Ainun mengorek sampah karena itu memang pekerjaan nya setiap hari sebagai pemulung, namun pagi ini dia merasa seperti ketiban rezeki yang sangat besar karena menemukan koper bagus.
"MAYAAAAAT....
koper tersebut berisi potongan mayat seorang gadis, lebih parah nya lagi gadis itu berasal dari desa Bakti Reso, desa mereka sendiri dan dia adalah anak Tuan tanah di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1. Mayat dalam koper
Karung yang sudah seperti teman sehidup semati Ainun sambar karena pagi ini dia mau segera berangkat menuju bank sampah yang sering untuk rebutan, sesama pemulung pun harus berebutan mencari barang plastik atau pun kaleng yang bisa untuk mereka jual. bila keduluan maka sudah tak akan dapat sisa sama sekali, begitu lah cara mencari makan di alam yang sangat jahat.
Maka nya Ainun berangkat setengah enam pagi agar menjadi orang pertama yang mengorek bank sampah di desa ini, bila hari ini dapat agak banyak maka akan di jual ketengkulak yang sering membeli. Haji Jauhari biasa nya memang menampung barang rongsokan begitu, di sana Ainun menjual barang barang tersebut.
Dengan hasil seratus atau seratus lima puluh saja sudah sangat besar bagi Ainun, dengan uang itu pula nanti dia akan membiayai Ibu nya yang sudah tua. mereka hanya tinggal berdua saja, dulu nya Ibu Ainun adalah pembantu di rumah Tuan tanah Sutomo yang sangat kaya raya itu.
Namun karena sudah tua maka dia pensiun dari sana, Ainun masih pikir pikir mau melamar kerja karena dia takut dengan Tuan tanah itu. padahal banyak yang bilang bahwa Tuan Sutomo orang baik, tapi entah kenapa Ainun merasa takut pada nya hingga mau bicara saja seolah tidak mampu.
"Masih tidak ada orang, wah aku bakal dapat banyak ini." girang Ainun segera mengorek.
Padahal hari juga masih belum seberapa terang, tapi orang yang lalu lalang usai pulang dari masjid sudah banyak. sebab desa ini memang warga nya masih rajin pergi kemasjid untuk kegiatan apa pun, sholat shubuh juga salah satu nya.
"Nah kan aku dapat kaleng banyak, bisa jual lah aku hari ini." girang Ainun memasukan kaleng kedalam karung.
"Mau beli nasi pecel lah nanti kalau sudah jual kaleng." gumam Ainun membayangkan makanan favorit nya dia selama ini.
Harga nya memang tidak mahal bagi orang lain, namun bagi Ainun satu bungkus lima ribu sudah sangat lah mahal sekali, bila beli dua sudah sepuluh ribu dan. maka dari itu bila mau beli makan yang lumayan mahal, harus pikir dua kali dulu agar tidak merasa menyesal.
"Alhamdulilah sudah dapat setengah karung!" Ainun girang sekali.
"Wah, Nun! kamu udah duluan ternyata." Mak Sabar juga sudah datang.
"Pembuka nya aku, Mak." sahut Ainun tersenyum lebar.
"Mak kebagian sana lah, sini sudah habis kau gali." ujar Mak Sabar berjalan kekanan bank sampah.
"Cari bagian lah, Mak. mumpung masih kita berdua, sebentar lagi udah banyak yang datang!" ucap Ainun sambil tertawa karena senang dapat banyak kaleng.
"Iyo, Nduk!" Mak Sabar sudah dapat dan memasukan juga kedalam karung.
"Orang lain enak ya, Mak! cari barang rongsokan sudah bisa beli motor, lah kita cuma cukup untuk makan saja." Ainun tertawa getir.
"Di syukuri saja, kamu loh sebenar nya masih muda tapi malah milik pekerjaan ini." Mak Sabar menjawab sambil menasehati.
"Lihat nanti kedepan nya lah, Mak! aku rencana nya mau melamar di toko kosmetik yang baru buka itu, siapa tau keterima." harap Ainun.
"Bukan nya Mak merasa tersaingi kau mencari barang begini, tapi Emak juga kasihan melihat kau masih gadis tapi sudah kerja yang begini sengsara." ucap Mak Sabar.
Ainun tersenyum karena memang Mak Sabar orang nya baik, dia sering di nasehati agar cari kerja yang lain saja. contoh nya ya melamar di toko, agar penampilan nya lebih bersih dan tidak di pandang hina oleh para lelaki, sebab seusia Ainun masih banyak yang bermain untuk senang senang.
