Dijual oleh Ayah kandungnya sendiri sebagai pengganti taruhan berjudi, Zena gadis berusia 21 tahun yang pergi dari rumah, dia meminta pertolongan dari ibu kandungnya, tidak disangka, ditempat ibu kandungnya dia hampir dilecehkan oleh Ayah tirinya,
Depresi, trauma sempat mengguncang jiwa Zena, lalu tidak disengaja dewa penyelamat datang, Steven Fernando, pria berusia 35tahun yang sudah 3 tahun bertahan dengan statusnya yang Duda,
Setelah diselamatkan oleh Steven, siapa sangka hidup Zena semakin hancur, Steven meminta Zena menjadi partner ranjangnya,
Ancaman akan dikembalikan pada rentenir paruh baya itu dan keselamatan keluarga ibunya mengakibatkan Zena menurut patuh menyetujui semua syarat dan peraturan yang diberikan Steven
Hari demi hari Zena menjadi partner ranjang dari seorang Steven yang mempunyai libido akut,
Akankah Zena bisa bertahan dan mencintai Steven
Jika berjalan maju membuat Zena menelan kepahitan, dan jika berjalan mundur Zena akan membuat keluarga ibunya hancur.
Seperti apa kisahnya, ayok kita simak cerita Zena dan Steven
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon gustikhafida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1_Pertolongan berujung Petaka
Hujan deras dimalam hari seakan begitu mengerti perasaan gadis cantik berumur 21 tahun yang sedang berlari tak tahu arah, tubuhnya sudah basah kuyup, bahkan mungkin dia telah kedinginan,
Tak tahu dia harus berlari kemana, sekarang rumah pun tak punya karna Ayah yang membesarkannya tega menjual dirinya kepada rentenir yang haus belaian, hanya ibu, jalan satu-satunya yang menurut Zena bisa menolongnya.
"Itu dia!! Cepat tangkap !! Jangan sampai lolos.. " Seseorang anak buah rentenir berbicara pada teman-temannya yang sedang mencari gadis malang ini
Zena, gadis malang itu berlari sangat kencang, walaupun keadaan malam hari di derasnya hujan, dia tetap berlari meminta pertolongan, sampai dimana dia menabrak seseorang yang ada dihadapannya, pria bertubuh tinggi dan putih, dengan mata coklat yang sedang memegang payung
"Aduh" Zena terjatuh di hadapan pria itu, tanpa menoleh dan ingin menolongnya, pria yang bernama Stevan masuk kedalam mobil karna derasnya hujan
"Dimana dia!! "
Suara itu begitu Zena kenali, dia langsung bangkit dan mencari tempat persembunyian, melihat mobil disampingnya, dia berusaha mengetuk dan meminta pertolongan
"Om, tolong saya.. "
Tak ada balasan dari dalam mobil, sampai si suara anak buah rentenir itu semakin mendekat, dengan terpaksa Zena membuka pintu mobil dan masuk kedalam
Steven melihat seorang wanita yang menabraknya masuk kedalam mobilnya, padahal dia baru saja meminum obat penenang,
"Cepat keluar!! " Suara bariton Steven menggema di dalam mobilnya, dia tidak mau ada yang mengetahui dirinya sedang meminum obat, hanya sekertaris sekaligus sahabatnya yang bernama Nanda yang mengetahui penyakitnya
"Dimana dia!! "
"Cepat cari!! Dia pasti masih disekitar sini.. "
"Aku cari kearah timur, kamu barat, kita akan berkumpul disini.. "
Semuanya mengangguk patuh, anak buah rentenir itu tak lelah mengejar Zena walaupun dalam situasi hujan deras
Di dalam mobil Lamborghini terlihat Zena sedang memohon meminta pertolongan pada pria pemilik mobil
"Tolong, kali ini saja, setelah orang-orang itu pergi, aku akan pergi dari mobilmu.. "
Steven tersenyum tipis lalu membuka kaca mobil, dia sengaja melakukan itu agar orang-orang yang sedang mencari wanita yang sedang mengumpat di dalam mobilnya ketahuan.
