Pembalasan Putri Yang Diusir

Sesampai dikantor Alfi turun terlebih dahulu setelah itu baru Cila. Kantor masih belum ramai jadi tidak banyak yang melihat mereka datang hanya karyawan yang sama-sama baru datang.

Alfi langsung menggandeng tangan Cila tanpa perduli tatapan beberapa karyawannya. Dia mengajak Cila menuju ruangannya sedangkan Zay menuju parkiran mobil.

Cila sebenarnya terkejut melihat perusahaan suaminya yang bisa dipastikan lebih besar dari perusahaan keluarganya. Dibenaknya berpikir seberapa kaya suaminya ini sampai memiliki rumah mewah dan perusahaan besar.

Saat masuk kedalam beberapa karyawan memperhatikan Alfi dan Cila. Mereka penasaran siapa perempuan yang digandeng oleh atasan mereka, karena atasan mereka sebelumnya tidak pernah menggandeng perempuan apalagi dibawa menuju ruangannya.

Sampai didepan ruangan Alfi mereka disapa oleh April sekretaris Alfi.

"Selamat pagi Tuan Alfi." sapa April ramah.

"Pagi, April kenalkan ini istri saya namanya Cila. Jadi tolong hormati dia seperti kamu menghormati saya." kata Alfi sambil mengandeng tangan Cila.

"Baik Tuan Alfi. Selamat pagi Nyonya Cila. Perkenalkan nama saya April sekretaris Tuan Alfi." sapa Aril dengan sopan.

"Pagi juga April. Saya Cila semoga kita bisa berteman baik." jawab Cila tersenyum ramah.

"April tolong minta OB bawakan cemilan keruangan saya." perintah Alfi.

"Baik Tuan Alfi." jawab April.

Setelah itu Alfi dan Cila masuk keruangan. Cila menatap kagum ruangan kerja suaminya. Ruangan berwarna putih dilengkapi dengan kamar pribadi.

Tapi tiba-tiba terpikir apa suaminya pernah membawa perempuan masuk kekamarnya. Entah kenapa Cila tidak suka jika benar suaminya seperti itu walaupun mereka baru mengenal.

"Sayang kamu kenapa? Tadi keliatan ceria sekarang kok cemberut." Alfi mendekati Cila dan memeluknya.

"Mas apa kamu sering bawa perempuan masuk kamar kamu dikantor ?" tanay Cila langsung.

"Ngak lah. Ini kamar buat aku kalo capek atau lembur dikantor. Aku ngak pernah bawa perempuan masuk ke kamar aku." jawab Alfi jujur.

"Syukur lah kalo gitu." kata Cila tersenyum senang.

"Kamu cemburu ya hemm" tanya Alfi sambil tersenyum.

"Enggak lah ngapain aku cemburu. Aku cuma nanya aja" jawab Cila ketus.

"Kalo cemburu juga ngak papa. Itu tandanya kamu udah mulai cinta sama aku hehe" kata Alfi dengan percaya diri.

Cila tidak menjawab ucapan Alfi. Dia sibuk memperhatikan ruangan suaminya. Cila membulatkan matanya melihat nama suaminya. Ternyata suaminya pengusaha muda yang sangat terkenal itu.

Alfi yang melihat tingkah Cila hanya terkekeh saja. Dia tahu istrinya baru menyadari bahwa dia bukan orang sembarangan.

Padahal waktu ijab qobul namanya disebut jelas tapi entah mengapa istrinya baru tersadar sekarang.

Alfi langsung duduk dikursi nya dan mulai membaca berkas-berkas yang perlu ditandatangani.

Tidak lama setelah itu suara ketukan pintu terdengar

Tok..tok..tok..

"Permisi. Saya OB yang membwa cemilan pesanan Tuan Alfi."

"Silahkan masuk." saut Alfi.

OB tersebut masuk lalu meletakkan cemilan dimeja dekat sofa setelah itu dia keluar.

Setelah OB keluar pintu terdengar diketuk lagi. Ternyata itu April sekretaris Alfi yang ingin memberitahu jadwal hari ini apa saja.

"Tuan hari ini tidak ada jadwal diluar kantor. Tuan hanya perlu menandatangani berkas-berkas yang sudah saya siapkan saja." jelas April.

"Baik terimakasih April." jawab Alfi.

April pun keluar ruangan. Tidak lama setelah April keluar Asisten Zay masuk membawa sebuah dokumen.

"Tuan ini dokumen yang anda minta dan sudah saya urus semuanya bersama Tuan Anjar" kata Zay sambil menyerahkan dokumen.

"Hemm bagus Zay. Sayang ini buat kamu coba baca" kata Alfi

Cila bingung maksud suaminya atas dokumen yang disodorkan kepadanya. Lalu dia membuka dan membaca dokumen tersebut.

