasta khusus dibandingkan dengan sekolah swasta pada umumnya.

Di sekolah ini kebanyakan di isi oleh anak-anak orang yang berada, hanya dari kalangan menengah ke atas yang ada di sini. Namun, di sini juga menerima siswa dari beasiswa, baik itu di bidang akademik maupun di bidang non-akademik, namun hanya 10% untuk mengisi daftar beasiswa itu setiap tahunnya.

Ujian seleksi penerimaan siswa baru juga bukan sekedar penerimaan berkas atau hanya mengisi lembar jawaban yang disediakan oleh pemerintah untuk ujian Nasional. Beberapa soal dibuat khusus oleh beberapa pengajar yang tingkatannya setara dengan soal perkuliahan.

Penyeleksian secara ketat bukan hanya dilihat dari objektif berkas mereka, di sekolah ini benar-benar skill dan ilmu yang mereka miliki dipertaruhkan untuk mengisi slot bangku yang dinyatakan lolos dan juga penyeleksian untuk menerima full beasiswa akademis.

Jadi bukan hanya sekedar angan atau hanya coba-coba mendaftar disekolah ini hanya bermodalkan pengetahuan yang terlalu dangkal ataupun hanya keinginan untuk menikmati fasilitas didalam sekolah ini.

Mereka yang hanya melihat betapa bagus dan elitnya dapat bersekolah di tempat ini, langsung pupus setelah mengetahui seberapa ketat penyeleksian penerimaan siswa baru dari tahun ke tahunnya.

Sebaliknya, jika mereka yang bertekad dan mengulas semua ilmu yang mereka punya bertujuan untuk menjadi yang terbaik saat penerimaan, mulai menunjukan persaingan mereka dalam meraih hal itu demi bisa lolos dan diterima disekolah itu.

Mengulas dan menambah ilmu mereka tidak mengenal bahwa mereka itu bagian dari golongan anak-anak orang kaya atau dari kalangan bawah, ujian penerimaan disekolah ini tidak memandang hal tersebut, namun seberapa mampu mereka untuk menyelesaikan masalah saat mereka menerima ujian masuk.

...***...

~Di kelas 2-2~

Kebisingan yang selalu terjadi di kelas ketika guru tak ada, sibuk dengan dunia mereka masing-masing, mendengar musik, ngerumpi, ataupun dengan hal lainnya, sudah menjadi rutinitas buat mereka dan hal itu tidak menjadikan sebuah gangguan buat mereka.

“Hei ... hei, kalian tahu nggak tempat yang lagi banyak dibicarain orang-orang?” tanya Olive ke teman-temannya.

“Tempat apa yang lagi di bicarakan orang-orang?” tanya Karin Bingung.

“Hmm ..." Tania memutar otak dia mengingat tempat apa itu.

"Oh ... kafe yang baru buka itu, kan.” jawab Tania.

“Yuph... benar, kafe itu.” ujar Olive membenarkan jawaban dari Tania.

“Memangnya ada apa di sana?” tutur Karin Polos.

“Makanan di sana enak loh, apalagi manisannya, bikin ngiler.” jawab Tania.

“Apalagi di sana, pegawai-pegawai kafenya cakep, masih muda pula.” sambung Sonya dengan ekspresi wajahnya yang merona.

“Oh gitu ya.” jawab Karin datar.

“Gimana kalau pulang sekolah nanti kita kesana?” tanya Olive.

“Boleh tu, kamu ikut kan Rin?” ajak Tania ke Karin.

“Ikut ya Rin, ya, ya, ya.” melas Sonya ke Karin.

“Oke deh aku ikut.” jawab Karin.

“Ami, kamu ikut juga ya.” ajak Tania ke Ami yang duduk di dekat mereka.

“Aku nggak ikut deh, nggak cukup uangku buat kesana soalnya.” jawab Ami.

Ami yang merupakan salah satu siswa yang dari 10% penerima beasiswa dan juga kepintaran dirinya juga mendukung hal itu. Meski biaya kehidupan dia selama di akademi ditanggung semua, dia masih tetap menyisih kan uang buat keperluan pribadi dia.

