Zhafira kiara,gadis berusia 20 tahun yang sudah tidak memiliki sosok seorang ayah.
Kini dia dan ibunya tinggal di rumah heru yang tak lain adalah kakeknya.
Dia harus hidup di bawah tekanan kakeknya yang lebih menyayangi adik sepupunya yang bernama Kinan.
Sampai kenyataan pahit harus di terima oleh zhafira kiara, saat menjelang pernikahannya,tiba-tiba kekasihnya membatalkan pernikahan mereka dan tak di sangka kekasihnya lebih memilih adik sepupunya sebagai istrinya.
Dengan dukungan dari kakeknya sendiri yang selalu membela adik sepupunya,membuat zhafira harus mengalah dan menerima semua keputusan itu.
Demi menghindari cemooh warga yang sudah datang,kakek dan bibinya membawa seorang laki-laki asing yang berpenampilan seperti gelandangan yang tidak diketahui identitasnya.
Mereka memaksa zhafira untuk menikah dengannya.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? apakah zhafira akan menemukan kebahagiaan dengan pernikahannya?
Ikuti kisahnya selajutnya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
Maaf Pak." Zhafira yang takut akan tatapan tajam anggara pun, menundukkan kepala.
"Ingat kamu di sini mahasiswa baru! Sekali lagi saya, dengar keributan. Silahkan keluar dari ruangan ini. Mengerti? " sahut, anggara penuh penekanan.
Zhafira mengangguk dan sekali lagi meminta maaf. Suasana di ruangan itu, seketika menjadi hening.
Dosen tampan itu pun memulai pembahasannya pada materi hari ini.
Zhafira yang baru pertama kali mengikuti pelajaran di kampus merasa senang. dengan semangat, dia pun mengikuti pelajaran.
Tanpa zhafira ketahui, jika anggara sesekali melihat ke arahnya.
Pelajaran pertama pun telah berakhir, anggara meninggalkan kelas itu. namun sebelum benar-benar keluar, anggara kembali menatap zhafira dan tersenyum tipis.
"Kamu mirip sekali, dengan dia." gumam anggara di dalam hati.
Zhafira dan nadia memutuskan untuk pergi dulu ke kantin, karena setelah ini ada kelas lagi.
"Zha, aku perhatikan tadi pak anggara, lihatin kamu terus." celetuk, nadia yang berhasil membuat zhafira menghentikan langkahnya.
"Maksud kamu, apa? " Zhafira menatap, nadia kebingungan.
Nadia terkekeh. "Zha... zha, kamu itu polos banget, sih." ujarnya gemas.
Zhafira hanya tersenyum, tidak ingin terlalu memikirkan apa yang di katakan oleh nadia.
Mereka terlihat sangat akrab, meskipun baru beberapa jam berteman.
Di kantin, zhafira dan nadia memesan makanan dan minuman. mereka menunggu pesanan, dengan melakukan perbincangan.
Di kantin suasana terlihat sangat ramai, karena semua mahasiswa kini sedang beristirahat.
Tak lama pun makanan yang mereka pesan sudah datang.
Zhafira dan nadia segera memakan bakso yang sangat menggugah selera.
BYURR...
Seseorang dengan sengaja menyiramkan,jus jeruk ke kepala zhafira.
Melihat hal itu, membuat nadia yang berada di depan zhafira ikut terkejut.
"Ha... ha... ha!" Tanpa rasa bersalah, orang itu tertawa keras.
"Heh, apa yang udah lo lakuin, Arabella!" teriak nadia, marah.
Arabella yang melakukan hal itu hanya terlihat santai. "Oops, sorry gue sengaja." Pura-pura terkejut.
Nadia memutar bola mata jengah, seakan sudah terbiasa melihat sikap Arabella seperti itu.
"Kamu enggak, apa-apa, zha?" Kini perhatian nadia, beralih menatap zhafira yang sudah basah kuyup.
Dapat nadia lihat, jika baju zhafira menjadi basah akibat tumpahan jus tadi. sehingga menyebabkan, pakaian dalam zhafira terlihat jelas.
"Aku mau ke kamar mandi dulu, nadia." Zhafira tak menghiraukan, tatapan mengejek Arabella kepadanya.
Nadia pun mengikuti zhafira, yang hendak ke kamar mandi.
Namun lagi-lagi dengan sengaja, Arabella mengulurkan kakinya pada saat zhafira berjalan. membuat zhafira, pun terhuyung jatuh tepat di bawah kaki Arabella.
Nadia yang kesal pun segera menolong zhafira, namun kedua teman Arabella menahan dirinya.
"Lepasin!" pekik nadia kesal.
Mereka tidak menanggapi ucapan nadia, bahkan mereka lebih mengeratkan cengkeramannya pada nadia.
"Diem lo. Jangan coba-coba tolong anak baru itu. Kalau enggak,lo tahu sendiri akibatnya!" Salah satu teman Arabella, memberikan ancam pada nadia.
"Lo semua kenapa sih, gangguin dia? " sahut nadia, semakin kesal.
Arabella tidak menghiraukan perkataan nadia yang marah. sekarang yang dia mau, hanya mengerjai zhafira sampai hatinya puas.
Melihat zhafira yang hanya terdiam, membuat Arabella semakin bersemangat untuk mengerjainya.
Dengan cepat, Arabella kembali menumpahkan jus buah naga, yang membuat keadaan zhafira semakin kotor dan lengket.
