Kecelakaan tragis yang menimpa Dave di hari pernikahannya membuat XyRa merasakan patah hati hebat. Janji setia sehidup semati pun berganti dengan ucapan duka cita dan belasungkawa.
XyRa yang separuh jiwanya seakan ikut pergi bersama Sang calon suami sampai tak sadar jika sudah di nikahi oleh sepupu pria yang di cintainya tersebut.
Semua karna orang tua XyRa tak sanggup melihat kesedihan di wajah putrinya, terlebih acara pernikahan sudah siap di laksanakan..
"Saya Terima nikah dan kawinnya XyRa Rahardian Wijaya dengan mas kawin tersebut di bayar, Tunai"
Sebuah kalimat Ijab Qabul lantang di suarakan oleh Axel, duda beranak satu yang di tinggal selingkuh istrinya 4 tahun lalu.
Bisakan XyRa menerima pernikahannya dengan Sang suami pengganti?
Lalu, bagaimana ia harus menerima statusnya yang tak hanya menjadi istri melainkan langsung menjadi ibu sambung dari seorang anak kecil yang haus kasih sayang?
Ikuti terus kisahnya, sediakan kanebo buat air mata ya, 😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Dave!" pekik XyRa dengan napas terengal, ia terbangun saat sadar jika semua ternyata hanya mimpi.
"Ini seperti nyata, Dave datang dan aku bicara banyak hal dengannya," ucapnya lirih yang kini justru sudah menjatuhkan satu tetes air mata.
Mana mungkin ia mengalami hal seperti ini, di datangi Sang mantan kekasih seolah ini semua nyata sebab begitu banyak yang di sampaikan pria itu salah satunya menyebutkan nama Sean.
XyRa duduk sambil memeluk lututnya sendiri, ia terisak sedih karna semua hal yang terjadi padanya kini tercampur jadi satu, sedih karna rindu dan bingung harus memutuskan sesuatu yang pastinya masih ia ragukan.
Ia hanya tahu Axel dari cerita yang ia dengar, sedangkan untuk tahu sendiri tentang pria itu tentu belum XyRa lakukan sebab mereka masih dalam proses pendekatan. Bertemu dan langsung menjadi suami istri tentu tak mudah baginya saat cinta untuk seseorang masih sangat kuat di rasa.
Mungkin, jika Axel hadir saat hatinya tak berpenghuni ceritanya akan lain lagi, tapi ini justru sebaliknya. Jiwa raga seorang Nona muda itu terisi penuh oleh satu nama yaitu Dave.
Kini, XyRa tak hanya menekan perasaannya dan mengalihkan rindunya saja, ia juga harus berjuang menerima semua yang ada dalam diri Sang suami entah itu kisah masa lalunya atau juga masa depannya yang kini sedang membutuhkan sosok XyRa.
"Aku bisa, aku harus bisa melewati ini semua, jika ini takdir yabg sudah Tuhan tetapkan, aku yakin semua akan indah pada waktunya," ucap XyRa sambil menghapus air mata.
XyRa yang menoleh kearah jarum jam yang ternyata masih menunjukan pukul 2 pagi pun memilih untuk melanjutkan tidurnya.
.
.
.
Pagi menjelang, semua sudah siap di meja makan untuk menikmati sarapan sebelum akhirnya beraktifitas di luar rumah. Begitu pun yang kini sedang XyRa lakukan.
Ia menarik salah satu kursi meja makan lalu duduk diatasnya, melihat satu persatu menu makanan tapi sayangnya tak ada satupun yang menggugah seleranya.
"Kenapa, Sayang?" tanya Amih pada anak perempuan satu-satunya.
"Hem, gak apa-apa, aku cuma gak laper," jawab XyRa pelan.
"Ada yang ingin kamu makan selain ini, Nak?" tawar Apih sambil menatap lekat putri kesayangannya yang kini terlihat sedikit kurus.
XyRa menggelengkan kepalanya, ia memang sedang tak ingin apa-apa saat ini jadi hanya segelas air putih hangat saja yang masuk kedalam perut Sang Nona muda.
"Suamimu akan pulang, apa kamu akan ikut kesan, Nak?" tanya Apih langsung tanpa basa basi yang sontak membuat putrinya menoleh.
"Entah, belum aku pikirkan," jawab XyRa.
"Ikutlah kemana saja suamimu tinggal, itu sudah kewajibanmu," timpal Amih yang sudah tahu juga hal ini dari suaminya.
XyRa hanya mengangguk kecil, tak perlu di jelaskan tentu ia tahu bagaimana peran seorang istri karna niat itupun ada sebelum ia menikah dengan Dave tapi sayangnya yang ia nikahi justru sepupu pria itu.
Tak banyak jawaban yang di berikan XyRa pada kedua orang tuanya yang kini sedang pelan-pelan menasehati dan membei penjelasan tentang mahligai rumah tangga.
.
.
Semua yang terbaik sedang di niatkan oleh XyRa, dan kini ia mencoba untuk menghubungi suaminya yang mungkin sedang dirumah bersama Sean karna belum ada pesan yang Axel kirimkan padanya perihal dimana kini ia mau dan sedang berada.
"Hallo, Ra, ada apa?" sapa Axel di sebrang sana, andai saja XyRa tahu jika ada senyum terukir jelas di sudut bibir pria tampan itu saat ini.
