Rian adalah siswa sekolah menengah atas yang terkenal dengan sebutan "Siswa Kere" karna ia memang siswa miskin no 1 di SMA nya.
Suatu hari, ia menerima Sistem yang membantu meraih puncak kesuksesan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Bertemu
Liana mengangguk dan segera menghidupkan mesin mobil mewahnya.
Mobil yang di kendarai oleh Liana ialah mobil bermerk terbaru dari Zyporios yaitu Zyporios Orion G.1.9 - Sedan premium dengan desain elegan di dalamnya tetapi terlihat biasa dari luar seperti sedan biasanya, mirip mobil eksekutif, tapi punya fitur canggih dan mesin bertenaga besar.
Zyporios Orion G.1.9 menggunakan mesin dengan kecepatan maksimal 288 km/jam, ditenagai oleh mesin V6 twin-turbo yang mampu menghasilkan 420 HP.
Mobil ini dilengkapi dengan suspensi udara adaptif, yang secara otomatis menyesuaikan ketinggian dan kekerasan suspensi berdasarkan kondisi jalan, memberikan kenyamanan maksimal saat berkendara. Selain itu, teknologi noise-canceling cabin membuat kabin tetap senyap meskipun melaju di kecepatan tinggi.
Zyporios Orion G1.9 tidak hanya menawarkan performa tinggi, tetapi juga kenyamanan luar biasa. Mobil ini dilengkapi dengan kursi berbalut kulit premium berwarna cokelat yang memiliki fitur pijatan multi-mode, memberikan relaksasi bagi pengemudi dan penumpang saat perjalanan jauh.
Fitur pijatan ini memiliki beberapa mode, seperti shiatsu, rolling, dan wave massage, yang dapat disesuaikan melalui layar sentuh di tempatkan pada depan kursi masing-masing atau bisa melalui perintah suara. Selain itu, sistem climate control 4 zona memastikan suhu kabin tetap nyaman sesuai preferensi masing-masing penumpang.
Dengan kombinasi performa tinggi, suspensi adaptif, dan fitur pijatan, Zyporios Orion G.1.9 menjadi pilihan ideal bagi mereka yang menginginkan kemewahan tanpa harus tampil mencolok di jalanan.
Liana dan Rian telah sampai di tempat drive thru TastyGo, salah satu restoran cepat saji yang menjual hamburger dengan harga cukup tinggi di kisaran harga Rp.100.000 ~ Rp. 300.000.
Cheese Burger di banderol dengan harga Rp.100.000 yang biasanya di negara lain hanya Rp.50.000 saja jika kurs mata uang setara.
Double Cheese Stack Burger dibanderol dengan harga Rp.300.000 karena kualitas premium dari daging sapi impor dan lebih berat 1,5x dari Cheese Burger.
Mereka menjual dengan harga tinggi karena daging sapi harus di Impor dari luar negeri di karenakan banyaknya peminat tetapi sedikit yang ingin menjadi peternak sapi pada negara ini yaitu negara Sulvanasia.
Negara Sulvanasia memiliki 3 negara bagian, negara ini menganut sistem desentralisasi atau federalisme, salah satunya ialah Negara Adana sebagai negara bagian
Ibu kota negara Sulvanasia ialah Kota Sulvanasia.
Setiap Negara bagian menamai ibu kota mereka sama dengan negaranya contoh Negara Adana, ibukota Adana.
Negara Sulvanasia termasuk negara kecil dibandingkan dengan negara besar lainnya total hanya 400.000 Km² terbagi menjadi 3 negara bagian dan 1 negara utama yaitu Negara Sulvanasia itu sendiri .
~ **Kembali pada Rian Dan Liana**~
Liana memesan Double Cheese Stack Burger sedangkan Rian memesan Cheese Burger karena melihat harganya tidak terlalu tinggi, tak enak dengan liana pasti ia ingin mentraktirnya lagi walaupun ia akan membayar.
Mereka menunggu hanya 2 menit, makanan telah siap di makan, mereka memakan itu sambil melanjutkan perjalanannya ke kota Solvantra, tempat liana dan keluarganya tinggal saat ini.
Ayah Liana bernama Stave Max, dan ibunya bernama Vivi Astrea mereka tinggal di Mansion Mewah No 2 di ibu kota Solvantra, negara Solvantra.
Mansion Mewah No.1 di duduki oleh Keluarga Nart, kekayaannya lebih besar 5 Triliun rupiah. daripada keluarga max.
Keluarga Nart menduduki peringkat orang kaya ke 1 di negara bagian Solvantra, dan keluarga Max berada peringkat ke 2.
Ibu Liana yakni bernama Vivi Astrea mempunyai 3 anak, pertama bernama Andra Max, kedua Liana Max, ketiga atau anak bungsu yaitu bernama Selestia Max.
Liana mengendarai mobil masuk ke jalan tol mengingat jaraknya lebih dekat 100 KM jika melewati jalan tol.
