Daren begitu tergila-gila dan rela melakukan apa saja demi wanita yang di cintainya, Tapi cintanya tak terbalas, Sarah yang di cintai Daren hanya mempunyai secuil perasaan padanya, Di malam itu semua terjadi sampai Sarah harus menanggung akibat dari cinta satu malam itu, di sisi lain keduanya mau tidak mau harus menikah dan hidup dalam satu atap. Bagaimana kelanjutan kisah Mereka. akankah Daren bisa kembali menumbuhkan rasa cinta di hatinya untuk Sarah? Dan apakah Sarah bisa mengejar cinta Daren?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon II, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Itu Sudah Tidak Ada
Ini adalah kelanjutan cerita Dari Novel. Kinan Si Gadis Belia. Mohon untuk membaca dulu karya itu biar kalian ngerti ke mana arah cerita Daren dan Sarah, loncat di eps terakhir juga boleh atau dari awal biar kalian paham dan ga ngerasa ada yang aneh. Terimakasih.
❤️❤️
Empat tahun silam...
"Daren, bisakah kamu datang? Aku ada di salah satu cafe." Sarah terlihat tak bersemangat, menatap langit yang sedikit mendung.
"Kamu ada di bandung, Sarah? Sejak kapan?"
"Bisa kamu jangan bertanya dulu, aku sedang kesal." Lagi Sarah bersuara sedikit nyaring membuat Daren di sebrang sana bergegas meninggalkan pekerjaannya, Demi Sarah semua akan di lewati.
Beberapa menit kemudian Mobil hitam terparkir di depan Cafe yang mana Sarah sudah mengirim alamat kepada Daren.
Daren berlari masuk ke dalam Cafe. Celingukan mencari Sarah yang mana tengah duduk di ujung ruangan, Daren tersenyum bahagia, Sarah yang di cintainya begitu sadar telah menghubunginya dan memintanya datang.
"Hai Sarah." Daren menyapa dari belakang, menggeser kursi lalu duduk berhadapan.
Sarah samar tersenyum melihat kedatangan Daren, terlihat wanita cantik itu tak bersemangat menjalani hari persis seperti cuaca di luar.
"Kamu sedang apa di Bandung?" Tanya Daren, yang di ingatnya Sarah tak mempunyai sanak saudara di kota kembang, kecuali Daniel temannya yang tidak lain adalah pacar Sarah.
Daniel adalah teman Daren dari jaman sekolah di global School yang mana terletak di kota Jakarta, ketiganya bersekolah di satu tempat, Kebetulan Sarah adalah adik kelas mereka. Daniel dan Sarah sudah berpacaran empat tahun lamanya, Tapi Daniel memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri meninggalkan Sarah dengan cintanya.
Daren yang selalu ada di saat Sarah kesepian menunggu Daniel senantiasa menemani, tanpa Sarah sadari Daren menyimpan perasaan lebih tapi adanya Daniel membuat Daren hanya bisa mengagumi dalam hati.
"Kamu tau kan, kalau aku merindukan Daniel aku akan datang ke Bandung."
Daren hanya mengangguk sembari meneguk kopi kesukaannya. Kopi luwak berkualitas tinggi.
"Sampai kapan kamu akan menunggu Daniel? Dia masih belum memberi sinyal akan kembali." Daren melirik Sarah sekilas. Sedangkan Sarah asik menatap kopi miliknya.
Sarah tak memberi jawaban, Membuat Daren menghela napas panjang, bersandar menunggu Sarah bersuara.
Ada aku di sini, aku selalu ada untukmu, tapi kamu tak pernah melihat aku, Hanya Daniel dalam hatimu tidak adakah kamu melihat aku di sini.
"Daren?" Panggil Sarah..
Daren segera bangkit. "Katakan? Apa kamu mau aku temani jalan-jalan keliling Bandung? Aku-
Kalimat Daren terhenti ketika Sarah tiba-tiba menggenggam tangannya. "Aku sangat kesepian, mulai hari ini mau ga kamu jadi pacar aku?"
Daren mematung pada awalnya tak percaya dengan ucapan yang terlontar dari mulut Sarah. Tanpa berpikir panjang Daren mengangguk setuju.
Hubungan penuh rahasia itu berlanjut sampai setengah tahun lamanya, Bersama Daren kekosongan Sarah tanpa Daniel sang kekasih tergantikan, Entah apa yang ada dalam pikiran Daren mau menjadi kekasih gelap seorang Sarah. Di manapun dan kapanpun Daren siap menemani Sarah dan selalu ada. Ketika bertemu keluarga atau teman keduanya kompak mengatakan hanya berteman dan saling mendukung, Keduanya pintar menyembunyikan hubungan itu.
Daren seperti hidup kembali, cinta pertamanya hanya untuk Sarah dan hanya Sarah, tak ada lagi, Ketika mencintai satu wanita, Daren akan mengejar sampai kapanpun, menunggu dengan sabar bahkan bisa berbuat nekad hanya demi sang gadis yang di cintai.
Kebahagiaan dan rasa cinta yang memenuhi relung hati harus berakhir di hari itu. Daren membisu dengan ponsel menempel di telinga.
