Aura tiba-tiba harus menikah dengan laki-laki yang selama ini dia cintai dalam diam. Namun sayangnya pernikahan itu hanya dianggap sebagai ajang pembalasan dendam oleh Arga lelaki yang terpaksa menjadikan Aura sebagai pengantin pengganti, karena kepergian Sheila calon istrinya sekaligus sahabat Aura yang memilih pergi bersama cinta pertamanya dan meninggalkan Arga tepat dihari pernikahannya, sehingga Arga terpaksa memilih Aura untuk menggantikannya.
Penasaran dengan ceritanya langsung aja kita baca ...
Yuk ramaikan....
Update setiap hari...
Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gift ,vote and komen ya...
Buat yang sudah baca , lanjut terus. Jangan nunggu tamat dulu baru lanjut, dan buat yang belum ayo buruan merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....
Selamat membaca ....
Semoga kalian suka dengan cerita nya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
"Ikut aku!"
Aura yang sudah hadir lebih dulu di tempat akad dan duduk bersama keluarga dari mempelai wanita, tiba-tiba ditarik paksa oleh Arga, mempelai pria yang akan menikah dengan sheila sahabatnya.
"Pak Arga? ada apa ini?" Aura memegang lengan yang masih terasa sakit karena dicengkeram sangat kuat sembari diseret masuk ke ruangan lain di samping ruangan yang akan menjadi tempat akad.
Di ruangan tersebut, Aura di introgasi oleh Arga karena setahu Arga, dia lah yang seharus nya mendampingi kedatangan sheila ke hotel milik nya yang akan menjadi tempat sekaligus pesta pernikahan.
"Kata kan kepada ku ! di mana Sheila ? di mana dia?" teriak Arga yang sudah terbakar emosi dan tidak bisa menahan kemurkaan nya lagi.
Sudah hampir 2 jam lebih berlalu dari waktu yang seharus nya di laksanakan akad nikah, tapi Sheila sebagai calon pengantin wanita belum juga tiba di sana. Tamu yang akan menyaksikan momen sakral pernikahan mereka tersebut mulai membicarakan sekaligus bertanya-tanya, mengapa calon istri nya belum datang juga .
"Saya tidak tahu, Pak. Sungguh!" Aura pun sudah ikut panik sejak tadi , seperti Arga dan yang lain nya, dia juga tidak bisa menghubungi Sheila. Handphone nya tidak aktif, entah karena terkendala sinyal atau memang sengaja dimatikan.
"Jangan berpura-pura tidak tahu ,Aura! kamu sahabat nya. Kamu pasti tahu rencana nya, termasuk Ke mana dia pergi dan menghilang sekarang! "
Aura menggeleng kan kepala nya dengan tegas meski pun dia di dera ketakutan dan kepanikan yang teramat sangat. Dia benar-benar tidak tahu di mana keberadaan sahabat nya sekarang.
"Rencana apa? saya tidak tahu apa-apa dan Sheila tidak pernah menceritakan hal apa pun kepada saya, selain rencana pernikahan nya dengan bapak."
Dengan gugup dan takut, Aura mengatakan. Jika dia di minta untuk berangkat lebih dulu karena Sheila masih di rias di rumah orang tua asuh nya .
" Sheila hanya mengatakan bahwa diri nya sedang mempersiapkan suatu kejutan untuk anda di sini Pak . Dia meminta saya segera kemari dan menunggu bersama yang lainnya, karena dia tidak ingin melibatkan siapa pun dalam rencana nya. "
Namun tidak ada yang menyangka Jika ternyata kejutan yang di maksud adalah kepergian Sheila entah ke mana. Dari penjelasan yang di berikan oleh tim penata rias yang terakhir mendampingi nya, wanita yang sudah berpakaian kebaya dan siap melangsung kan akad nikah itu. Berangkat lebih dulu dengan sebuah mobil yang sudah menunggu sebelum nya. Menurut pengakuan Sheila mobil itu pengemudi nya adalah orang yang di tugas kan Arga untuk menjemput diri nya secara khusus.
"Aku tidak pernah menyuruh siapa pun untuk menjemput dia! dia sendiri yang mengatakan pada ku akan berangkat bersama kamu dan tim penata rias!" Arga masih terus menyalahkan Aura.
