HALIM

HALIM

Episode 1: Satu Orang Melawan Kegelapan

Di dunia ini, ada satu aturan tak tertulis yang semua orang patuhi: Jangan pernah menantang Raja Iblis.

Ratusan tahun telah berlalu sejak makhluk-makhluk kegelapan menguasai dunia. Kerajaan-kerajaan runtuh, para pahlawan tumbang, dan manusia hanya bisa bertahan di wilayah-wilayah kecil yang terlindungi. Semua orang tahu bahwa perlawanan adalah hal yang sia-sia. Semua… kecuali satu orang.

Di sebuah desa kecil di tepi hutan, seorang pemuda berambut hitam berantakan duduk di atas atap rumah, menatap langit sore dengan ekspresi santai. Namanya Halim.

Ia tidak terlihat seperti pahlawan, karena memang ia bukan pahlawan. Tubuhnya kurus, dan cara bicaranya sering membuat orang mengira ia selalu mengantuk. Tapi ada satu hal yang membuatnya berbeda dari kebanyakan orang, yakni ambisinya untuk mengalahkan Raja Iblis.

Bukan karena balas dendam. Bukan karena dendam keluarga. Bukan pula karena warisan takdir seperti dalam dongeng.

Ia hanya merasa harus melakukannya.

Sepuluh tahun lalu. Saat masih kecil, Halim pernah bertemu dengan seorang petualang tua di pinggiran desa. Orang itu penuh luka, bajunya compang-camping, dan matanya lesu.

Dengan suara lemah, pria itu bercerita tentang dunia yang dulu pernah memiliki harapan, bagaimana para pahlawan berusaha melawan kejahatan, memberontak kepada para penguasa iblis, dan bagaimana mereka semua akhirnya gugur satu per satu.

..."Anak muda… dunia ini… butuh seseorang yang bisa mengakhirinya…"...

Lalu, pria itu meninggal.

Mungkin kebanyakan orang akan menganggap itu sebagai omong kosong terakhir dari orang yang sekarat. Tapi bagi Halim kecil, kata-kata itu terukir dalam pikirannya. membuahkan satu ambisi besar untuk mengalahkan Raja iblis dan menciptakan kedamaian.

Saat itu ia belum memahami arti sebenarnya. Namun seiring waktu berlalu, ketika melihat dunia semakin kacau, mendengar cerita tentang ketidakadilan, melihat orang-orang menyerah tanpa mencoba, Halim akhirnya mulai menyadari sesuatu:

..."Kalau tidak ada yang bisa melakukannya, maka akulah yang akan melakukannya"...

Tentu saja, banyak orang yang menertawakan ambisi bodohnya itu.

..."Raja Iblis itu tak terkalahkan!"...

..."Kau bahkan tidak bisa mengangkat pedang dengan benar!"...

..."Mana mungkin kau seorang diri bisa melawan mereka?!"...

Halim tidak peduli. Ia bukan seorang pendekar. Ia bukan seorang pangeran. Pun dia bukan seorang pahlawan. Tetapi pahlawan bisa hadir dimana saja.

Ia tahu ada cara untuk menang. Ia tahu bahwa kekuatan bukan satu-satunya yang menentukan hasil pertempuran. Ia tahu bahwa jika semua orang gagal, itu berarti mereka hanya belum menemukan cara yang tepat.

Dan di sinilah ia sekarang bersiap memulai petualangannya, dengan satu tujuan yang tertanam dalam pikirannya:

Menjadi orang pertama yang mengalahkan Raja iblis.

Dan kalau bisa, melakukannya dengan cara yang keren.

.........

Pagi hari, Halim berdiri di tengah ruangan yang penuh dengan kertas berserakan. Di meja kayu yang hampir roboh, ada tumpukan buku tentang strategi perang, teori sihir, dan sejarah dunia.

Ia mengambil salah satu kertas dan membaca catatannya:

Raja Iblis memiliki sepuluh jenderal.

Setiap jenderal berasal dari ras yang berbeda.

