Marna dan Mora adalah sahabat yang sangat dekat dan satu sama lain juga sering saling berbagi cerita atas apa yang sudah terjadi diantara mereka berdua. Namun tanpa Mora sadari ada sebuah perasaan yang muncul dari dalam hati Mora untuk Marna yaitu ingin menjadikan Marna lebih dari sekedar sahabatnya saja. Tapi karena perasaan yang Mora miliki untuk Marna membuat Marna jatuh dalam rasa trauma yang sangat dalam akan hubungan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ainun Nasution, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1 (Penentuan Penampilan)
Diwaktu itu Marna dan beberapa temannya sedang mengikuti latihan menari untuk kegiatan di kampungnya yang diadakan di Kantor Camat
"Kita mau menampilkan tarian apa ni?" tanya Soni dengan penuh semangat
"Iya ni kita mau nari apaan ya?" Reyhan pun bertanya dengan menunjukkan wajah binggungnya
"Gimana kalau kita tampilkan tarian kita yang baru saja kita buat beberapa hari yang lalu itu. Pasti seru dan banyak yang menyukainya" Rini pun memberikan saran kepada semuanya dan Rini sebagai Kakak Pelatih dan juga yang paling tua diantara mereka semua
Rini memberi saran itu kepada junior juniornya dengan raut wajah yang sangat bahagia dan menyakinkan
Ya memang tarian yang baru saja mereka buat beberapa hari yang lalu itu memang sangat indah dan menarik yang dimana saat mereka menari menggunakan selendang, ember dan juga kayu yang berukuran kecil
Tarian itu bernama tarian "Burangir Surdu Surdu" tarian ini dari daerah Mandailing Natal Sumatera Utara dan dilakukan dengan berpasang pasangan
"Wah keren tu Kak Rin. Ide Kak Rini gak salah juga tu" ungkap Marna dengan membenarkan apa yang di katakan Rini, karena bagi Marna tarian itu memang sangat asik dan Marna meyukainya
"Ya aku terserah kalian ajalah yang penting kita nampil gak malu maluin" Ungkap Mora dengan seuntai senyum di wajahnya
Dan akhirnya yang lain pun ikut mengiyakan tentang tarian itu
Tarian tersebut di buat dengan lima pasang penari, karena jika dibuat terlalu banyak takutnya tempat mereka menari tidaklah cukup sebab aula Kantor Camat di kampung mereka masih terbilang kecil
Lalu mereka pun memulai latihan atas tarian yang sudah disepakati
Karena jika ditunda tunda maka bisa saja mereka saat penampilan nanti jadi tidak kompak dan tidak sesuai dengan iringan musik
"Ah capek dan haus juga ya" ungkap Beni dengan cucuran keringat di wajahnya
"Iya nih capek dan haus. Gak ada apa persediaan air minum kita?" tanya Mora dengan keringat yang ada di wajahnya
"Ya ampunnn kalian ini bisa gak sih tenang sikit? Kan ini aku lagi buatin kalian teh manis dingin" ungkap Linda dengan wajah yang sedikit geram dan kesal karena mendengar ucapan Beni dan Mora
Ternyata Linda lumayan gercep juga untuk buatin mereka semua minuman
Jelas saja sih Linda gercep karena tempat latihan mereka dekat dengan rumahnya Linda yang dimana tepat disamping rumahnya
Makanya iya bisa habis latihan langsung bergegas turun dari Bagas Godang dan langsung ke rumahnya untuk membuat teh manis dingin tersebut
"Wahhhh gercep dan peka juga ya dirimu Kak Linda" ungkap Putri dengan senyum manis di wajahnya dan langsung ikut merapat untuk mengambil minumannya
"Iya dong Linda gitu lo" ungkap Linda dengan raut wajah yang sedikit sombong
Lalu tiba tiba muncul dua orang yang tidak asing bagi mereka yaitu Susi dan Ahmat yang datang dengan membawa kantong plastik berisikan gorengan sagat banyak
Itu bisa terlihat jelas karena kantong plastiknya transparan makanya semuanya langsung tau kalau mereka baru saja pergi membeli sekantong plastik besar yang penuh dengan bermacam jenis gorengan
"Wah wah kayanya ada yang lebih peka dan gercep lagi ni" ungkap Putri dengan raut wajah yang sudah tidak tahan lagi ingin menyerbu gorengan tersebut