Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembully Kena Mental
Semakin hari hubunganku dengannya semakin baik dan lancar. Aku selalu pulang dan berangkat kesekolah bersama. Duku aku sering menggunakan motor sport untuk bepergian tapi setelah mengantar jemput shofiyah aku menggunakan motor matic ku.
Shofiyah selalu membawa jualan kesekolah dia menitipkannya kekantin dan banyak guru dan siswa-siswi memesan makanan dan kue kepadanya. Semakin hari jualannya semakin ramai karena dia juga sudah gampang akrab dengan orang sangat berbeda dengannya waktu masih SMP yang pendiam. Sekarang dia juga memiliki banyak teman perempuan terutama yang satu ekskul dengannya. Aku yakin jika nanti dia dewasa akan jadi pedagang yang hebat.. Karena sudah berjualan dari dia masih remaja.
Aku selalu menjemput nya diawal karena kami pasti akan singgah untuk menitipkan kue seperti biasanya. Aku memiliki 2 box tempat penyimpanan makanan dibelakang menggunakan kain seperti tukang pos dan ditengahnya shofiyah akan duduk. Setelah kain itu diikat. Dan didepan motor pun aku juga bawah . Kalian tau kami seperti motor grobak. Awalnya shofiyah keberatan jika aku membantunya mengantar jualan tapi aku berhasil meyakinkan nya untuk tidak menolak bantuan ku.
Dia menawarkan imbalan sarapan dan makan siang gratis darinya dan aku harus mau kalau diisikan bensin setiap hari. Aku menerima untuk makanannya tapi untuk bensin aku menolaknya karena kami satu arah. Ya dia menerimanya walau dengan terpaksa.
Kalian tau orangtua ku terheran-heran dengan sikapku walau aku anak yang rajin kesekolah tapi mereka tidak pernah melihatku berangkat sangat awal yaitu sebelum jam 6 pagi karena Aku biasa berangkat 06.30. Karena menggunakan motor. Mereka juga heran aku yang biasanya sangat suka mengendarai motor sport malah sekarang lebih memilih naik motor matic. Aku tak pernah memberikan alasannya tapi nanti akan ada saatnya aku memberitahukan kepada mereka.
Kedekatan kami juga semakin intens setiap hari selain antar jemput kami juga sangat rutin berbalas pesan jika malam hari. Seperti orang berpacaran tapi aku belum bisa mengatakan nya jika aku mencintainya, aku takut dia malah menolak ku. Lebih baik kami dekat seperti ini daripada dia tau tapi malah menjahuiku. Aku juga sangat menjaganya dari siapapun.
Kami memang dekat tapi aku tak pernah menyentuhnya berlebihan bahkan ketika kami naik motor aku memakai tas untuk jadi penghalang bagi kami. Aku hanya mengusap kepalanya atau mengacak rambutnya jika aku gemes kepadanya.
Pov Shofiyah
Saat aku keluar dari perpus ada senior sepantatan kak gibran bersama teman-teman nya menghadang ku entah maksudnya apa.
"He... Jauhi Gibran!!". Ucap senior sepantaran kak Gibran beserta gerombolannya.
"Loh memang kenapa aku harus menjauhi kak Gibran.??? Tanyaku dengan heran.
"Dia pacarku dan aku tidak suka perempuan kegatelan sepertimu dekat dengannya!!". Teriaknya dengan penuh amarah
Aku mengangkat alisku bingung.. Ini orang datang-datang marah tidak jelas. Aneh banget
"Maaf ya kak, kalau berbicara yang sopan, memangnya kenapa kalau saya dekat dengan kak Gibran??, setahuku kak Gibran itu tidak pernah punya pacar". Ucapku dengan tenang dan menantangnya.
"He.. Jauhi saja ku bilang!!". Hardiknya kepadaku
"Maaf kak jika tidak ada alasan yang tepat maka maaf saya tidak bisa, lagian saya juga sudah dekat kak Gibran hampir setahun, jadi saya tahu persis jika kak Gibran itu tak punya pacar. kan kami selalu pergi sekolah bareng, ke kantin bareng, ekskul bareng dan juga kami pulang bareng jadi kayaknya ga mungkin the tapi jika memang kakak pacarnya kak Gibran, aku sendiri yang akan jauh-jauh dari kak Gibran kok tenang saja". Ucapku santai.
Aku tidak mengerti mereka aneh banget membully orang karena dekat dengan Crush nya padahal pacar juga bukan tentu saja aku tau karena kak gibran selalu mengatakan padaku jika dia tidak pernah punya pacar. Mari kita lihat siapa yang benar dan salah.
