Mencintainya bukan bagian dari sebuah kesalahan,namun melupakannya adalah sebuah keharusan, meskipun bukan sebuah keinginan.
Mampukah Rayyana mendapatkan cintanya atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1: Pertemuan pertama
# happy reading.....
Hujan yang sangat deras mengguyur kota M di pagi hari.Awan gelap masih menyelimuti pertanda hujan pasti masih akan turun dengan lebat.
Seorang pria dengan snelli dokternya tengah berlari lari di tengah koridor rumah sakit.Dia terus memperhatikan jam yang bertengger di tangan kirinya.Ekspresi panik mulai terlihat dari wajah yang rupawan.
Hari ini adalah hari pertama dia bekerja di rumah sakit elit di kota M.Dia tau saat ini waktu sudah sangat lewat, kata yang tidak pernah ada dalam kamusnya.Tapi hujan yang terus turun dengan deras membuat nya harus rela mengisi kamus itu adalah dengan kata yang sangat dia benci.. terlambat.
Tok.. tok.. tok.. (suara pintu di ketuk).
Perlahan pria tadi membuka pintu, semua mata tertuju ke arahnya.
"Maaf dok, saya terlambat." Begitulah kata pertama yang di ucapkan setelah pria tadi masuk ke dalam ruangan.
Ruangan itu adalah ruang rapat,di mana semua dokter yang bekerja di rumah sakit tersebut sedang mengadakan rapat tertutup.
Sejam kemudian rapat selesai.Sebelum mereka meninggalkan ruangan,direktur rumah sakit memperkenalkan seorang dokter dengan wajah yang masih asing di antara mereka.
"Saya minta perhatian nya sebentar.Hari ini kita kedatangan teman sejawat yang baru bergabung dan akan menjadi bagian dari keluarga besar Rumah sakit Internasional Grahatama..bisakah anda memperkenalkan diri? "
Pria tampan dengan tinggi lebih dari seratus delapan puluh senti itu berdiri.Tubuh tegap proporsional idaman para wanita berjalan perlahan mendekati podium.
"Assalam'alaikum warahmatullahi wabarakatuh dan selamat pagi.Terima kasih saya ucapkan kepada bapak direktur rumah sakit Internasional Grahatama yang sudah mau menerima saya di rumah sakit yang merupakan impian para dokter dokter di luar sana,dan terima kasih juga untuk kakak senior teman sejawat yang sempat hadir di ruangan ini.Nama saya Abian Hamizan.Saya dokter yang akan menggantikan dokter Nina."Perkenalan singkat dari seorang pria bernama Abian Hamizan.
Di lain tempat di rumah sakit tersebut tepatnya di ruang perawatan khusus yang melayani pasien dengan kelainan atau gangguan otak dan sistem saraf atau biasa di sebut dengan neurologi, seorang perawat sedang berjalan mondar mandir di depan nurse station dengan wajah yang menahan amarah.Teman sesama perawat yang sedang bertugas dengannya hanya bisa diam, tidak ingin mengeluarkan sedikitpun suara,dia takut kemarahan perawat tadi yang merupakan senior di ruangan itu akan berimbas kepada mereka.
Perawat senior yang tengah ngedumel itu jadi tontonan rekan sejawatnya.Tidak ada juga yang berani melarang, mereka tau bagaimana seorang Rayyana Adistira bila sudah marah seperti saat sekarang ini.
Dari arah luar Abian datang di dampingi seorang mahasiswa jurusan kedokteran atau coass yang masih sangat muda berjalan memasuki bangsal perawatan.Belum sempat dia memperkenalkan diri, Rayyana sudah lebih dulu mengeluarkan senjata mematikan sampai membuat lawan tidak bisa berkutik.
"Apa anda residen neurologi yang baru?" dia bertanya dengan wajah yang mulai memerah menahan amarah.
"Itu.. saya... "
"Apa anda tau ini sudah jam berapa?Saya paling tidak suka bekerja dengan orang yang tidak menghargai waktu seperti anda."Ujarnya ketus.
Abian menatap wanita di depannya yang dia perkirakan masih cukup muda mungkin berkisar di usia tiga puluhan dengan perawakan tinggi,kulit putih menggunakan seragam coklat dengan jilbab berwarna senada yang merupakan pakaian khas rumah sakit Internasional Grahatama, dan tentunya wanita yang sangat cantik tapi sayang dia sedang berbicara dengan sindiran yang cukup pedas dan nyelekit padanya. Nyalinya jadi sedikit menciut, padahal dari jauh dia sudah memasang senyum manis dengan harapan dia akan di sambut dengan baik, tapi sayang ekspektasi tidak sesuai dengan realita.
"Kak Ray.. sudah.. " Seorang perawat rekan Rayyana datang menghampiri,mencoba menghentikan Rayyana yang sedang mengomeli seorang dokter yang baru pertama kali mereka lihat.
"Ini sudah menjelang siang dan anda baru datang, dari tadi pasien sudah menanyakan keberadaan dokternya dan kami di sini harus memulai dengan kebohongan kebohongan untuk menenangkan mereka."
"Tapi kenapa harus berbohong."Timpal Abian memasang wajah polos karena tidak paham situasi sama sekali.
