Aleta seorang gadis yatim piatu yang tinggal di panti asuhan. Gadis ini memiliki wajah yang cantik, dengan sepasang mata yang bening dan indah. Nasib mempertemukannya dengan seorang kakek yang sedang tertabrak mobil.
Karena sifat penolongnya, Aleta dibawa kakek ke kota Bandung dan dinikahkan dengan cucunya yang memiliki tabiat keras. Dengan kelembutan hatinya, pada akhirnya Aleta bisa meluluhkan hati suaminya.
Intrik-intrik yang muncul dalam pernikahannya, akhirnya menjadikan mereka untuk saling menguatkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mamah AllRey.., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aleta
Hari masih terlihat petang, bahkan matahari masih malu untuk menampakkan dirinya. Tetapi Aleta gadis yang hidup di panti asuhan sejak masih kecil, sudah berangkat ke pasar untuk menjajakan kue jajan pasar. Dia biasa menawarkan kue buatannya kepada para pedagang.
Hampir setiap hari, Aleta menjalani kebiasaan rutinnya itu tanpa merasa jenuh. Dia selalu bangun pada pukul 03.00 pagi untuk mengerjakan sholat tahajud, kemudian berkutat di dapur untuk membuat kue talam dan arem-arem untuk dibawa ke pasar. Pukul 05.00 pagi, dengan menaiki sepeda, Aleta sudah berangkat untuk menjajakan kuenya ke pasar. Meskipun keuntungan yang didapatkan tidak seberapa, tetapi Aleta tetap menjalani dengan bahagia.
"Aleta, tunggu." panggil Haris anak pak Broto pedagang di pasar, yang juga kakak kelasnya waktu di SMA.
Aleta berhenti menunggu Haris sambil meminggirkan sepedanya. Kemudian mereka ngobrol sambil berjalan kaki bersama menuju arah pulang Aleta.
"Ada apa kak." tanyanya dengan sopan.
"Kok cepat-cepat, keburu mau kemana."
"Mau membantu ibu di panti menyiapkan sarapan untuk adik-adik kak."
"O gitu, bagaimana kabar kuliahmu.., lancar kan?"
"Alhamdulillah kak, dosennya baik-baik. Mereka banyak membantuku dengan mengirimkan modul dan e book untuk media belajar."
"Baguslah kalau begitu, jadi kamu tidak kesulitan untuk mengakses materi."
"Iya kak."
Aleta saat ini sedang menjalani studi dengan menempuh kuliah di Akademi Manajemen dan Informatika semester 3. Dia mengambil jurusan Informatika dengan memanfaatkan Beasiswa Unggulan dari pihak kampus karena prestasi akademiknya.
"Kakak sendiri bagaimana kuliahnya." Aleta balik menanyakan progress kuliah Haris.
"Aku sekarang sedang mengikuti program magang di Bank Indonesia, yah sambil cari pengalaman kerja dan menambah poin di SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah).
"Selain itu, aku juga sedang menempuh mata kuliah tugas akhir penulisan skripsi."
"Loh cepetnya kak, ga kerasa ya kak Haris sebentar lagi lulus."
"Aku kan saat ini sudah berada di semester tujuh. Do.akan aku ya, agar aku bisa lulus tepat waktu dengan masa studi 3,5 tahun."
"Sama-sama ya kak, kita saling mendoakan untuk keberhasilan kita. Aamiin."
"Kak Haris, aku duluan ya. Kasihan ibu panti tidak ada temannya menyiapkan sarapan adik-adik"
"Lagian jam delapan aku juga harus ke kampus, ada tugas yang harus aku serahkan ke dosen hari ini." pamit Aleta kepada Haris.
"Ya hati-hati Aleta. Nanti jam 07.45 aku jemput di panti ya. Daripada naik angkot sendirian, nanti bisa bareng aku. Kan bisa menghemat pengeluaran." tawar Haris.
"Apakah tidak merepotkan kak?"
"Tidak, kan kita searah. Baiklah aku juga mau siap-siap dulu. Selamat tinggal Aleta."
"Selamat tinggal kak Haris."
Mereka berdua akhirnya berpisah jalanenuju tempat tinggalnya masing-masing.
*****
"Bagaimana jualannya nak, apakah laku semua?" tanya ibu panti dengan lembut kepada Aleta.
"Alhamdulillah habis Bu, tadi ada ibu-ibu yang membeli semua. Katanya untuk Snack arisan."
"Alhamdulillah ibu ikut senang nak."
" Aleta..., ibu mau bicara"
"Panti ini masih memiliki cukup uang dari para donatur untuk membiayai studimu dan adik-adik."
