Cerita Tiger and Crane mengikuti kisah seorang anak bernama Hu Zi yang merupakan seorang anak yatim piatu yang cerdas dan ceria. Namun, suatu hari ia tak sengaja menelan mutiara merah, sebuah harta dari energi Yang terdalam. Kejadian ini, lantas menuntun dirinya kepada seorang master iblis yang suram bernama Qi Xuao Xuan. Dalam dunia hantu dan setan, kepribadian antara Hu Zi (Jiang Long) dengan Qi Xuao Xuan (Zhang Linghe) adalah dua pemuda yang memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka akhirnya terpaksa berpetualang bersama karena mutiara merah. Sedangkan Hu Zi dan Qi Xuao Xuan yang diawal hubungan saling membenci menjadi bersatu hingga bersinar satu sama lain. Terlebih setelah mereka melalui banyak ujian hidup dan mati, membuat keduanya tumbuh menjadi lebih kuat satu sama lainnya. Hingga suatu hari, Qi Xuao Xuan masuk penjara karena melindungi Hu Zi. Hu Zi beserta teman-temannya akhirnya mengikuti seleksi nasional untuk master iblis, yang pada akhirnya mereka justru mengungkap konspirasi besar yang merupakan sebuah kebenaran seputar perang iblis yang telah terjadi pada 500 tahun lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemburu dalam Kegelapan
Keheningan malam yang memeluk hutan tiba-tiba terasa lebih berat. Udara dingin yang sebelumnya menenangkan kini membawa aroma asing, seperti darah yang baru mengering. Qi Xuao Xuan menghentikan langkahnya sejenak, matanya menyipit tajam ke arah kegelapan di sekeliling mereka.
"Kita diawasi," gumamnya, tangannya sudah menggenggam pedangnya dengan erat.
Yan Zhao tidak terlihat kaget. Ia hanya melirik Qi Xuao Xuan sambil tersenyum kecil. "Kau cepat menyadarinya. Tapi jangan panik. Mereka hanya sedang mengukur kita."
Hu Zi, yang berjalan di belakang, menelan ludah dengan gugup. "‘Mereka’? Siapa ‘mereka’ itu?"
"Seseorang yang menginginkan mutiara merah dalam dirimu," jawab Yan Zhao tanpa nada keraguan sedikit pun. "Dan jika aku menebak dengan benar, mereka adalah pemburu bayaran dari dunia iblis."
Ucapan itu membuat Hu Zi merasa darahnya berdesir. "Pemburu bayaran?!" serunya, hampir kehilangan keseimbangan.
"Tenang, Hu Zi," kata Qi Xuao Xuan sambil menoleh sekilas. "Panikan hanya akan membuat kita lebih lemah."
Yan Zhao mengangkat tongkat kristalnya, membuat lingkaran cahaya kecil menyala di sekitarnya. "Kita harus terus berjalan. Hanya masalah waktu sebelum mereka berhenti bermain-main dan mulai menyerang."
Namun sebelum mereka sempat bergerak lebih jauh, bayangan besar melesat dari balik pepohonan. Kecepatan makhluk itu seperti angin, dan dalam sekejap, ia sudah berdiri di hadapan mereka. Makhluk itu adalah seorang pria tinggi dengan tubuh berotot dan kulit sehitam malam. Matanya bersinar merah menyala, dan ia memegang kapak besar yang tampak seperti bercampur dengan duri-duri tajam.
"Akhirnya aku menemukan kalian," kata pria itu dengan suara berat yang bergema di udara. Ia menatap Hu Zi dengan senyuman penuh kemenangan. "Kau... si pembawa mutiara. Aku sudah mencarimu selama berminggu-minggu."
Hu Zi mundur dengan panik, tapi Qi Xuao Xuan segera melangkah maju, melindunginya. "Kalau kau mencari masalah, kau datang ke tempat yang tepat."
Pria itu tertawa keras, suaranya menggema seperti guntur. "Masalah? Aku hanya menjalankan tugas. Kalian tidak perlu melawan. Serahkan bocah itu dan mutiara merahnya, maka aku akan membiarkan kalian hidup."
Yan Zhao hanya berdiri diam, matanya menatap pria itu dengan tenang. "Kau terlalu percaya diri jika berpikir kami akan menyerah semudah itu."
Pria itu mendengus, melirik Yan Zhao dengan penuh ejekan. "Penjaga keseimbangan? Hah, aku sudah mendengar tentangmu. Tapi kau tidak akan menghalangiku. Kali ini, aku akan membawa mutiara itu!"
Sebelum ada yang sempat merespons, pria itu melompat dengan kapaknya, menyerang Qi Xuao Xuan dengan kekuatan yang luar biasa. Qi Xuao Xuan mengangkat pedangnya tepat waktu, menangkis serangan itu dengan dentuman keras yang membuat tanah di bawah mereka bergetar.
"Hu Zi! Pergi dari sini sekarang!" teriak Qi Xuao Xuan sambil menahan tekanan dari kapak besar itu.