"Itu untuk menyelamatkan nyawa anda dari amukan mereka,meskipun kami yang harus merasakan dampak dari kebohongan yang kami buat sendiri.Oh,, jadi maksud anda kami harus mengatakan kalau dokter sedang mengadakan rapat ,dokter nya kena macet,lagi ada urusan mendadak dan sebagainya,basiiii....padahal kami juga bingung entah di mana anda anda ini berada."
"Di sini anda hanya datang paling lama sejam,visit pun paling perorang nya semenit selesai.tapi tidak dengan kami, kami melayani mereka selama 24 jam,mereka itu sudah kami anggap seperti keluarga, seandainya profesi kami bisa memberi terapi yang tidak akan melanggar kode etik, itu sudah kami berikan tanpa harus menunggu kedatangan seseorang yang bergelar dokter seperti anda.....!!!gila yaaa......
Rayyana meninggalkan dokter tampan tersebut setelah melampiaskan kekesalan nya.
dokter Abian terdiam, dia tidak pernah menyangka, sambutan pertama di bangsal khusus untuk perawatan spesialisasinya sungguh tragis, dan dia yakin perawat yang marah marah itu pasti adalah perawat senior, dan tidak bisa di pungkiri pasti dia akan terus bertemu dengannya setiap hari.
" sial sekali aku hari ini..... sudah telat karena hujan,sekarang bertemu perawat yang galaknya luar biasa."batin Abian.
"Maaf dok, silahkan duduk." seorang perawat mempersilahkan Abian untuk duduk di kursi yang di sediakan.
"Terima kasih." jawabnya ramah.
"oh iya, tadi itu namanya siapa?" Abian bertanya pada salah satu perawat yang berdiri di sampingnya.
"oh...dia kak Rayyana dok, kami biasa memanggilnya kak Ray."
"galak ya, aku jadi takut padanya, dia sudah lama bekerja di sini? " tanya nya lagi.
"dia senior kami di sini, orang nya baik kok dok."
"masa sih, apanya yang baik, buktinya tadi dia memarahi ku habis habisan." kesalnya dalam hati.
"Apa anda dokter PPDS( Program Pendidikan Dokter Spesialis)neurologi yang baru di sini?" tanya salah seorang dari mereka.
"bukan, saya dokter spesialis neurologi yang akan bersama kalian setiap hari.dan hari ini adalah hari pertama saya bekerja di sini.
" Aduhhh,, maaf dok, kami tidak tau."
"Tidak apa, nama saya dokter Abian."Abian memperkenalkan diri.
"kalau boleh tau kenapa temanmu tadi marah marah seperti itu, saya sebagai dokter merasa wajar saja kalau kami datang terlambat,rata rata di sini kan dokter bukan bekerja di satu rumah sakit, jadi kemungkinan besar mereka sedang visit di rumah sakit lain."tanya Abian penasaran. terus terang selama dia menjadi dokter mau itu sebelum dan setelah selesai sekolah spesialis tidak pernah ada satu orang perawat pun yang pernah mengeluarkan makian seperti tadi.
"tadi kak Ray habis melakukan resusitasi di kamar pasien dok,pasien itu pasien yang di tangani dokter Anton,dari tadi kak Ray menghubungi dokter Anton, tapi ponselnya tidak di angkat.mungkin tadi kak Ray mengira anda residen, maka dari itu dia langsung marah tanpa tau siapa anda sebenarnya."
"kak Ray hampir kena bogem mentah dari keluarga pasien yang dia tolong, karena mengira kami tidak menghubungi dokter, padahal sudah puluhan kali kami mencoba tapi dokter Anton tidak pernah mengangkat telpon dari kami, untung kak Ray mampu menghadapi masalah yang urgent tadi.
"apa pasiennya selamat? "
"alhamdulillah dok, baru saja kami dorong ke ICU untuk penanganan yang lebih lanjut, kami harap sih pasien bisa selamat."ujar perawat yang bertubuh sedikit berisi.
"kak Ray tidak menerima alasan dalam bentuk apapun,apalagi dokter Anton, setau kami dia tidak bekerja di rumah sakit lain selain di sini, lagian kami sudah buat perjanjian dengan dokter Anton dan dokter Nina kalau visit tidak boleh lewat dari jam sembilan pagi, kecuali beliau menghubungi kami terlebih dahulu apabila memang tidak bisa datang atau tiba tiba ada keperluan mendadak.Biasanya residen sebelum nya akan melakukan on call room(istilah dalam dunia medis saat dokter dan perawat berjaga di ruang istirahat bergantian) setiap hari, tapi hari ini tidak ada satupun residen yang datang, itu yang membuatnya bertambah marah." terang perawat yang di panggil suster Devi.
"kalau istilah kak Rayyana sih dok ,kerja itu harus profesional." lanjut Devi, dia adalah salah satu teman baik Rayyana.
setelah mendengar penjelasan dari salah satu perawat, dia mulai paham seperti apa sifat asli wanita yang baru dia ketahui kalau yang mereka panggil kak Ray adalah Koordinator bangsal tersebut.
"mati aku, setiap hari aku harus bertemu dengan nya.. bisa bisa nervus ke delapan ku tidak berfungsi dengan baik mendengar ocehan nya tiap hari."
...****************...
baiklah
rayya...daebak