HALIM
Di dunia yang dikuasai oleh kegelapan, Raja Iblis dan sepuluh jenderalnya telah lama menjadi ancaman bagi umat manusia. Banyak pahlawan telah mencoba menantang mereka, tetapi tidak ada yang pernah kembali untuk menceritakan kisahnya.
Namun, Halim bukanlah pahlawan biasa. Ia adalah seorang jenius dengan pemikiran kritis yang tajam, kreativitas tanpa batas, dan… kebiasaan ceroboh yang sering kali membuatnya berada dalam masalah. Dengan tekad baja, ia memulai perjalanan berbahaya untuk menantang sang Raja Iblis dan kesepuluh jenderalnya, berbekal kecerdikan serta sistem sihir yang hanya sedikit orang yang bisa pahami.
Di sepanjang petualangannya, Halim akan bertemu dengan berbagai ras, menghadapi rintangan aneh yang menguji logikanya, dan terlibat dalam situasi absurd yang membuatnya bertanya-tanya apakah ia benar-benar sedang menjalankan misi penyelamatan dunia atau justru menjadi bagian dari kekacauan itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ILBERGA214, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10: Mencari Jalan Pulang
Kuil yang sebelumnya terasa berat dan penuh dengan energi, kini tampak hening. Angin malam menyapu lembut di sekitar Halim dan Elyra, seolah-olah alam semesta sedang menenangkan mereka setelah ketegangan yang terjadi. Halim berdiri tegak, matanya menatap horizon yang gelap. Di kejauhan, bintang-bintang berkelip, tetapi ia tahu, dalam petualangannya yang baru ini, ia harus menghadapi lebih banyak hal daripada sekadar berhadapan dengan kekuatan.
..."Semuanya terasa begitu berbeda," gumam Halim, hampir tidak terdengar, matanya masih menatap jauh ke depan....
Elyra mendekat, langkah kakinya ringan di atas tanah lembut yang tertutup daun-daun kering.
..."Apa yang kamu rasakan, Halim?" tanyanya dengan hati-hati....
Ada perhatian dalam nada suaranya, meskipun ia berusaha untuk tidak terlalu mengungkapkan kecemasan yang ada di dalam dirinya.
...Halim menarik napas panjang. "Aku merasa lebih kuat, tapi sedikit kesepian."...
Dia tersenyum miris, merasa bingung dengan perasaan yang datang begitu tiba-tiba. Kekuatan yang baru ia peroleh memberi rasa sensasi yang tak biasa, aliran energi yang cepat dan kuat. Di sisi lain, itu juga menuntut tanggung jawabnya yang besar mengorbankan rasa ketenangan hidup nya.
Elyra mengangguk pelan, seolah mengerti apa yang sedang dirasakan Halim.
..."Kekuatan besar memang membawa banyak perubahan, bukan hanya pada dunia, tapi juga pada diri kita. Tapi jangan biarkan itu mengubah siapa dirimu, Halim. Jangan lupakan alasan kenapa kamu memulai perjalanan ini."...
Mendengar kata-kata Elyra membuat Halim sedikit teringat pada motivasinya semula. Aku berjuang untuk masa depan yang lebih baik, untuk mereka yang tidak bisa melawan. Itu adalah tujuan yang telah membawa Halim sejauh ini, dan ia tahu, meskipun kekuatan di tangannya kini jauh lebih besar, ia tetap harus menjaga fokus pada tujuan itu.
..."Betul," jawab Halim, melangkah maju dengan tekad yang sedikit kembali tumbuh dalam dirinya. "Dunia ini masih membutuhkan seseorang untuk melawan kegelapan, dan aku akan menjadi orang itu."...
Mereka berjalan menjauh dari kuil, menghindari jalanan berbahaya dan mencari tempat yang lebih aman untuk beristirahat.
...Sambil berjalan, Elyra berbicara dengan suara pelan, namun tegas. "Halim, kekuatan ini... Kamu tahu itu bukan segalanya. Kekuatan bukan hanya sesuatu yang bisa kita lihat, tapi juga yang ada di dalam diri kita."...
Halim mendengarkan, tetapi pikirannya kembali melayang pada semua yang telah ia temui. Selama perjalanan ini, ia telah melihat beberapa sisi gelap dari dunia ini. Namun, ia juga melihat harapan dalam bentuk kecil seperti anak-anak yang tersenyum meskipun hidup mereka penuh dengan kesulitan. Itu juga adalah salah satu alasan mengapa ia berjuang. Untuk masa depan mereka yang lebih cerah.
..."Hanya saja...,"...