Mereka punya kekuatan unik masing-masing.

Kebanyakan pahlawan gagal karena bertarung tanpa strategi.

...Halim mengusap dagunya....

...“Kalau dipikir-pikir… aku masih belum tahu cara mengalahkan mereka. Aku tidak boleh melawan mereka langsung tanpa persiapan.”...

Ia melangkah ke lemari dan mengambil kantong kecil. Isinya?

Uang tabungan yang hanya cukup untuk bertahan sebulan.

...Halim menghela napas....

...“Baiklah, sepertinya aku harus mencari pekerjaan dulu sebelum bisa menyelamatkan dunia.”...

..........

Dengan tas kecil di punggung, Halim berjalan ke luar rumah. Beberapa tetangga melihatnya dengan tatapan heran.

...“Kau mau ke mana, Halim?” tanya seorang pria tua....

...“Mau menyelamatkan dunia!” jawab Halim sambil berlari ke suatu tempat....

...Pria itu terdiam sejenak, lalu tertawa....

...“Kau memang selalu bercanda. Hati-hati di jalan, Nak!”...

Desanya bukan tempat yang kaya. Banyak anak-anak kecil bermain di jalan dengan pakaian lusuh. Salah satu anak berlari ke arahnya dan menarik bajunya.

...“Kak Halim, mau pergi?”...

...Halim menatap anak kecil itu dan tersenyum tipis. “Iya, ada urusan penting.”...

...“Kakak akan kembali, kan?”...

...Halim mengacak rambut bocah itu....

...“Tentu saja.”...

Anak-anak di desa ini selalu membuatnya merasa nyaman. Mereka polos, bahagia, dan tidak peduli dengan dunia luar yang kacau.

Dan mungkin… alasan lain kenapa ia ingin mengalahkan Raja Iblis adalah agar anak-anak seperti ini bisa hidup tanpa rasa ketakutan.

Dengan pemikiran itu, Halim melangkah keluar desa.

Ia tidak tahu tantangan macam apa yang menunggunya di luar sana, dan ini baru awal dari segalanya.

..........

Halim melangkah keluar dari desa dengan langkah ringan, tapi pikirannya terus bekerja. Ia tidak seperti petualang biasa yang langsung menuju medan perang tanpa rencana. Ia tahu bahwa jika ingin mengalahkan Raja Iblis dan kesepuluh jenderalnya, ia harus mengumpulkan informasi sebanyak mungkin.

...“Aku tidak bisa melawan mereka langsung. Strategi terbaik adalah mencari kelemahan lawan.”...

Tapi untuk itu, ia butuh tempat yang tepat.

Ada tiga tujuan yang bisa ia datangi terlebih dahulu:

Perpustakaan Kota Velora – tempat terbesar untuk mencari informasi tentang sejarah, sihir, dan kemungkinan catatan tentang Raja Iblis.

Guild Petualang – meskipun ia bukan tipe petarung handal, guild adalah tempat terbaik untuk mendengar rumor tentang monster dan iblis.

Pasar Gelap – sumber informasi yang lebih… tidak resmi.

Velora adalah kota terdekat dari desanya, hanya butuh setengah hari perjalanan. Namun, tidak ada yang tahu apa yang bisa terjadi di jalanan terbuka.

.........

Saat matahari mulai turun ke ufuk barat, Halim masih berjalan santai di jalan tanah yang mengarah ke kota. Hutan di sekitarnya mulai gelap, dan angin malam mulai berembus.

Di saat itulah, ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya.

...“Tsk. Dasar ceroboh.”...

Dari balik semak-semak, tiga pria bertubuh besar muncul. Salah satu dari mereka memiliki bekas luka di pipi, yang lain memakai jubah lusuh, dan yang terakhir membawa pisau kecil.

...“Hentikan langkahmu, bocah,” kata pria berjubah....

...Halim menatap mereka sebentar....

...“…Kenapa?”...

