"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 - TGSP
"Syer.." panggil seseorang, membuat Syera yang merasa nama nya terpanggil pun mendongak menatap orang yang memanggil nya. Seketika itu juga, Syera memutar mata nya jengah. Kenapa dia harus bertemu dengan nya sekarang? Disaat hatinya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa pria itu ternyata sudah menghianati nya.
"Martin, kenapa kamu ada disini?" Tanya Syera.
"Harus nya, aku yang nanya. Ngapain kamu disini hmm? Berduaan sama pengawal kamu lagi. Kamu lagi pedekate atau gimana?" Tanya Martin dengan nada tinggi. Juan hanya menatap pemuda itu dengan sinis, namun tak berniat untuk bertindak karena seperti pria itu tidak menyakiti Nona nya secara fisik.
"Ckkk, lalu kamu disini sama siapa hmm? Sama selingkuhan mu, begitu?"
"Apa maksud mu, aku sudah bilang Syer aku gak selingkuh sama Vera." Ucap Martin mulai dengan otot.
"Ohh, jadi namanya Vera ya? Bagaimana bisa aku percaya atas perkataan mu itu, sedangkan aku punya bukti nya." Jawab Syera sambil tersenyum smirk.
"Syer, percaya sama aku. Aku setia sama kamu, aku berani bersumpah." Bujuk Martin, tapi hal itu malah membuat Juan yang sedang minum tersedak.
Uhukk.. uhukk.. uhukk..
"Ju, kamu baik-baik saja kan?"
"Iya, Nona." Jawab Juan sambil menepuk-nepuk dada nya sendiri agar batuk nya mereda.
"Hey, yang pacar mu itu aku, Syer. Bukan dia." Ucap Martin kesal sambil menarik paksa wajah Syera hingga membuat gadis itu meringis.
"Aasshh, sakit.." Ringis Syera sambil memegangi wajah nya.
"Bersikaplah lembut pada perempuan!" Tegas Juan, dia tak suka jika ada pria yang bertindak kasar pada wanita. Karena dia punya ibu dan adik di rumah, tentunya dia takkan suka kalau ibu dan adiknya di perlakukan seperti itu oleh orang lain.
"Kau tak usah ikut campur, kau yang membuat hubungan ku dengan Syera renggang!"
"Cukup, Martin. Jangan menyalahkan orang lain atas kesalahan mu sendiri." Ucap Syera berusaha melerai pertengkaran antara kekasih dan pengawal nya.
"Kau terus saja membela nya, yang pacar mu itu aku, bukan dia!"
"Iya, kamu memang kekasih ku. Tapi aku capek dengan semua sikap kamu, Martin. Kamu gak pernah bisa setia, aku capek. Sebaiknya kita selesai sampai disini saja." Pinta Syera sedikit emosional.
"Tidak, aku gak mau putus."
"Aku gak peduli, terserah kamu saja." Jawab Syera bodo amat, dia pun menarik tangan Juan dari sana. Juan pun mengikuti langkah Nona nya, meskipun sedikit terseok karena Syera berjalan dengan sangat cepat.
"Nona, pelan-pelan jalan nya.." lirih Juan.
"Syeraa.." Teriak Martin, dia hendak mengejar Syera dan Juan. Tapi, salah satu karyawan mencegat nya.
"Apa?" Sewot Martin sambil meronta.
"Bayar dulu."
"Bayar apaan? Saya gak mesen disini."
"Tapi anda kenal dengan orang yang baru saja makan disini, ayo bayar." Pinta pelayan itu.
"Berapa total nya?"
"Lima ratus ribu." Jawab nya, membuat Martin melotot.
"Buseett, banyak bener. Gua gak ada cash, mau ngambil dulu ke ATM yak?" Jawab Martin, fakta nya dia memang tipe laki-laki yang tak suka membawa uang banyak. Kalau lagi butuh, ngambil saja di ATM.
"Gak percaya, bilang aja gak punya duit. Kere, tapi mau pacaran kayak orang-orang. Sana cuci piring di belakang."
"What? Kagak!" Tolak Martin.
"Oke, mau saya laporkan ke pihak keamanan, biar di bawa ke kantor polisi?" Ancam pelayan itu dengan berani.
"Eehh, jangan-jangan. Ini bisa di bicarakan baik-baik."
"Iya, yaudah sana ke belakang nyuci piring."