"Kita lihat saja kakak-kakak, aku akan telepon kak gibran dulu untuk lebih jelasnya, agar tidak ada salah paham. Aku akan menjahui kak Gibran kok, jika memang kak Gibran pacar kakak seperti yang kalian bilang tadi". Ucapku dengan tenang
Drtt. Drt.. "Nah kan panjang umur". Ucapku pada mereka.
Ku loudspeaker panggilan kak Gibran agar mereka mendengar sendiri percakapan kami
"Kamu dimana fi ? Tanyanya
"Dekat perpustakaan kak, kakak mau kesini??, Oke tunggu ya ??
"Tunggu saja, kak Gibran mau kesini kok kita bisa minta langsung orang nya memberikan konfirmasinya!!". Wajah mereka semua pucat, Rasain enak saja sembarangan bully orang.
"Hay Fi"... Ucapku tersenyum begitu sampai ke tempat Shofiyah
"Oh kalian, tumben ada disini mau ngapain.?? Tanyaku datar
"Oh kami tidak sedang ngapa-ngapain kok Gib!! " Ucap mereka berbohong.
"Bohong kak, tadi mereka membully ku, katanya aku disuruh jahuin kakak karena orang ini pacar kakak, katanya dia tidak suka aku dekat kak Gibran ". Sungut ku jengkel.
"Pacar??? Cicit Gibran dengan pelan.
"Hahahaha Aku langsung tertawa keras. "Pacar dari mana Fi??, Aku aja selalu bersama kamu, ya kali punya pacar, tapi dekat dan kemanapun sama kamu memang aku cowok playboy apa??". Sungutnya tidak terima.
"Nah kan, kakak dengar sendiri, kak Gibran tidak mengakui tuh, Benar yang kukatakan padamu tadi sama persis yang diucapkan kak Gibran??". Ucap Shofiyah memandang mereka dengan tatapan meremehkan.
"Loh, siapa yang bilang aku punya pacar memang??. Tanya Gibran penasaran
"Tuh". Shofiyah menunjuk dengan dagunya
"Maaf sejak kapan saya jadi pacar kamu??". Tanya ku dengan nada datar dan dingin
Aku mengangkat alisku mendengar tata bahasa kak Gibran, jika mengatakan saya artinya orang itu tidak dekat dengannya.
"Eh. Ga kok Gib, Aku hanya bercanda dengannya tadi". Ucapnya dengan gugup
"Jangan ganggu dia lagi, saya tidak suka, lagian jika saya akhirnya punya pacar yang pasti itu bukan kamu, tapi dia". Sambil aku menunjuk shofi
Kak Gibran meraih tanganku kemudian menggenggamnya dan mengajakku ke ruang ekstrakurikuler bersama karena kami akan makan siang bersama sebelum masuk pelajaran berikutnya tentu saja kami beramai-ramai karena teman sudah menungguku.
"Kalian lama banget darimana saja sih??". Omel Samar kepada kami begitu sampai.
"Ohw tadi ada masalah sedikit". Gibran memberitahu apa yang terjadi.
"Masalah apa memang?? Tanya Samar dengan tatapan seledik
"Ada orang yang sok ngaku jadi pacarku dan malah membully Shofiyah". Jengkel Gibran dengan kesal
"Loh siapa Fi??". Tanya Samar beralih pada Shofiyah
"Ituloh kak kakak senior kelas sebelah kakak tuh". Ucap Shofiyah dengan santai
"Ohw iya memang sih, itu anak selalu membully orang yang dekat dengan Gibran jadi mereka menjauhi Gibran karena takut sama mereka".
"Lah Shofiyah dia mau lawan, yang ada dia terbang ke angkasa dihajar sama Shofiyah. Aneh banget selalu ngaku pacaran sama kamu Gib". Sungut Reski teman mereka lainnya
"Kelihatan nya mesti kamu kasih pelajaran orang seperti itu, Ribet nanti!!". Peringat Reski pada Gibran dan Shofiyah
"Iya nanti akan ku tegur dengan keras dia, Tapi kamu ga apa-apa kan Fi??". Tanya Gibran dengan khawatir.
"Nggak kok kak, aku baik-baik saja aku hanya malas meladeni mereka dan kebetulan banget kak Gibran nelpon, jadi aku suruh aja ketemu sekalian. Shofi dilawan enak aja". Sungut Shofiyah dengan kesal
Hahaha..Semua teman kami tertawa mendengar kata-kata shofi.
"Ya udah yuk kita makan". Mereka makan tanpa memikirkan mereka semua.