Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Ketularan Usil
Dika dan Silvi langsung berenti berjalan dan mengarahkan pandangan ke arah sumber suara dan melihat mamanya Silvi memanggil mereka dari dalam mobilnya
"Dika, sepertinya lain kali saja ya karena mama Silvi sudah datang untuk menjemput Silvi"
"Oh iya tidak apa-apa Silvi, lain kali saja karena besok kan kita bertemu lagi"
"Jangan marah ya tampan"
"Ya Bidadari cantik"
"Hei ada apa ini?"
Tiba-tiba mama Silvi sudah ada berada dekat mereka tanpa mereka berdua sadari hingga mereka seperti tidak.bisa bicara apa-apa lagi menyapa mamanya Silvi
"Hei mama"
"Tante"
"Kami pikir masih dalam mobil"
Silvi dan Dika sama-sama terkejut kalau tiba-tiba mamanya Silvi sudah berada di belakang mereka padahal sebelumnya masih berada di mobil dan tidak menyangka kalau akan turun dan menjumpai mereka berdua yang lagi saling memuji seolah-olah mereka berdua sudah pacaran lama sampai mamanya Silvi mendengar kata-kata mereka berdua dan mencoba menjawab kata-kata Silvi
"Habisnya lama kali jadi mama ingin tahu apa yang kalian bicarakan ternyata kalian pacaran ya?"
Dika dan Silvi jadi saling pandang karena mereka belum ada bicara kesana dan bisa jadi lagi pendekatan hingga mereka bingung mau menjawabnya sedangkan mama Silvi terus bicara seperti menasehati mereka berdua
"Sebaiknya jangan pacaran dulu karena kalian masih baru masuk SMA, nanti tidak bisa jaga diri, sekolah dulu yang bagus!"
"Iya tante"
"Iya ma"
"Ayo Silvi kita langsung pulang karena sekarang kan masih ujian jadi lebih utama belajar daripada berdua-dua seperti orang yang sudah dewasa saja"
"Iya ma"
Mamanya Silvi langsung mengajak anaknya naik mobil mereka sedangkan Silvi merasa tidak enak sama Dika karena nada bicara mamanya Silvi seperti marah dengan Dika walaupun kalau di simak sebagai orang tua wajar bila menasehati anaknya agar mereka tidak berhubungan terlalu jauh apalagi bagi mamanya Silvi, anaknya seorang gadis yang cantik. Bisa saja kuatir kalau salah jalan
Sementara itu Dika hanya tertawa saja kalau dikatakan pacaran sama Silvi walaupun dia suka tapi belum terpikir untuk kearah yang jauh selain masih ingin dekat saja hingga akhirnya dia memesan ojek online untuk segera pulang ke rumahnya.
"Ya sudahlah, mungkin benar kata mamanya Silvi, sebaiknya fokus untuk belajar apalagi sekarang masih ujian jadi jangan berduaan"
Dika mengangguk setuju walaupun diakui terasa tidak enak mendengarnya kalau sudah dianggap terlalu jauh tapi dia tidak mau berdebat atau membantahnya karena tidak ada gunanya hingga akhirnya Dika tertawa sambil mengaruk-garuk kepala yang sebenarnya tidak gatal hingga dia berpikir sendiri
"Kenapa ya aku suka menggaruk kepala?, padahal kan tidak gatal ya"
Dika berpikir sendiri hingga dia tertawa sendiri sambil menunggu ojek online yang sudah dia pesan
Tidak beberapa lama Ojek yang dipesan sudah datang hingga akhirnya sampai di rumah Dika untuk bisa segera istirahat dan fokus belajar untuk ujian selanjutnya hingga tidak terasa ujian sudah hampir dua minggu berlalu
"Akhirnya ujian selesai"
Dika bicara sambil tersenyum melihat soal dan lembar jawaban yang sudah dia kerjakan untuk segera dia kumpulkan sedangkan Dika coba melihat Citra yang sudah tidak mengandalkan kertas jawaban lagi begitu juga dengan teman-teman Dika yang suka berbuat curang, sepertinya mereka sudah sadar sedangkan sampai hari ini, tidak ada satupun yang tahu kalau yang membuang kertas jawaban mereka adalah Dika