"Apa hari ini kamu sibuk? bisa kita bertemu?" tanya XyRa sambil menggigit bibir bawahnya karna malu.
"Aku dirumah, Ra. Tentu, mau dimana?"
"Terserah, aku tunggu di rumah ya, tapi--," ucap XyRa, saking ragunya ia sampai tak kuasa menerus apa yang ingin ia katakan sebab itu adalah sebuah permintaan.
"Tapi apa, Ra??" tanya Axel.
"Bisakah kamu mengajak Sean, aku merindukannya," jawab XyRa, napas yang tadi ia tahan kini ia hembuskan perlahan.
Axel yang tak percaya dengan apa yang di inginkan istrinya sampai harus menjauhkan ponselnya agar wanita itu tak mendengar suara tawa kecilnya saking ia merasa senang.
"Tentu, kami akan menjemputmu."
Sambungan telepon pun terputus, XyRa langsung merapihkan diri dengan mengganti pakaiannya ke yang jauh lebih sopan dan nyaman. Saat ini ia bukan lagi seorang wanita single melainkan istri dan ibu dari seorang anak laki-laki maka itu kini sikap dan prilakunya tak lagi boleh semena-mena yang hanya memikirkan dirinya saja.
Hampir satu jam berlalu, kini XyRa keluar dari kamar da langsung menuju lantai bawah karna sudah ada Axel dan Sean di sana, itulah yang tadi salah satu pelayanan katakan saat datang ke kamarnya untuk memberi tahu.
Baru juga sampai di ujung tangga yang melingkar megah , XyRa sudah di sambut oleh teriakan senang putra sambungnya, ia kemudian berlutut untuk siap menerima sebuah pelukan.
"Aunty kangen Sean?" tanya Si anak tampan masih dalam dekapan wanita yang ternyata adalah istri dari papihnya tersebut.
"Hem, sangat. Sean kangen Aunty gak?" XyRa balik bertanya dengan kedua mata terpejam, ia seperti sedang di goda oleh rasa nyaman yang di berikan oleh Si malaikat kecilnya itu.
Sean hanya mengangguk, ia tenggelamkan kepalanya di ceruk leher XyRa dan itu tentu membuat seorang pria dewasa yang kini sedang berdiri melihat mereka harus merasa haru luar biasa.
"Hari ini kita jalan-jalan ya, Sean mau kemana?"
"Hem, kebun binatang boleh?" pinta Sean, XyRa yang melirik lebih dulu ke arah Axel yang menganggukkan kepala tanda setuju.
"Ok."
Keluarga kecil mendadak itupun langsung menuju ke sebuah kebun binatang di luar kota, selama perjalanan Sean duduk diatas panggkuan XyRa sambil banyak bercerita, ia termasuk anak yang ceria dan terbuka jadi tak sulit untuk XyRa melakukan banyak pendekatan diantara mereka berdua.
"Mau mampir sebentar ke Rest area?" tawar Axel saat sudah setengah perjalanan.
"Hem, boleh. Aku juga belum sarapan," jawab XyRa yang baru ingat hal itu, ia tetap harus mengisi perutnya meski tak ada rasa lapar mengingat hari ini akan jadi hari panjang untuknya bersama suami dan putra mereka.
Mobil masuk kedalam Rest area, disana mereka memilih salah satu restauran siap saji mengingat masih ada satu hingga dua jam perjalanan lagi untuk sampai ke tempat tujuan.
XyRa memesan beberapa makanan yang tentunya tak hanya untuk ia sendiri melainkan untuk Sean dan Axel tapi pria itu cukup memesan secangkir Kopi saja.
Makanan sudah di pesan, kini mereka menunggu sambil mengobrol hal hal kecil termasuk apa yang nanti di inginkan oleh Sean.
"Jika sudah begini, aku rasa sudah waktunya kamu jujur pada Sean tentang siapa aku," bisik pelan XyRa yang langsung membuat pria di sampingnya kaget.
"Kamu--, serius?" tanya Axel memastikan dengan dahi mengernyit.
"Hem," jawab XyRa sedikit mengangguk.
"Tenang saja, aku tak akan mengecewakan Sean," sambungnya lagi dan itu artinya XyRa akan benar-benar menerima kedua laki-laki itu dalam hidupnya.
Axel mengangguk yakin, ia kembali menarik tangan istrinya untuk ia genggam sebagai bukti pada Sean jika wanita yang dekat dengannya itu adalah ibu sambungnya.
"Sean, boleh Papih bicara?"
"Apa?" tanya anak itu dengan wajah polos menggemaskan.
"Sean ingin Mamih kan?" tanya Axel yang langsung di jawab dengan anggukan kepala.
"Aunty XyRa dan Papih sudah menikah, jadi ini adalah Mamimu sekarang," jelas Axel yang awalnya membuat Sean bingung.
"Mulai sekarang, Sean panggil Aunty Mamih ya, dan Aunty akan panggil Papihmu dengan sebutan---," ucap XyRa yang langsung menoleh kearah sang suami, ia tersenyum saat melihat ayah dan anak itu diam menunggu ia melanjutkan kata-katanya yang terpotong barusan.
"Kamu akan memanggilku apa?" tanya pria beranak satu tersebut.
.
.
.
Mas Axel...
Kesalahan besar kalo kamu niatnya bawa dia tinggal di rumah mu,Awas ya..
Mulai deh kompliknya,Baru juga Xyra ingin bahagia .huufff...🙇🙇🙇