Nawang sangat mencintai Rafli namun karena suatu hari Nawang tidur seranjang dengan Aiden kakak dari Rafli membuat kedua orang tua Aiden menikahkan dengan Nawang sering cekcok apakah rumah tangga keduanya akan bertahan atau akan cerai di tengah jalan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa sangat cantik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rafli, Nanti Antar Gue Pulang Ya
Nawang adalah wanita yang sangat mencintai Rafli adik kandung dari Aiden bahkan Nawang adalah sahabat Rafli dari kecil, namun saat Nawang mengatakan cinta kepada Rafli malah Rafli selalu bilang kepada Nawang bahwa Rafli sudah menganggap Nawang saudara sendiri.
Namun Nawang tak pernah menyerah, Nawang selalu berusaha mendekati Rafli, bahkan Nawang sering datang ke rumah Rafli supaya lebih dekat dengan kedua orang tua Rafli.
Nawang pernah mengatakan rasa cintanya kepada Rafli di depan kedua orang tuanya Rafli dan Aiden, hal itu tentu saja membuat kedua orang tua Rafli mendukung Rafli untuk berpacaran dengan Nawang dan menerima cinta Nawang, berbeda dengan Aiden yang tak setuju kalau Rafli berpacaran dengan Nawang.
Nawang semakin kesal dan emosi kepada Aiden setelah Aiden tidak merestui kalau Nawang dan Rafli pacaran, sebelum Aiden mengatakan itu juga hubungan Nawang dan Aiden tak pernah akur dan selalu berdebat.
"Rafli, nanti antar gue pulang ya" ucap Nawang sembari tiduran di sofa yang terletak di ruang tamu milik Rafli, sementara Rafli yang sedang sibuk dengan laptop miliknya langsung menoleh ke Nawang.
"Lo tadi ke sini sendiri Nawang jadi lo harus pulang sendiri jangan minta di antar" bukan Rafli yang menjawab namun Aiden yang sedang fokus menonton televisi di ruang tamu.
Nawang langsung beringsut duduk lalu Nawang langsung melempar bantal ke tubuh Aiden, sementara Aiden langsung berteriak setelah di sentuh oleh bantal yang di layangkan oleh tangan Nawang, sedangkan Rafli geleng kepala melihat tingkah dari Nawang dan Aiden.
"Aiden terserah gue dong, gue pengen di antar sama Rafli, siapa tahu setelah sering bersama membuat Rafli jatuh cinta sama gue" teriak Nawang sambil menatap nyalang ke arah Aiden, sementara Aiden menatap Nawang sambil tersenyum meledek.
"Nawang, gue yakin Rafli ngga bakal jatuh cinta sama lo karena selera Rafli itu wanita yang feminim ngga kayak lo wanita bar bar" jawab Aiden menghina sosok Nawang, mendengar hinaan yang keluar dari mulutnya Aiden membuat Nawang langsung berdiri lalu berlari ke arah Aiden.
Aiden tak mengetahui kalau Nawang sedang berlari ke arahnya karena Aiden kembali fokus menonton TV, setelah Nawang ada di dekat Aiden membuat Nawang langsung menggigit tangan Aiden, hal itu membuat Aiden berteriak kesakitan, sementara Rafli memijat pelipisnya dan Rafli yakin Aiden dan Nawang pasti akan beradu mulut dan berdebat kayak debat capres.
"Nawang, gue bukan daging jadi lo ngga usah gigit tangan gue, kalau lo pengen makan daging mending lo beli daging" teriak Aiden dengan sangat keras dan sangat kencang kini tangannya memegang tangan bekas gigitan dari Nawang, sementara Nawang kini melototkan kedua matanya ke arah Aiden.
"Aiden, gue sudah berkali kali bilang ke lo supaya jangan buat gue emosi, karena kalau lo buat emosi" bentak Nawang sambil berteriak bahkan teriakan Nawang lebih keras dan kencang di banding Aiden, sementara Aiden menatap nyalang ke arah Nawang.
"Nawang, gue sudah berkali kali bilang, kalau lo harus sopan dengan gue karena umur gue lebih tua dari lo, jangan cuma manggil nam doang ke gue, lo bisa manggil gue kak atau abang asal jangan Aiden" bentak Aiden sambil menatap nyalang ke Nawang, sementara Nawang mendelik ke Aiden.