“Kalau masalah itu kamu nggak usah dipikirin, nanti Olive yang bayar punya kita.” tutur Karin.

“Eh, aku ....” tutur Olive yang langsung tercengang mendengar ucapan Karin.

“Kan, kamu yang mengusulkan ke sana, jadi kamu yang traktir kami, hehehe ....” sambung Sonya.

“Iya deh.” balas Olive pasrah.

“Jadi mau ikut kan Mi, kami maksa ni.” ajak Olive ke Ami.

“Oke deh, kalau kalian maksa, aku ikut.” jawab Ami pasrah atas ajakan temannya itu.

“Sip deh Ami. Eh tapi jangan aku semua yang bayar.” tutur Olive.

“Iya, iya, kami bantu nanti ....” jawab Tania.

"Aku juga bakalan bayar semampu ku saja ya, nggak enak kalau kalian semua yang bayar." ujar Ami.

"Nggak usah dipikirin benar Mi, nikmatin aja traktiran kami." balas Olive.

"Jadi benar, kan, kamu yang bayar semuanya." timpal Sonya menggoda Olive lagi.

Olive langsung memasang wajah cemberutnya dan hal itu membuat mereka tertawa.

“Oh ya, ngomong-ngomong, sudah jam segini kok Ibunya belum masuk, biasanya 5 menit sebelum bel masuk sudah ada di kelas Ibu nya.”

“Mungkin Ibunya cuti sakit.” timpal Ami.

“Bisa jadi tu.”

Tidak beberapa lama kemudian, suara pintu di buka membuat mereka terkaget, mereka langsung kembali ke tempat duduk mereka masing-masing. Suara bising tadi seketika itu langsung sunyi dengan mereka yang sudah duduk diam dibangku mereka masing-masing.

Ibu Ambar yang merupakan wali kelas di kelas 2-2 masuk dan menuju ke mejanya. Meletakkan tas dan juga beberapa buah buku diatas meja dia.

Ketua kelas mulai melakukan tugasnya.

“Berdiri, beri salam.”

Semua murid berdiri dan mulai memberikan salam.

“Selamat pagi Bu.” ucap seluruh siswa.

“Duduk.” sambung ketua kelas.

Setelah instruksi itu, mereka kembali duduk dan berdiam diri, namun beberapa diantara mereka mulai berbisik satu sama lainnya.

“Hei, dari tadi aku penasaran dengan meja kosong yang di sana.”

“Hei Ardi, anak surat kabar nggak dapat berita tentang tu meja.” tanya Olive yang duduk di sebelah Ardi.

“Nggak ada dapat kabar apapun.” Jawab Ardi.

Obrolan mereka seketika itu langsung terhenti ketika Ibu Ambar angkat bicara, dan mereka langsung terdiam menatap kearah Ibu Ambar.

“Baik anak-anak, semuanya harap tenang.” ujar Ibu Ambar.

“Hari ini kita kedatangan teman baru. Nak, ayo masuk.” tutur Ibu Ambar menyuruh siswa baru itu untuk masuk ke kelas.

Mereka yang di kelas mulai paham atas pertanyaan mereka mengenai meja yang kosong itu. Siswa baru itu perlahan melangkah, berdiri didepan kelas, disamping meja Ibu Ambar.

Melihat penampilan anak baru itu, kegaduhan mulai terjadi lagi didalam kelas itu, sebagian dari mereka spontan berteriak....

“Eh ... cupu ....” tutur mereka di iringi dengan gelak tawa.

Brakk ....

Seketika seisi kelas terdiam terkejut saat melihat Ibu Ambar yang memukul meja, kemudian Ibu Ambar menyuruh siswa baru itu untuk memperkenalkan dirinya.

“Nama saya Rin, Rin Astav, salam kenal.” ujar Rin sembari memberi senyuman.

Mereka memperhatikan siswa baru itu yang suaranya tak seculun penampilan dirinya, yang biasanya tergagap saat berada didepan kelas.

*

*

1
Hafin lubi
eh kukira berpenampilan coolkids
Mary_maki
Cerdik dan mengejutkan
Shinn Asuka
Gak nyangka! 😱
Dwi Rhea: apa nih yang nggak disangka?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!