...“Serahkan uang dan barang berhargamu. Ini perampokan.”...

...Halim menghela napas, lalu menepuk dahinya. “Aku benar-benar harus lebih waspada…”...

...Pria dengan bekas luka tertawa. “Setidaknya kau sadar. Ayo, cepat!”...

...Tapi bukannya takut, Halim justru terlihat bosan....

...“Aku punya satu pertanyaan,” katanya sambil menatap mereka....

...“Apa?” tanya pria yang membawa pisau....

...Halim menunjuk mereka bertiga....

...“Kalian sudah pasti akan kalah, jadi kenapa masih mencoba?”...

...Ketiga pria itu terdiam....

...“…Apa?!”...

...“Kalian menghadang seseorang yang jelas lebih pintar dari kalian, yang sudah memikirkan semua kemungkinan sebelum ini terjadi.”...

...Mereka saling pandang, lalu tertawa....

...“Haha! Omong kosong! Kau hanyalah pemuda kurus tanpa senjata! Apa yang bisa—”...

...Tiba-tiba, ledakan asap memenuhi udara....

...BAM!!...

...“UWAH! APA INI?!”...

Halim sudah menghilang dari tempatnya berdiri. Dari kejauhan, suaranya terdengar samar-samar.

...“Sebenarnya aku juga tidak tahu apakah rencanaku akan berhasil. Tapi yang jelas, kalian sudah kehilangan target kalian.”...

Saat asap menghilang, ketiga pria itu hanya bisa melihat jalan kosong.

...“…Bocah sialan!”...

Namun, mereka tak menyadari bahwa Halim masih ada di sekitar mereka, mengamati dari balik pepohonan.

...“Baiklah, jadi perampok kecil-kecilan di daerah ini masih aktif. Aku harus memperhitungkan itu ke depannya.”...

Dengan tenang, ia kembali berjalan ke arah Velora.

..........

Saat fajar mulai menyingsing, Halim akhirnya mencapai gerbang Kota Velora. Kota ini adalah salah satu pusat perdagangan di wilayah barat, dengan bangunan batu berjejer rapi dan jalanan ramai dengan para pedagang serta petualang.

Ia langsung menuju Perpustakaan Velora, tempat yang terkenal memiliki catatan sejarah paling lengkap.

Namun, saat ia hendak masuk…

...BRAK!...

Seseorang menabraknya dari samping!

...“Ugh!”...

Halim hampir jatuh, tapi dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya. Di depannya, seorang gadis dengan rambut cokelat panjang berpakaian seorang petualang terjatuh duduk di atas tanah.

...“Aduh… Maaf!”...

...Halim mengangkat alis....

...“Kau baik-baik saja?”...

Namun, gadis itu tidak menjawab. Matanya melebar, lalu dengan cepat berdiri dan mulai berlari lagi!

...“…Aneh.”...

Saat ia hendak melanjutkan langkahnya, tiba-tiba dua pria berbaju besi datang berlari ke arahnya.

...“Kau melihat seorang gadis berambut cokelat lari ke arah sini?”...

Halim berpikir sejenak. Ia bisa saja berkata jujur, tapi nalurinya berkata bahwa ini bukan urusannya.

...“…Tidak.”...

Pria itu menggeram, lalu pergi tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

...Halim hanya menghela napas....

...“Aku baru saja tiba, tapi sudah melihat sesuatu yang aneh. Ini bisa jadi menarik.”...

Tanpa membuang waktu lagi, ia masuk ke perpustakaan, siap mencari jawaban tentang Raja Iblis dan sepuluh jenderalnya.

Terpopuler

Comments

⧗⃟ᷢʷ🍁🍌 ᷢ ͩW⃠J͢aeᷢz°⚡♚⃝҉𓆊🏚

⧗⃟ᷢʷ🍁🍌 ᷢ ͩW⃠J͢aeᷢz°⚡♚⃝҉𓆊🏚

Gue mampir.
Udah baca eps 1 ini, ceritanya lumayan menarik. Kapan² gue kesini lagi ya kalau ada waktu, Semangat.