Jika tidak, maka jalan lebih memutar harusnya hanya 200 KM namun menjadi 300 KM.
Begitu mereka memasuki jalan tol, suasana di dalam mobil menjadi sedikit hening. Hanya suara mesin dan deru angin yang terdengar samar.
Liana melirik sekilas ke arah Rian sebelum kembali fokus ke jalan.
"Kamu kelihatan tenang banget. Nggak gugup sama sekali?" tanyanya iseng memecah keheningan.
Rian membuka mata yang sempat terpejam, lalu melirik ke arah Liana.
"Ngapain gugup? Toh, aku cuma ngobrol sama ayahmu, bukan diinterogasi polisi." Ujar Rian.
Liana tertawa kecil. "Hehe, memang sih. Tapi kalau lihat ekspresi ayahku nanti, mungkin kamu bakal berubah pikiran." Ucap Liana agar rian sedikit takut ataupun gugup.
"Biarlah, lihatlah nanti moga saja" Rian hanya mengangkat bahu, seolah tidak terlalu memikirkannya.
Liana menggeleng pelan menganggap rian terlalu santai.
Ia langsung meningkatkan kecepatan mobilnya menjadi 100 KM/Hour. Biasanya ia melebihi dari kecepatan tersebut namun mengingat bersama rian, Liana mengurungkan niatnya.
Setelah dua jam berkendara di jalan tol, akhirnya mereka keluar dari gerbang tol dan memasuki area perkotaan dengan gedung-gedung tinggi yang megah dengan kendaraan yang berlalu lalang.
Liana melirik ke arah Rian yang masih duduk santai di kursi kemudi.
Ia lalu tersenyum kecil dan sedikit jahil sebelum berkata, "Rian, siap-siap pakai jasnya. Kita udah mau sampai di tempat mertuamu."
Rian membuka matanya dan hanya tersenyum tipis mendengar ucapan jahil dari Liana.
Rian mengambil jasnya di sandaran kursi mobil itu karena sebelumnya ia merasa panas. Sebelumnya ia meminta izin dengan Liana dan liana pun tersenyum mendengar hal remeh seperti itu
"iya, gapapa rian." Ujar Liana Max sebelumnya.
Mobil Liana melaju terus dan perlahan - lahan melambat menandakan sudah sampai.
Mobil melewati gerbang besi tinggi yang otomatis terbuka, memperlihatkan halaman luas dengan taman yang tertata rapi. Rian menatap mansion megah di depannya bangunan tiga lantai dengan arsitektur klasik yang menunjukkan kemewahan keluarga Liana. Lampu-lampu di sekitar halaman menerangi area dengan cahaya hangat, semakin menambah kesan elegan.
Mobil tersebut berhenti di depan pintu utama, dan seorang pelayan segera menghampiri untuk membuka pintu bagi mereka. Liana turun lebih dulu, diikuti oleh Rian yang sedikit merapikan jasnya sebelum keluar dari mobil.
"Selamat datang, Nona Liana dan Tuan," sapa seorang pelayan dengan hormat dari luar kaca yang terbuka.
"Tuan Stave sudah menunggu di ruang tamu." Ujar Pelayan menyampaikan pesannya tuan Stave.
Liana mengangguk, lalu menoleh ke Rian yang berada di sebelahnya, "Ayo Rian, kita masuk," katanya sambil melangkah lebih dulu.
Rian mengikuti dari samping, membuka pintu mobil itu dan segera mengikuti langkah liana dari belakang, mereka memasuki mansion dengan interior yang mewah itu. Langit-langit tinggi, lantai marmer mengilap, serta hiasan mahal di setiap sudut membuatnya menyadari betapa besar perbedaan dunia mereka.
Rian sedikit gugup melihat jelas keadaannya namun ia menghela napas perlahan - lahan berusaha menghilangkan gugupnya saat ini.
Saat mereka tiba di ruang tamu, seorang pria paruh baya berjas hitam dengan aura berwibawa sudah duduk di sofa. Tatapannya tajam, memperhatikan Rian dengan penuh penilaian dari jarak jauh.
Liana berjalan mendekati dengan tersenyum dan maju lebih dulu bersalaman sebagai bentuk sopan santun.
"Ayah, aku sudah pulang, ini Rian yah pacar aku," ucapnya dengan nada ceria dan tersenyum manis.
Pria itu mengangguk kecil, lalu pandangannya kembali beralih ke Rian. "Jadi, ini ya Rian?" suaranya dalam dan tegas.
Liana mengangguk kecil.
Rian yang mendengar ucapan itu menatap pria itu dengan tatapan tenang dan lembut sebelum akhirnya ia menganggukkan kepala dengan sopan. "Ya, benar pak, saya Rian. Senang bertemu dengan Anda, Pak."
Rian secara refleks maju kedepan dan mengulurkan tangan ingin bersalaman.
mohon maaf lahir dan batin