Halim memulai, matanya kembali menatap langit yang penuh bintang,
..."Aku merasa semakin banyak yang harus aku lakukan. Aku semakin banyak belajar, tetapi dunia ini begitu luas, penuh dengan ancaman yang tak terbayangkan."...
..."Memang," jawab Elyra dengan pelan. "Tapi itu tidak berarti kamu harus melakukannya sendiri."...
Halim terdiam. Kata-kata Elyra membuatnya merenung lebih dalam. Selama ini, ia sering merasa bahwa ia harus menanggung semua ini sendirian, bahwa hanya dengan dirinya sendiri ia bisa menghadapi apa pun. Tetapi Elyra benar, ia tidak sendirian. Ada banyak orang yang peduli, banyak yang mendukung, dan banyak yang bisa berbagi beban ini.
Elyra mengamati Halim yang sedang tenggelam dalam pikirannya, lalu melanjutkan.
..."Setiap langkah yang kamu ambil bukan hanya untuk dirimu sendiri. Kekuatan yang kamu pegang, jika digunakan dengan benar, bisa mengubah banyak hal. Tapi itu juga bisa menghilangkan segalanya jika kamu tidak berhati-hati."...
Halim mengangguk, merasa ada kebijaksanaan dalam kata-kata Elyra yang sederhana itu.
..."Aku tahu, Elyra. Tapi aku harus yakin. Aku tidak bisa mundur sekarang."...
...Elyra menghela napas, berhenti sejenak, dan menatap Halim dengan penuh perhatian. "Terkadang, keyakinan kita diuji dengan cara yang tidak kita harapkan. Apa yang akan kamu lakukan ketika takdir membawamu pada pilihan yang lebih sulit dari ini?"...
Halim terdiam tidak merespon, dan berfikir pada dirinya sendiri, ia telah belajar beberapa hal tentang pertempuran, tentang bertarung untuk memenangkan setiap bentrokan fisik, tetapi pertempuran terbesar dalam hidupnya mungkin adalah pertempuran untuk tetap mempertahankan integritas dan tujuan yang benar.
Sambil melangkah lebih jauh, mereka terus berjalan menuju desa terdekat.
Setibanya di desa, mereka beristirahat sejenak di sebuah penginapan sederhana. Di luar, suara gemericik air dari sungai yang mengalir bisa terdengar lembut, membawa sedikit ketenangan. Halim duduk di pojok ruangan, merenung tentang semua yang telah terjadi, dan semua yang akan datang. Elyra duduk di dekatnya, memandangi peta yang mereka bawa bersama-sama.
..."Kamu yakin ingin mengikuti ku?" tanya Halim....
..."Untuk sementara" jawab Elyra....
.........
..."Halim," sambung Elyra, melihat keseriusan di wajah Halim,...
..."Kamu harus siap menghadapi apa pun yang datang. Dunia ini penuh dengan misteri, dan mungkin kita akan berpisah dengan cara yang tak terduga dengan kekuatan-kekuatan yang lebih besar daripada yang kita bayangkan." wajah Elyra menunjukkan ekspresi gelisahnya dengan penuh harapan....
...Halim mengangkat kepala, matanya berbinar dengan tekad baru. "Aku siap. Untuk apapun yang harus aku hadapi."...
Tiba-tiba, suara ketukan keras terdengar dari pintu penginapan mereka. Halim dan Elyra saling berpandangan, merasakan ketegangan yang meningkat. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir dan bahwa ada banyak lagi tantangan yang akan datang.
Dengan cepat, Halim berdiri dan membuka pintu, siap untuk menghadapi apapun yang ada di luar sana. Di luar, sebuah sosok berdiri di kegelapan malam, sosok yang tampaknya membawa pesan penting untuk mereka.
..."Malam yang panjang menanti kalian," kata sosok itu, suaranya dalam dan penuh misteri....
Halim menatapnya dengan cemas, merasakan bahwa kali ini, petualangan mereka akan membawa mereka lebih jauh dari yang pernah mereka bayangkan.
sekarang semakin banyak yang mengedit dengan chat GPT tanpa revisi membuat tulisan kurang hidup. saya tahu karena saya juga pakai 2 jam sehari untuk belajar menulis. Saya sangat afal dengan pola tulisan AI yang sering pakai majas-majas 'seolah' di akhir kalimat secara berlebihan dengan struktur khas yang rapih.
ya saya harap bisa diedit agar lebih natural.
Udah baca eps 1 ini, ceritanya lumayan menarik. Kapan² gue kesini lagi ya kalau ada waktu, Semangat.