"Eh bagus sekali masih koper nya, tapi kok udah di buang ya." gumam Ainun mendekati koper warna hitam.
Mengira koper itu kosong sehingga mau di tarik satu tangan saja namun ternyata koper sangat berat sehingga Ainun tidak kuat untuk menarik nya. saat bergeser sedikit malah tercium bau amis, membuat Ainun bergetar juga karena mulai takut.
"Mak, ada koper!" Ainun berteriak agar Mak Sabar mendekat.
"Wah masih bagus itu, bisa untuk tempat baju." seru Mak Sabar.
"Koper nya berat dan bau amis, Mak." lirih Ainun agak ngeri.
"Hah, yang benar saja?!" Mak Sabar mendekat karena penasaran.
"Coba lah cium, amis sekali bau nya!" Ainun menutup hidung.
"Mak buka ya, kau jangan jauh jauh tapi." Mak Sabar takut juga.
"Ndak usah lah, Mak! aku takut kalau itu isi nya aneh aneh." cegah Ainun.
"Kita harus buka biar tau isi nya apa, kan kalau misal nya mayat bagai mana?" Mak Sabar sudah mikir kesana.
"Biar aku saja, wong sampean sakit jantung kok." Ainun menarik nya cepat.
Bahaya bila sampai Mak Sabar pingsan atau kumat jantung nya, maka Ainun lah yang bersiap untuk membuka koper saja. walau jantung juga tidak bisa di kontrol lagi, akibat rasa takut yang mendera dalam hati nya sekarang.
Sreeeeek.
"MAYAAAAAT!" Ainun terjatuh lemas usai teriak.
"Allahu Akbar!" Mak Sabar juga lemas melihat potongan mayat di dalam koper hitam.
"Bagai mana ini, Ya Allah tega nya orang yang berbuat ini." Ainun gemetaran tak bisa mau gerak.
"Panggil orang orang, Nun!" Mak Sabar saja sampai merangkak menjauh karena ketakutan.
"A-aku tidak bisa berjalan, kaki ku lemas." Ainun rasa nya mau muntah dan juga ketakutan.
"Tolooooong." Mak Sabar mencoba untuk teriak pada orang yang lewat.
"Hueeeeek!" Ainun akhir nya muntah, tak kuat mencium bau amis darah.
"Beri aku kekuatan, Ya Allah! aku harus memberi tahu orang." Mak Sabar memukuli kaki nya agar bisa kuat.
Ainun sendiri masih muntah muntah tidak karuan sampau mata nya merah dan urat leher menonjol keluar, Mak sabar yang terus berteriak meminta tolong agar ada satu orang saja yang mendekat, sebab dia mai bangkit rasa nya sudah tidak sanggup lagi, maka nya hanya bisa duduk sambil teriak.
"TOLOOOONG, ADA MAYAAAAAT!" pekik Mak Sabar.
"Ono opo, Mak?" Bagus yang mau berangkat kesawah mampir mendekat.
"Ono mayat, Gus! panggil orang orang, ono mayat di dalam koper." Mak Sabar memegang tangan Bagus.
"Allah, Allah!" Bagus saja kaget bukan kepalang melihat mayat yang di potong potong itu.
"Panggil Pak RT atau Pak Lurah, Mak tidak bisa bangun ini." pinta Mak Sabar.
"Nun, kamu ndak apa apa?" Bagus masih sempat bertanya pada Ainun.
"Aku ndak apa apa, panggil saja Pak RT." sahut Ainun pucat pasi.
Bagus lari pontang panting karena rumah Pak RT agak lumayan jauh dari sini, kalau pakai kendaraan ya pasti cepat, namun Bagus cuma lari saja karena dia memang tidak punya kendaraan.
Selamat datang di cerita baru guys, semoga kalian suka dengan cerita othor yang ini🫰🫰
salam hangat dari novita jungkook, salam duit dari suami masing²🤣
salah satu di antaranya atau ke duanya 🤔
tapi nanti takut salah,mlah bukan ke 2nya,,,kasihan yg di tuding 😁😁😁
lanjut thor 🙏💪😘
biasanya dukun kan bisa memperdaya siapa yang diinginkan ya... apa mungkin saking bencinya Ama laki-laki ya....
terungkap sudah misteri kematian Sukma. tinggal nyari siapa pihak ketiga yang sudah menyabotase mayat Sukma dan juga yang membunuh para warga desa... ini korbannya yang masih muda-muda kayaknya.. bisaan milihnya..