"Tidak!" balas Hu Zi dengan suara gemetar. "Aku tidak bisa meninggalkan kalian!"
"Kalau begitu, kau lebih baik bertarung!" teriak Qi Xuao Xuan, mendorong pria itu mundur dengan satu gerakan kuat.
Yan Zhao melangkah maju, tongkat kristalnya menyala terang. "Kita tidak bisa melawan dia terlalu lama. Dia hanyalah satu dari mereka. Pasti ada lebih banyak lagi yang menunggu di kegelapan."
Pria itu tertawa lagi, kali ini dengan nada lebih dingin. "Kau benar. Aku tidak datang sendirian."
Dari balik pepohonan, beberapa sosok lain mulai muncul. Mereka adalah makhluk-makhluk aneh dengan tubuh yang tampak seperti campuran manusia dan hewan, mata mereka bersinar merah seperti pria pertama. Mereka membawa berbagai senjata, dari tombak hingga belati, dan semuanya memancarkan aura haus darah.
"Kita terpojok," bisik Hu Zi, napasnya semakin cepat.
"Tidak, kita hanya diuji," jawab Yan Zhao. Ia mengetuk tongkatnya ke tanah, dan sebuah lingkaran pelindung muncul di sekeliling mereka. "Lingkaran ini akan melindungi kita untuk sementara, tapi aku butuh waktu untuk memperkuatnya. Qi Xuao Xuan, tahan mereka selama mungkin!"
Qi Xuao Xuan mengangguk tanpa ragu, langsung melompat ke arah musuh. Pedangnya berkilauan dalam cahaya bulan, memotong makhluk-makhluk yang mendekat dengan gerakan yang cepat dan mematikan.
Hu Zi, di sisi lain, merasakan energi dari mutiara merah mulai bergerak lagi di dalam dirinya. Ia mencoba mengendalikannya, memanggil kekuatan itu seperti yang ia lakukan sebelumnya. Namun, rasa panas yang membakar tubuhnya membuatnya ragu.
"Ayo, Hu Zi!" seru Yan Zhao, suaranya penuh desakan. "Ini saatnya kau belajar menghadapi ketakutanmu. Gunakan kekuatan itu, atau kita semua akan mati di sini!"
Hu Zi mengepalkan tangannya, menatap ke arah musuh yang mendekat. "Baiklah... aku akan mencobanya!"
Ia menutup matanya, membiarkan energi mutiara merah mengalir ke seluruh tubuhnya. Panas itu semakin intens, tapi kali ini ia mencoba mengendalikan rasa sakitnya. Saat ia membuka matanya, cahaya merah terang bersinar dari tubuhnya, membuat musuh-musuh itu berhenti sejenak.
Pria dengan kapak besar itu menyipitkan matanya, tampak terkejut. "Dia... mulai memahami kekuatannya. Tapi itu tidak cukup!"
Hu Zi mengangkat tangannya, dan sebuah bola energi merah muncul di telapak tangannya. Dengan teriakan keras, ia melempar bola energi itu ke arah musuh. Ledakan besar mengguncang hutan, menghancurkan beberapa makhluk dalam satu serangan.
Qi Xuao Xuan melompat mundur, menatap Hu Zi dengan sedikit kekaguman. "Kau melakukannya, bocah."
Namun, pria besar dengan kapak itu masih berdiri, meskipun beberapa luka terlihat di tubuhnya. "Kau pikir ini cukup untuk menghentikanku?!" teriaknya, melangkah maju dengan penuh amarah.
Yan Zhao, yang sudah selesai memperkuat lingkaran pelindung, berdiri di samping Hu Zi. "Kita tidak perlu melawannya lebih lama. Lingkaran ini cukup kuat untuk membawa kita pergi."
"Cepat lakukan!" teriak Qi Xuao Xuan, mundur kembali ke dalam lingkaran.
Yan Zhao mengetuk tongkatnya ke tanah, dan cahaya putih menyelimuti mereka bertiga. Pria dengan kapak itu berteriak marah, mencoba menyerang mereka, tetapi sudah terlambat. Dalam sekejap, mereka lenyap dari tempat itu, meninggalkan musuh-musuh mereka dalam kehancuran.
Hu Zi membuka matanya, menyadari mereka kini berada di tempat lain—sebuah dataran tinggi yang diterangi cahaya bintang. Ia terjatuh ke tanah, napasnya terengah-engah, tapi ia merasa lega.
"Kita berhasil lolos," katanya, meskipun suaranya lemah.
Yan Zhao menepuk bahunya. "Kau sudah melakukan dengan baik, Hu Zi. Tapi ini baru permulaan. Mereka akan terus mengejarmu, dan kita harus bersiap untuk yang lebih besar."
Qi Xuao Xuan hanya mengangguk, meskipun wajahnya penuh dengan bekas darah dari pertempuran. "Lain kali, kita tidak akan seberuntung ini."
Hu Zi menatap mereka berdua, dan untuk pertama kalinya, ia merasa benar-benar menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Tapi di balik rasa takut itu, ia tahu ia tidak akan menyerah.