2025-03-30

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Satu Orang Melawan Kegelapan
2 Episode 2: Pencarian Dimulai
3 Episode 3: Misteri yang Terungkap
4 Episode 4: Perjalanan Menuju Kuil Utara
5 Episode 5: Gerbang Kuil Utara
6 Episode 6: Gerbang Kebenaran
7 Episode 7: Labirin Pilihan
8 Episode 8: Langkah Terakhir
9 Episode 9: Langkah Menuju Takdir
10 Episode 10: Mencari Jalan Pulang
11 Episode 11: Pesan dari Kegelapan
12 Episode 12: Pengkhianatan dan Hal Tak Terduga
13 Episode 13: Tsundere di Medan Pertempuran
14 Episode 14: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
15 Episode 15: Jejak Luka di Hati
16 Episode 16: Bayangan yang Menipu
17 Episode 17: Bayangan Perjalanan
18 Episode 18: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
19 Episode 19: Perjalanan Tanpa Bayangan
20 Episode 20: Cahaya di Ujung Perjalanan
21 Episode 21: Rian dan Kekacauan yang Tak Terduga
22 Episode 22: Tujuan Berikutnya — Desa Arven
23 Episode 23: Kembali ke Kegelapan — Laporan Elyra
24 Episode 24: Langkah yang Panjang — Kerinduan Rian
25 Episode 25: Kejar-kejaran yang Tak Terduga
26 Episode 26: Ciuman di Tengah Kekacauan
27 Episode 27: Misi Berbahaya di Hutan Kematian
28 Episode 28: Pertarungan di Bayang-Bayang Serigala Iblis
29 Episode 29: Beban di Pundak Halim
30 Episode 30: Bayangan di Balik Luka
31 Episode 31: Jejak Kegelapan yang Mengintai
32 Episode 32: Langkah di Hutan Kegelapan
33 Episode 33: Langkah Berat Menuju Tujuan Baru
34 Episode 34: Kekuatan Gelap Terus Mengintai
35 Episode 35: Bayangan di Balik Hutan Kelam
36 Episode 36: Jejak Misterius dan Tawa di Balik Tudung
37 Episode 37: Jejak Lavender di Malam Pekat
38 Episode 38: Mimpi yang Menghantui
39 Episode 39: Pertempuran yang Mengungkapkan
40 Episode 40: Pertempuran Sengit
41 Episode 41: Pertempuran Sengit 2
42 Episode 42: Kekacauan di Ambang Kehancuran
43 Episode 43: Tawanan di Balik Dinding Penginapan
44 Episode 44: Tidur di Bawah Cahaya Remang
45 Episode 45: Segel dan Pemandian yang Salah Tempat
46 Episode 46: Perjalanan Dimulai Lagi
47 Episode 47: Kekhawatiran di Kerajaan Kegelapan
48 Episode 48: Perjalanan yang Mulai Berbeda
49 Episode 49: Langkah yang Semakin Dekat
50 Episode 50: Langkah yang Semakin Dekat 2
51 Episode 51: Perpisahan yang Menghangatkan
52 Episode 52: Langkah Baru dan Godaan yang Tersamar
53 Episode 53: Jatuh Cinta
54 Episode 54: Kenangan yang Membekas
55 Episode 55: Kenangan yang Membekas 2
56 Episode 56: Kenangan yang Membekas 3
57 Episode 57: Kekuatan tidak terkendali
58 Episode 58: Kekuatan tidak terkendali 2
59 Episode 59: Sepulang dari Misi, Hati yang Tersentuh
60 Episode 60: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab
61 Episode 61: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 2
62 Episode 60 Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 3
63 Episode 63: Luka yang Terbuka, Jawaban yang Tertutup
64 Episode 64: Titik Terang di Kegelapan
65 Episode 65: Terbebas
66 Episode 66: Di Balik Gerbang
67 Episode 67: Dasar Buaya