"Daren aku ingin meminta maaf, sepertinya hubungan kita harus di akhiri, Daniel akan kembali, Daren, demi tuhan aku sangat bahagia." Ucap Sarah tanpa ada rasa bersalah. Terdengar suara tawa darinya yang mana membuat Daren mengepalkan tangan.
"Selama ini kamu janji akan mempertahankan hubungan Kita Sarah."
"Dari awal aku sudah katakan, hubungan ini hanya hubungan biasa, kita saling membutuhkan ketika kita ingin, jadi aku ingin meminta maaf, sekali lagi meminta maaf."
Tut....Tut.... Panggilan terputus.
Daren menatap ponselnya dengan wajah penuh amarah, begitu putus asa membanting ponselnya sampai hancur dan meninggalkan gelak tawa di sana.
"Demi Tuhan, Sarah, aku tidak akan melupakan semua ini."
Berbulan di lewati, tak ada kabar berita sebelumnya, Daren di kejutkan dengan kabar pernikahan Daniel dengan seorang wanita misterius bernama Kinan, hal itu membuat Daren terguncang lagi bahagia, Jika Daniel menikahi wanita lain itu artinya Sarah bisa menjadi miliknya. Sarah pasti akan kembali padanya.
"Itu sudah di pastikan, Sarah aku yakin kamu akan kembali menjadi milik ku."
Bukan hanya kabar pernikahan yang di dengar Daren, tapi ada kabar duka dari sang teman. Kecelakaan yang merenggut nyawa Pak Teo ayah Daniel membuat Daren iba, sedikit lengah dan mendukung Sarah pada akhirnya untuk bisa kembali pada Daniel, merebut dari istrinya, Akan tetapi kebenaran dalam pernikahan itu sontak saja membuat Daren menjadi lain , diam-diam hatinya berbalik arah mencintai Kinan, istri Daniel.
Perjuangannya untuk mendapatkan Kinan berakhir dengan kekalahan telak, di mana Kinan masih mencintai Daniel dan mereka kembali bersama setelah satu tahun memilih untuk bercerai, Daren kembali harus menelan pil pahit dengan kisah cintanya yang amat tragis.
Hotel Horison.
Daren dan Sarah menghabiskan malam yang menyedihkan setelah menghadiri resepsi pernikahan Daniel dan Kinan berkedok reuni, keduanya asik memadu kasih untuk melampiaskan kesedihan, Daren yang di kuasi minuman sudah merenggut masa depan Sarah yang cerah. Sedangkan Sarah hanya tergeletak di lantai dengan berbalut selimut.
Paginya Daren yang sudah sadar segera meninggalkan Hotel membiarkan Sarah sendirian di sana. Daren tancap gas untuk kembali ke Apartemen.
Di apartemen Daren di kejutkan sosok laki-laki yang mana itu adalah sang ayah.
"Dari mana kamu Daren?" Tanya laki-laki berwajah bule itu, ia tengah duduk di area makan dengan secangkir teh dan sepotong roti. Sepertinya ayah Daren sedang menikmati sarapan.
Daren sedikit terkejut. Tanpa membuang waktu segera menghampiri sang ayah lalu menyalaminya. "Ayah ga bilang mau datang?" Daren lantas duduk dengan wajah kusut.
"Ayah sudah telepon kamu, tapi ga kamu angkat. Dari Bandung ayah langsung ke resepsi pernikahan Daniel dan Kinan."
Daren menjadi lebih murung, ia sibuk meneguk teh buatan sang ayah.
Pak Darwin samar tersenyum melihat bagaimana Daren bertingkah datar. "Sudah cukup kamu mengejar Kinan, Dia bukan lagi wanita yang pantas kamu kejar."
Daren menghela napas berat, tak sanggup jika harus memberi jawaban atas pertanyaan itu, hatinya terlalu sakit, begitu terluka jelas meninggalkan bekas memar di hatinya. Kinan sudah kembali menjadi istri Daniel, Sungguh kenyataan pahit yang sukar di terima.
Segera Pak Darwin bangkit, menepuk pundak Daren. "Sudah waktunya kamu menikah. Tapi bukan dengan Kinan, ayah sudah mencari sosok perempuan yang cocok buat kamu, Ayah dan orang tua gadis itu sudah sepakat."
Daren nampak tak percaya dengan kabar yang mana membuatnya mematung, lidahnya kelu untuk sekedar bertanya pun rasanya sulit.
Pak Darwin melanjutkan. "Pak Anjas, Ayah Sarah sudah setuju dengan pernikahan ini, di samping itu ayah juga sudah mengeluarkan uang cukup besar untuk membantu perusahaan Astraa internasional, kamu harus tau perusahaan itu sedang bermasalah, hal ini belum tercium banyak orang termasuk media, ayah harap kamu bersedia untuk menikahi Sarah, wanita yang kamu cintai, anggap ini hadiah dari ayah untuk kamu,"
Setelah membuat Daren terguncang seorang diri, Pak Darwin melenggang pergi meninggalkan Daren yang diam mematung. Tanpa sadar Daren mengepal gelas begitu kuat sampai berserakan dan melukai tangannya, tetesan darah segar di tatapnya dengan wajah lesu.
"Sarah sudah tidak ada lagi dalam hati Daren, Ayah."