Aura hanya bisa menggeleng kan kepala nya karena segala bantahan nya tidak di percaya oleh Arga. Dia tidak berani mengatakan apa-apa lagi . Lebih baik diam dari pada semakin di salah kan , sedikit dia tahu karakter Arga yang tegas dan keras kepala .
Sementara itu, orang tua asuh Sheila juga sudah pasrah menanggung malu, sebab mereka juga tidak tahu mengenai rencana kepergian sang putri yang sewaktu kecil di asuh karena mereka tidak bisa memiliki keturunan , permintaan maaf yang di sampaikan sama sekali tidak di gubris oleh Arga. mereka di usir dan di minta untuk pergi meninggalkan tempat akad dengan kemarahan yang sudah memuncak.
"Kurang ajar , kamu Sheila! Ini kah kejutan yang kamu maksud? kejutan untuk mempermalukan aku karena di tinggalkan oleh calon pengantin ku sendiri?" ucap Arga geram yang sudah kehilangan akal dan mau tak mau harus mencari cara untuk mengatasi kekacauan di depan mata.
Dia tidak mau membatal kan rencana pernikahan yang sudah di ketahui oleh banyak teman - teman nya, terutama di kalangan pengusaha yang menjadi lingkungan terdekat dari bisnis nya selama ini . Apa pun yang terjadi, dia harus segera menikah dan tetap melangsung kan resepsi pada malam hari nanti.
"Siapa yang akan menggantikan Sheila, Arga? lebih baik kita batalkan saja pernikahan nya, Nak!" ucap Nandini ibu nya berusaha membujuk Putra pertama nya tersebut.
"Mamah benar, Arga! jangan mengambil keputusan dengan gegabah, apalagi sampai salah langkah!" Dimas, ayah nya juga mengingatkan.
"Nama baik memang penting , tapi lebih utama jika kita menerima semua ini dan menunda nya sampai kamu bertemu dengan jodoh mu yang sesungguh nya! "
"Tidak!" Arga bersikeras melanjut kan akad nikah dan acara resepsi nya nanti malam . Pantang bagi nya membatal kan apa yang sudah di rencana kan . Apa lagi dia sendiri yang sudah mengambil keputusan untuk menikahi kekasih nya itu.
"Sekarang juga aku akan menikah!"
"Tapi dengan siapa, Nak?" Nandini sudah was-was, karena dia paham betul dengan perangai keras dan tegas putra nya tersebut.
Arga yang sejak tadi terus berdiri dan mondar-mandir dengan wajah penuh amarah, menoleh ke arah pintu yang baru saja diketuk dari luar. Aura yang duduk lebih dekat segera berdiri dan membuka kan pintu, setelah mendapat kan izin dari Dimas dengan anggukan kepala.
Radit, sang asisten yang di tugaskan untuk mengatasi keriuhan di ruang akad, masuk dan berjalan dengan tergesa-gesa melewati Aura guna melapor kan sesuatu yang mendesak.
"Pak penghulu tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena masih ada agenda di tempat lain. jika akad masih akan di laksana kan , di mohon secepat nya Pak!"
Dimas, Nandini, dan Aura yang turut mendengar kan, langsung mengalih kan pandangan nya ke arah Arga. saat ini, segala keputusan ada di tangan lelaki matang berusia 30 tahun tersebut. Sementara itu, yang di jadi kan pusat perhatian berulang kali mengumpat dan berpikir dengan cepat.
Karena keterbatasan waktu penghulu yang tidak bisa di tunda lagi, akhir nya Arga pun memutuskan sesuatu yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu kembali terkejut.
"Radit, sampai kan pada penghulu bahwa akad nikah akan tetap di laksanakan dengan mempelai wanita yang lain!"
"Urus segala sesuatu nya sekarang juga dengan pertimbangan keadaan darurat!"
Asisten nya pun bisa mengerti apa yang di perintah kan oleh atasan nya. Akan tetapi ada satu hal yang harus di pasti kan terlebih dahulu sebelum dia keluar dan menemui penghulu.
"Siapa calon pengantin wanita nya, Pak?"
Arga menghembuskan nafas kasar setelah memejamkan mata untuk sesaat . Tatapan tajam nya seketika tertuju pada salah satu perempuan yang ada di sana . Tentu saja bukan ibu nya melain kan ....
****************