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Episode 1: Satu Orang Melawan Kegelapan
2
Episode 2: Pencarian Dimulai
3
Episode 3: Misteri yang Terungkap
4
Episode 4: Perjalanan Menuju Kuil Utara
5
Episode 5: Gerbang Kuil Utara
6
Episode 6: Gerbang Kebenaran
7
Episode 7: Labirin Pilihan
8
Episode 8: Langkah Terakhir
9
Episode 9: Langkah Menuju Takdir
10
Episode 10: Mencari Jalan Pulang
11
Episode 11: Pesan dari Kegelapan
12
Episode 12: Pengkhianatan dan Hal Tak Terduga
13
Episode 13: Tsundere di Medan Pertempuran
14
Episode 14: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
15
Episode 15: Jejak Luka di Hati
16
Episode 16: Bayangan yang Menipu
17
Episode 17: Bayangan Perjalanan
18
Episode 18: Langkah di Bawah Bayang-Bayang
19
Episode 19: Perjalanan Tanpa Bayangan
20
Episode 20: Cahaya di Ujung Perjalanan
21
Episode 21: Rian dan Kekacauan yang Tak Terduga
22
Episode 22: Tujuan Berikutnya — Desa Arven
23
Episode 23: Kembali ke Kegelapan — Laporan Elyra
24
Episode 24: Langkah yang Panjang — Kerinduan Rian
25
Episode 25: Kejar-kejaran yang Tak Terduga
26
Episode 26: Ciuman di Tengah Kekacauan
27
Episode 27: Misi Berbahaya di Hutan Kematian
28
Episode 28: Pertarungan di Bayang-Bayang Serigala Iblis
29
Episode 29: Beban di Pundak Halim
30
Episode 30: Bayangan di Balik Luka
31
Episode 31: Jejak Kegelapan yang Mengintai
32
Episode 32: Langkah di Hutan Kegelapan
33
Episode 33: Langkah Berat Menuju Tujuan Baru
34
Episode 34: Kekuatan Gelap Terus Mengintai
35
Episode 35: Bayangan di Balik Hutan Kelam
36
Episode 36: Jejak Misterius dan Tawa di Balik Tudung
37
Episode 37: Jejak Lavender di Malam Pekat
38
Episode 38: Mimpi yang Menghantui
39
Episode 39: Pertempuran yang Mengungkapkan
40
Episode 40: Pertempuran Sengit
41
Episode 41: Pertempuran Sengit 2
42
Episode 42: Kekacauan di Ambang Kehancuran
43
Episode 43: Tawanan di Balik Dinding Penginapan
44
Episode 44: Tidur di Bawah Cahaya Remang
45
Episode 45: Segel dan Pemandian yang Salah Tempat
46
Episode 46: Perjalanan Dimulai Lagi
47
Episode 47: Kekhawatiran di Kerajaan Kegelapan
48
Episode 48: Perjalanan yang Mulai Berbeda
49
Episode 49: Langkah yang Semakin Dekat
50
Episode 50: Langkah yang Semakin Dekat 2
51
Episode 51: Perpisahan yang Menghangatkan
52
Episode 52: Langkah Baru dan Godaan yang Tersamar
53
Episode 53: Jatuh Cinta
54
Episode 54: Kenangan yang Membekas
55
Episode 55: Kenangan yang Membekas 2
56
Episode 56: Kenangan yang Membekas 3
57
Episode 57: Kekuatan tidak terkendali
58
Episode 58: Kekuatan tidak terkendali 2
59
Episode 59: Sepulang dari Misi, Hati yang Tersentuh
60
Episode 60: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab
61
Episode 61: Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 2
62
Episode 60 Godaan yang Membakar, Pedang yang Menjawab 3
63
Episode 63: Luka yang Terbuka, Jawaban yang Tertutup
64
Episode 64: Titik Terang di Kegelapan
65
Episode 65: Terbebas
66
Episode 66: Di Balik Gerbang
67
Episode 67: Dasar Buaya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!