"Iya-iya." Jawab Martin pasrah, akhirnya dia pun terpaksa harus jadi tukang cuci piring untuk membayar makanan yang sudah Syera dan Juan makan.
'Sial banget nasib gue, udah mah di putusin Syera, malah di suruh nyuci piring. Awas aja ya.' Batin Martin merutuk.
Seperti nya, sekarang untuk mendekati Syera karena gadis itu selalu berdekatan dengan Juan, pengawal sialan nya itu.
"Yaahh, aku harus menyingkirkan pemuda itu terlebih dulu untuk bisa mendapatkan Syera lagi." Martin tersenyum smirk, dia punya niat yang jahat untuk memisahkan Juan dari Syera. Karena bisa terlihat jelas, Syera nya berubah sejak ada Juan menjadi pengawal nya.
Sedangkan di luar, Syera dan Juan memutuskan untuk pergi ke taman. Tempat yang paling menenangkan di kala emosi memuncak adalah taman.
"Nona, ke taman yang mana?"
"Terserah kau saja, tapi jangan taman yang waktu itu. Itu akan membuat aku mengingat ciuman pertama kita." Jawab Syera membuat Juan tersenyum, ciuman pertama yang terasa sedikit mendebarkan.
"Baik, Nona." Jawab Juan, dia pun mengemudikan kendaraan nya ke arah taman yang dia tau. Setelah sampai, pria itu langsung memarkirkan mobil nya dan keluar bersama Syera.
Syera menyatukan tangan mereka, tanpa sadar kedua nya bertingkah seperti layaknya pasangan kekasih, berjalan sambil bergandengan tangan. Meskipun Juan terkejut dan ingin meronta, tapi mengingat suasana hati Syera yang sedang kurang baik, jadi dia pasrah saja.
"Udara nya seger ya, Ju?"
"Iya, Nona." Jawab Juan tanpa menoleh ke arah Syera.
"Angin nya sejuk, Ju."
"Nona sih ngapain pake baju gituan, kayak kekecilan ini mah." Ucap Juan sedikit nyinyir, saat melihat crop top yang di kenakan Syera. Karena model nya memang seperti itu, tidak menutup pusar bukan artinya kekecilan kan?
"Ini model nya emang gini, Ju. Bukan artinya kekecilan, sebel deh."
"Yaudah, pakai ini." Juan membuka kemeja nya yang tadi Syera belikan di mall, lalu mengikat nya di bagian pusar agar tidak terlalu terbuka.
"Isshh, Juan.." Rengek Syera sambil menghentak-hentak kaki nya.
"Kenapa cantik?"
"Perut aku gak buncit, segala pake gurita kek gini." Ucap Syera ketus sambil mencoba membuka ikatan kemeja di pinggang nya.
"Haha, biar pusar nya gak keliatan, Non."
"Gak suka, engap." Jawab Syera.
"Yaudah, aku bukain." Juan pun kembali membuka ikatan kemeja di pinggang Syera, lalu memakaikan kemeja itu di tubuh mungil Syera, membuat gadis itu seolah tenggelam di dalam kemeja nya.
"Jadi oversize kemeja nya, Ju."
"Gapapa, kamu keliatan lucu tau. Mungil banget kamu tuh."
"Gak usah ngeledek, kamu aja yang terlalu tinggi." Ketus Syera membuat Juan terkekeh.
Blushh..
Pipi Syera merona hanya karena mendengar Juan terkekeh, nilai plus nya juga bertambah, Juan terlihat sangat tampan jika sedang tertawa.
"Nona, pipi Nona memerah. Kenapa? Apa tidak enak badan?" Tanya Juan.
"Ti-tidak, aku baik-baik saja."
"Serius?" Tanya Juan, dia menarik kepala Syera dan mengusap nya, membuat wajah gadis itu semakin merona karena perlakuan Juan.
'Jantung gue bisa-bisa meledak kalo gini terus, pliss Ju gue gak mau mati muda.'
"Nona, kok bengong?"
"Tidak, ayo kita jalan-jalan lagi." Jawab Syera, dia pun memalingkan wajah nya secepat mungkin, lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Juan.
"Nona Syera sedikit aneh, kenapa ya?" Gumam Juan, tapi buru-buru dia mengikuti langkah sang Nona.
🌻🌻🌻🌻🌻