"Aiden, gue ngga mau manggil lo dengan sebutan kak atau abang, karena kelakuan lo masih kayak anak kecil walau umurnya lo lebih tua dari gue jadi mending gue panggil lo Aiden saja" jelas Nawang dengan nada berteriak, sementara Aiden yang akan membalas perkataan Nawang langsung mengurungkan niatnya saat mendengar suara yang sangat familiar.
"Nawang, kak Aiden gue mau ke kamar soalnya ngantuk dengar kalian berdua berdebat, jadi gue mau tidur siang dulu" celetuk Rafli dengan suara lantang, tanpa menunggu jawaban dari Aiden dan Nawang kini Rafli berjalan ke arah kamar miliknya.
"Rafli, lo antar gue pulang dulu, gue mau pulang" teriak Nawang menatap punggung Rafli yang perlahan menjauhi dirinya.
"Nawang, gue mau tidur sebentar soalnya gue ngantuk banget, kalau mau gue antar pulang nanti sore saja" jawab Rafli tanpa menghentikan langkah kakinya.
Nawang menekuk wajahnya sungguh Nawang ingin memaksa kepada Rafli untuk mengantar dirinya saat ini juga, namun karena rasa cintanya kepada Rafli membuat Nawang tak bisa berbuat apa apa.
Tiba tiba telinga Nawang mendengar suara gelak tawa yang sangat keras dan kencang, tentu saja Nawang tahu suara tawa itu berasal dari siapa, Nawang langsung mendelik ke arah Aiden yang sedang tertawa terbahak bahak.
Tanpa pikir panjang dan tanpa menunggu lama Nawang langsung melancarkan aksinya, yaitu menjambak rambut Aiden dengan keras, tentu saja aksi dari Nawang membuat Aiden berteriak sangat keras dan kencang.
"Aiden, ini semua gara gara lo kalau tadi lo ngga bikin emosi dan ngga ngajak debat gue pasti Rafli mau mengantar gue pulang ke rumah sekarang" bentak Nawang sembari masih menjambak rambutnya Aiden, sementara Aiden berteriak dan berusaha melepas kedua tangan Nawang yang melekat di rambutnya.
"Nawang, itu salah lo sendiri kalau lo mau pulang harusnya ngga usah debat sama gue, ngapain malah debat sama gue" bentak Aiden tak terima di salahkan oleh Nawang, sementara Nawang semakin mengencangkan jambakan di rambut Aiden.
"Aiden, yang salah lo karena lo selalu mengajak debat dan bertengkar setiap kali kita berdua bertemu, harusnya lo lebih tua dari gue umurnya malah mengalah ke gue bukan malah kayak anak kecil yang selalu mengajak debat dan bertengkar sama gue" tak henti hentinya Nawang mengomeli Aiden dengan nada berteriak, sementara Aiden masih tetap membalas semua omelan dari Nawang.
Nawang dan Aiden sudah bertengkar selama sekitar dua jam, dan selama itu juga Nawang menjambak rambut Aiden, karena kecapekan berteriak membuat Nawang melepaskan tangannya dari rambut miliknya Aiden.
Aiden rasanya langsung ingin menceburkan diri ke laut karena rasanya sangat perih akibat rambutnya yang di jambak berjam-jam oleh Nawang, karena kecapekan membuat Nawang melangkah ke arah sofa, lalu merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu.
Aiden yang kecapekan langsung berjalan ke arah ruang makan, dirinya berniat makan karena capek habis debat dan bertengkar dengan Nawang apalagi pertengkaran mereka pakai nada berteriak, sebenarnya Nawang juga lapar namun dirinya lebih memilih merebahkan tubuhnya terlebih dahulu karena kecapekan habis melakukan aksi menjambak rambut Aiden.
Nawang mulai memejamkan kedua matanya, beberapa menit kemudian Nawang sudah memasuki alam mimpi, sementara Aiden langsung menyantap makanan setelah dirinya ada di ruang makan dan duduk manis di ruangan tersebut.