"Apalagi kamu mendapatkan beasiswa untuk membiayai kuliah. Kamu tidak perlu untuk memaksakan diri nak, kamu tidak perlu mencari uang tambahan."
"Utamakan kuliahmu nak, jangan sampai kesibukanmu jualan kue mengganggu belajarmu."
"Inshaa Allah tidak ibu, daripada Aleta tidak ada kegiatan, kan Aleta bisa mencari tambahan uang saku." katanya sambil meracik sayuran untuk dimasak.
"Melalui jualan kue, Aleta bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Siapa tahu suatu saat Aleta membutuhkan bantuan mereka." lanjutnya sambil tersenyum.
Aleta memang anak yang rajin dan tekun. Dia selalu ringan tangan membantu siapapun tanpa pamrih. Uang saku yang didapatkan dari pemberi beasiswa selalu dimanfaatkan dengan baik. Selain untuk uang transportasi, tidak jarang juga dia gunakan untuk membelikan makanan ringan untuk adik-adik panti
*****
Pukul tujuh lima belas menit Haris sudah datang ke panti untuk menjemput Aleta. Haris langsung mencari ibu Panti, kemudian masuk ke ruang utama untuk memberi salam.
"Assalamu Alaikum Bu Rosa." Haris memberi salam pada ibu panti sambil mencium tangannya.
"Wa Alaikum salam nak Haris. Tumben sepagi ini sudah sampai di panti. Janjian sama Aleta?" tanya Bu Rosa dengan ramah.
"Iya ibu, tadi kebetulan ketemu Aleta di pasar. Dia ada jadwal ketemu dosen pukul delapan. Kebetulan saya juga masuk jam delapan, dan karena kita searah sekalian saya ajak Aleta bareng." ucap Haris menjelaskan.
"Terimakasih nak Haris. Tolong ikut menjaga Aleta ya. Dia anak yang baik, rajin, Solehah. Ibu sudah menganggap dia seperti anak ibu sendiri."
"Insha Allah Bu Rosa."
Dari dalam rumah Aleta sudah siap untuk berangkat ke kampus. Dia berjalan mendatangi Bu Rossa dan Haris.
"Sudah lama kak Haris datangnya?"
"Baru saja, terus tadi mencari Bu Rosa untuk ngobrol. Kangen lama aku tidak maen kesini." kata Haris.
Bu Rosa tersenyum bahagia melihat kebersamaan Haris dan Aleta. Haris anak yang baik dan berbakti pada orang tuanya. Bu Rosa merasa aman jika Aleta jalan dengan Haris. Dia anak yang tidak pernah neko-neko.
"Kita berangkat sekarang Aleta." tanya Haris.
"Iya kak, daripada nanti malah kena macet. Karena ini kan jam sibuk-sibuknya orang pada berangkat kerja."
"Ibu..., kita berangkat dulu ya." kata Aleta dan Haris berpamitan sambil mencium tangan Bu Rosa.
"Ya hati-hati di jalan. Jangan ngebut ya nak Haris."
"Iya Bu, Inshaa Allah."
"Assalamualaikum."
"Wa Alaikum salam."
Haris menyerahkan helm kepada Aleta. Kemudian dia menjalankan motornya sambil memboncengkan Aleta.
*****
Limabelas menit perjalanan, akhirnya mereka sampai di halaman kampus Aleta. Haris menghentikan motornya di depan gerbang kampus, kemudian membantu Aleta melepaskan kaitan helm di lehernya.
"Terimakasih kasih ya Kak Haris.'
"Sama-sama Aleta. Nanti pulang jam berapa."
"Belum tahu kak. Hari ini aku ada jadwal dua kelas, masing-masing tiga SKS. Kalau tepat waktu, jam 12.30 aku baru keluar dari kelas."
"Oh ya, kalau begitu hati-hati ya menjaga diri. Aku akan berangkat kerja dulu." Haris berpamitan kepada Aleta.
"Ya kak, Inshaa Allah."
Haris menstarter motornya dan pergi berangkat kerja, dan Aleta kemudian berjalan perlahan memasuki kampus.
*****
"Hai Aleta, mau ketemu pak Herdi ya." tanya Corry temannya kuliah.
"Iya Cor, ini mau menyerahkan tugas," jawabnya sambil menunjukkan jilidan makalah.
"Aku juga barusan ngumpul."
"Aku tunggu disini ya, nanti kita barengan ke kelas. Pak Herdi ga ada di tempat kok, tugasnya diminta menaruh di locker."
"Ya, tunggu sebentar."
Setelah memasukkan tugas di locker dosen, Aleta bersama Corry menuju kelas untuk mengikuti kuliah Artificial Intellegence.
****
lanjut Thor