"Apa yang kau lakukan om, mereka bisa saja melihatku, tolong tutup kaca mobilnya.. " Zena berusaha menutup kaca mobil tapi keberuntungan tidak berpihak padanya, salah satu anak buah rentenir itu sudah melihatnya.
"Dia, aku melihatnya, dia ada dalam mobil mewah itu!! " Tunjuk orang yang melihat Zena
"Kau ini sudah mengantuk ya, mana ada gadis miskin masuk kedalam mobil mewah seperti itu.. "
"Kau salah lihat kali!! "
"Mungkin saja aku salah lihat, tapi kita bisa mengeceknya bukan. " Salah satu anak buah rentenir menyetujui ucapan anak buah rentenir lainnya
Mereka melangkah maju, semakin mendekat sampai dimana Zena kebingungan mencari cara untuk mengelabui mereka
"Maaf om, aku masih ingin hidup bebas, dan sekali lagi maafkan saya om,.. "
Setelah berbicara dan meminta maaf, Zena mendekatkan wajahnya pada Stevan lalu tanpa diminta Zena melu**t dan mencium bibir Steven, ekor matanya sesekali melirik pada jendela mobil, rambut panjangnya dia gerai sehingga dapat menutupi wajahnya,
Steven fernando, laki-laki yang mempunyai libido akut, tak pernah merasakan jatuh cinta lagi setelah pengkhianatan dari sang istri, perceraian membuat hidupnya semakin kacau, terlihat jelas setiap malam dia menyewa wanita untuk memuaskan hasratnya
Tampaknya malam ini, malam keberuntungan Steven, dia tidak perlu pergi ke club malam untuk memuaskan hasratnya karna tiba-tiba seorang wanita yang tidak tahu asal usulnya datang menyerahkan tubuhnya dengan suka rela
Awal yang bagus, Steven tidak membalas ciuman itu, dan Zena kini merasa ketakutan, tindakannya sangat bodoh, tapi anak buah rentenir itu tidak habis-habisnya mengejarnya, sampai dimana mereka hampir mendekati mobil Lamborghini merah tersebut,
"Maafkan aku, jika aku yang memegang kendali maka aku akan ketahuan,.. " Gumam Zena dari dalam hati, dia mencubit pinggang pria yang masih mematung untuk memimpin permainan ini
Akhirnya mulut pria itu terbuka, Zena yang tak pandai berciuman berusaha mengingat adegan berciuman di drakor yang sering dia tonton, karna jujur saja ini adalah moment pertama untuk Zena
Berhasil, mungkin kata itu mewakili diri Zena saat Steven mulai terbawa suasana, tanpa sadar Steven mengambil alih permainan ini, dia memutar tubuhnya agar tubuh wanita ini dibawah kendalinya, libidonya tiba-tiba kambuh, padahal dia baru saja meminum obatnya
Dari luar sana, segerombolan anak buah rentenir bisa melihat sepasang kekasih yang sedang memadu kasih di dalam mobil.
"Kita harus mencari keberadaan wanita itu bukan melihat adegan seperti ini.. " Geram salah satu anak buah rentenir sambil mentoyor jidat temannya
Bisikan itu masih terdengar di telinga Zena,
Tak ada suara lagi, ekor matanya berusaha melihat keadaan sekitar, hembusan nafas lega begitu sangat menyenangkan bagi Zena, dia seperti berhasil memenangkan lotre.
"Sudah aman, aku harus pergi.. " Batinnya
Zena berusaha melepaskan dirinya dari pria yang sedang menerkamnya
"Aduh, mau apa dia!" Batin Zena melihat tangan pria dihadapannya membuka satu persatu kancing kemejanya
"Aaaa tidak----"
Bersambung 😘