"Alhamdulillah kalau mereka sudah berubah dan tidak melakukan kecurangan sampai hari ini"
Dika tersenyum cerah karena baginya sikap usilnya kali ini adalah usaha untuk merubah orang menjadi baik dan dia yakin kalau usil yang seperti ini tidak apa-apa dan tidak merugikan orang lain kecuali orang yang berbuat curang
"Sekarang mereka sudah berubah jadi baik dan bentar lagi akan liburan panjang. Aku bisa liburan sama Papa Mama kerumah nenek di desa yang udaranya masih segar dan sejuk sekalian lihat lihat cewek desa yang cantik cantik,"
Dika bicara dalam hati sambil mengumpulkan kertas ujian kepada guru pengawas ujian dan keluar dari kelas. Lalu melihat kawan kawan yang masih terlihat sibuk mengerjakan ujian sementara Dika dengan senyum bahagia melihat kembali kawan kawannya yang sudah tidak membuat kertas contekan lagi dan mungkin sudah mendapat petunjuk dan hidayah dari Yang Maha Kuasa
"Amin ya Allah"
Dika mengaminkan kata hatinya Sambil membetulkan tas sandangnya untuk segera keluar dari dalam kelas serta melihat Irda, Silvi, dan Farisa baru keluar dari dalam kelas hingga timbul sikap usilnya lagi
"Hei awas, lompat!"
Dika berteriak kepada ketiga cewek cantik yang baru keluar dari dalam kelas hingga mereka terkejut dengan reflek ketiga cewek cantik, imut-imut mempesona bagaikan Bidadari ini pun melompat sebagaimana yang ditriakan Dika kepada mereka.
"Ada apa sih"
"Iya kenapa kita harus melompat"
"Benar, kenapa ya"
ketiga cewek itupun heran dan saling berkomentar karena tidak ada apapun yang harus dilompati tapi kenapa mereka mau saja diteriaki untuk melompat sementara yang meneriaki lompat sudah lari meninggalkan mereka.
"Hei kemana Dika"
Irda jadi bingung kenapa Dika berlari meninggalkan mereka
"Artinya Dika sudah mengerjai kita"
Farisa langsung mengambil kesimpulan dengan apa yang telah dilakukan oleh Dika hingga ketiga cewek cantik ini pun tertawa karena mereka mau saja dikerjai oleh Dika yang sebenarnya mereka mulai sedikit curiga kalau yang selama ini suka usil kepada kawan kawannya selama ini adalah Dika tapi mereka tidak memiliki bukti
"Hei lompat"
Irda tiba-tiba teriak kepada Faturrahman dan Sangaji yang baru keluar dari dalam kelas hingga
dengan reflek Faturrahman dan Sangaji juga melompat sebagaimana diteriakan Irda yang membuat Silvi dan Farisa tertawa terpingkal pingkal melihat Sangaji dan Fatur melompat sambil bicara
"Lompat"
"Ya lompat"
Hingga kelihatannya jadi lucu bahkan seolah-olah melihat parodi kelucuan yang dibuat sama Sangaji dan Fatur bahkan mereka saling berpegangan tangan agar tidak terjatuh hingga suasana jadi penuh jadi rame sampai-sampai yang ada didalam kelas melihat mereka keluar ketika mereka sudah selesai ujian
"Ada apa ini?"
"Iya ada apa ya?"
Suasana jadi tambah rame dengan pertunjukan spontan antara Fatur dan Sangaji bahkan Sangaji dan Fatur menyuruh orang yang baru keluar dari.kelas untuk melompat seperti mereka hingga mereka ketularan usil yang dibuat Dika, sampai akhirnya ke Irda dan tidak tahu kenapa kalau Sangaji dan Fatur ikut-ikutan ketularan usilnya Dika yang disampaikan oleh Irda.
"Awas lompat!"
Sementara Irda juga berlari mengikuti cara Dika yang melarikan diri setelah meneriaki kawan-kawannya untuk melompat hingga Fatur dan Sangaji teriak.kepada Irda yang berlari hingga mereka juga ikutan berlari sebagaimana yang dilakukan oleh Irda sambil teriak
"Hei, Irda mau kemana!"