Bahkan dengan sengaja, Arabella menginjak tangan zhafira sampai zhafira berteriak kesakitan.
"Aaakkhh... sakit! " pekik zhafira, meringis kesakitan.
Mata nadia membulat, saat melihat perlakuan kejam Arabella pada zhafira.
"Zhafira ! " pekik nadia, yang tak tega melihat temannya kesakitan.
Di saat Arabella tersenyum puas, seseorang datang dan mendorong kuat tubuhnya hingga tersungkur.
Arabella menggeram marah, saat dirinya di perlakukan seperti itu.
"Heh jangan ikut campur, lo!" sahut Arabella menggeram marah.
Namun sekejap tubuh Arabella mematung saat tahu, jika orang yang mendorongnya adalah orang yang dia sukainya saat ini.
"E-eric." ucapnya tergagap, menatap eric yang menatapnya tajam.
Arabella segera berdiri dan menghampiri eric. "Sayang, dia jahat! Jadi aku balas saja perbuatannya." ucapannya, mendramatisir keadaan dan memutar balikkan fakta.
Tak ada tanggapan maupun pergerakan dari eric, membuat Arabella percaya diri bahwa eric berpihak kepadanya.
Sedangkan zhafira,melihat Arabella yang bersikap manja dan mesra merasakan hatinya sedikit sakit.
Bahkan melihat eric yang hanya diam dan tak membelanya, membuat hati zhafira kecewa.
"Ada hubungan apa, antara eric dan perempuan ini?" gumam zhafira dalam hati.
Matanya tak lepas melihat ke tangan Arabella yang bergelayut manja pada eric.
Menyadari tatapan zhafira, eric segera menghempaskan tangan Arabella dengan kasar.
"Sayang, kamu kok gitu! " protes Arabella tak terima.
Sekali lagi, eric menatap tajam pada Arabella yang selalu memanggilnya sayang.
Eric menghampiri zhafira yang masih terduduk, dan memegang tangannya yang terasa sakit.
Tanpa apa-apa, eric menggendong tubuh zhafira ala bridal style.
Zhafira terkejut dengan sikap eric, yang tiba-tiba saja menggendongnya.dia pun mengalunkan kedua tangannya, pada leher eric.
Nadia dan Arabella pun sama-sama,terkejut melihat adegan tak terduga di depan mata mereka.
Arabella yang baru saja tersadar, segera mengejar eric.
"Sayang! Tunggu. Apa yang kamu lakukan? Turunkan dia! " teriak Arabella marah.
Eric sendiri tidak memperdulikan teriakkan Arabella, justru kini hatinya marah karena melihat keadaan zhafira yang sangat kacau.
Begitu pun dengan nadia, saat kedua teman Arabella lengah, dia pun segera berlari untuk mengejar zhafira dan eric.
"Eh... dia kabur!" pekik dila, salah satu teman Arabella.
"Ya udah biarin, aja.Lagian tuh anak baru, udah pergi." sahut chika, pasrah.
Kini mereka mengejar Arabella yang berusaha menghalangi jalan eric.
Sementara zhafira hanya mampu terdiam dalam gendongan eric, hatinya seketika berdebar.
Namun ada perasaan tidak enak, saat eric menatapnya.
"Eric, turunkan aku." ucap zhafira pelan.
Eric menulikan telinganya,tetap berjalan menuju ke toilet.
"Eric... aku mohon...turunkan aku.... " lirih zhafira, yang malu karena menjadi bahan tontonan semua mahasiswa, di sekitar koridor sana.
"Apa kamu mau memperlihatkan, semuanya." sahut Eric, dingin.
Zhafira termenung mencerna ucapan eric. "Maksud kamu apa, eric? tanyanya, bingung.
Sampai lah mereka di toilet, eric pun menurunkan zhafira dan melihat kearah tubuhnya, yang memperlihatkan tang top dan bra nya terpampang jelas.
Zhafira yang mengikuti arah pandang eric, seketika mencoba menutupi tubuh bagian depan dengan kedua tangannya.
Sungguh zhafira sangat malu dengan keadaannya saat ini.
" Tunggu lah di toilet, nanti saya suruh orang untuk mengantarkan baju baru untuk, mu."
"Tapi, eric. sebentar lagi aku harus kembali ke kelas."
Eric nampak menimbang sesuatu, akhirnya pun dia memberikan jaketnya pada zhafira.
"Ini Pakailah. Saya tidak mau kamu memperlihatkan sesuatu, yang sudah menjadi milik, saya. "sahut eric, tegas dan dingin.
Zhafira pun menelan salivanya pelan, kejadian di mana eric menghukumnya tiba-tiba terlintas di pikirannya. dia seketika menjadi bergidik takut, jika mengingat kejadian itu.
" Ba-baik. Terima kasih eric." Zhafira Mengambil jaket, yang di berikan oleh Eric.
Eric pun segera pergi dari sana, dan tak lama kemudian pun nadia menghampiri zhafira yang sedang menatap kepergian Eric.
"Ehem...!" Nadia tersenyum menggoda.
"Eh, nadia, kamu ngikutin aku sampai sini! " sahut zhafira, salah tingkah.
Nadia tersenyum lebar. "Habisnya, aku khawatir sama kamu zha. Apalagi tadi si eric, sok-sokan gendong kamu, aku jadi makin khawatir." terang nadia, jujur.
"Memangnya kenapa dengan eric? Menurut ku dia baik." Zhafira penasaran dengan apa yang akan di katakan oleh nadia tentang eric.