Cila tersenyum ternyata apa yang kemarin dikatakan suaminya benar. Suaminya berhasil mendapatkan saham Perusahaan Andara 35%. Ternya isi dokumen tersebut adalah kepemilikan saham Perusahaan Andara yaitu perusahaan keluarganya.

"Mas ternyata kamu gerak cepat juga yaa ?" tanya Cila.

"Anggap aja sebagai hadiah pernikahan buat kamu sayang." kata Alfi.

"Tapi kenapa bisa sebanyak ini kalian bisa mendapatkan saham perusahaan ?" tanya Cila penasaran.

"Zay jelaskan kepada istriku" perintah Alfi.

Zay pun mejelaskan bahwa sebenarnya perusahaan sudah kurang stabil semenjak saudara tiri Cila yaitu Vely mengambil alih. Tapi masih bisa bertahan.

Awalnya memang berjalan baik namun karena Vely suka keluar dijam kerja lalu melimpahkan tugasnya kepada sekretarisnya perkerjaan banyak yang terbengkalai. Dia juga memanipulasi laporan keunagan yang diserahkan kepada Papa Cila.

Uang perusahaan ternyata digunakan untuk kepentingan pribadinya tanpa sepengetahuan Papa Cila.

Ditambah lagi masalah kemarin yang dibuat oleh Anjar membuat kerugian bertambah besar.

Cila terkejut mendengar penjelasan Zay. Pantas saja selama Vely mengambil alih perusahaan dirinya tidak boleh bekerja di kantor tapi di rumah.

Alasan Vely melarangnya karena dia kana bertunangan dan tidak boleh kelelahan. Ternyata alasan itu bohong. Alasan sebenarnya karena dia tidak ingin Cila mengetahui laporan keuangan perusahaan yang Vely manipulasi.

"Bagaimana sayang apa tanggapanmu?" tanya Alfi

"Aku tidak menyangka ternya Vely berani melakukan kebongan sebesar ini. Aku merasa benar-benar ditipu oleh sikapnya selama ini. Padahal dulu dia begitu baik dan penurut kepadaku. Tapi ternyata sifat aslinya seperti itu. Cih sangat menjijikkan" jawab Cila marah.

"Sepertinya masih ada kebohongan lain dari wanita ular itu sayang." kata Alfi.

"Masih ada kebohongan maksud kamu apa Mas?" tanya Cila.

"Zay sudah memeriksa bahwa Cila sering mentransfer uang dalam jumlah banyak kerekening perusahaan lain. Tapi belum tau itu perusahaan apa karena masih baru. Sayang apa kamu tidak ingin membalas perbuatan Vely dan membongkar semua kejahatannya?" kata Alfi..

"Tentu saja mau. Tapi bagaimana aku bisa melakukan semua itu?" kata Cila.

"Tenang saja ada suami yang tampan ini siap membantu. Mari kita bermain." jawab Alfi sambil tersenyum misterius.

Cila sangat senang dan bersyukur memiliki suami yang siap selalu membantu nya. Walaupun dia belum mencintai Alfi, tapi dia akan tetap berusaha mencintai Alfi.

"Bos langkah selanjutnya bagaimana? " tanya Zay.

"Zay Lo jangan terlalu formal sama gue. Panggil nama aja gapapa. " kata Alfi.

"Profesionalitas kali Fi. " jawab Zay.

Alfi menyadari Cila belum tahu tentang Zay. Dia pun memperkenalkan Zay kepada Cila.

"Sayang ini Zay salah satu orang terdekat aku. Selain asisten dia juga sahabat baik aku dan adik angkat aku" jelas Alfi.

"Hai kakak ipar." sapa Zay

"Hai juga Zay. Kalo dia adik kamu kok ngak tinggal dirumah ?" kata Cila sambil tersenyum.

"Dia sendiri milih tinggal di apartemen." jawab Alfi.

"Biar mandiri aja kakak ipar. Masa mau ikut Alfi mulu." jawab Zay.

"Jangan panggil aku kakak ipar panggil Cila aja. Kan kerasa tua banget aku dipanggil kakak ipar." kata Cila.

"Okee Cila. " saut Zay.

Zay adalah anak yang diadopsi oleh orang tua Alfi. Zay ditemukan oleh orang tua Alfi saat mereka sedang pergi berlibur ke Bali.

Karena hanya mempunyai satu anak, orang tua Alfi pun menjadikan Zay anak mereka. Supaya Alfi tidak kesepian dan memiliki teman.

Sebenarnya Zay sudah diberikan sebuah perusahaan diluar negeri tapi dia tidak mau. Katanya dia hanya ingin menjadi asisten kakaknya saja.

Alfi dan Zay umurnya sama jadi mereka hanya memanggil nama saja.