kelanjutan dari World Without End.
Keyz melanjutkan petualangan nya di dunia tanpa akhir. Amarah dan dendam, masih menguasai dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
New Era
Petualang Rin Mimi Diablo dan May
Mode Gelud
"Hissttt!!! Jangan teriak!!" Bisik Diablo. "Bagaimana kalo monster itu jadi terbangun?"
"Nyaann.. maaf.." jawab Fat Cat.
Diablo berjalan sambil mengendap endap menuju chimera yang berada di tengah tengah ruangan yang sepertinya itu lebih tepatnya di sebut sebagai Colloseum.
Lah kenapa kok Colloseum?
Karena di sekeliling ruangan itu menyerupai tribun penonton.
Lalu? Kenapa Diablo menghampiri si monster itu? Ga bahaya Tah?
Emm.. kita simak bersama cerita selanjutnya.
Diablo penasaran dengan bayangan kecil di depan chimera yang besarnya hampir sebesar bus kota. Bayangan itu diyakini sebagai manusia.
'Kenapa ada manusia bodoh yang dengan santainya berada di depan mulut monster itu?' pikir Diablo.
Tapi, semua itu hanya akan sebagai pertanyaan saja bila tidak di buktikan. Maka dari itu, Diablo menuju ke tengah tengah Colloseum itu untuk mencari tahu.
Sosok itu... Biarawati? Tua? Paruh baya?
Biarawati itu memberi makan chimera?
Ketika biarawati itu menaruh sesuatu di depan sang chimera, chimera itu langsung bangun dan melahap makanan yang di berikan oleh biarawati itu, lalu dia berkata. "Valk... Kenapa makin hari makin sedikit makanan yang kau berikan?"
"Jangan banyak bicara!!! Kau pikir, mencari tumbal manusia itu mudah apa, hah?" Jawab Valk sang biarawati itu. "Apa lagi semenjak penyerangan besar besaran para iblis itu. Manusia sudah hampir punah!!"
"Apa sih yang di pikirkan oleh Pino? Kenapa dia menginginkan Lucifer bangkit? Padahal, kekuatanku ini tidak kalah hebat ketimbang iblis labil itu." Geram chimera.
"Oh, kamu tidak tahu kah? Kalau sang Lucifer sudah bangkit. Leviathan dan Phoenix telah dia kalahkan." Jawab Valk. "Dia benar benar mengerikan. Aku yakin, dia pasti akan mengincar mu juga. Berhati hatilah, chimera."
"Grahahahaha!!!! Kamu pikir sedang berbicara dengan siapa, hah?" Jawab chimera. "Jangan samakan aku dengan Kedua mahluk lemah itu!!"
"Asal kamu tahu. Pino, atau Gracia, dia juga telah di bunuh oleh Lucifer. Jangan remehkan dia."
"Dia hilang kendali? Grahahahaha... Kasian sekali Pino, sudah cintanya bertepuk sebelah tangan, dia juga di bunuh oleh orang yang dia puja. Grahahahaha!!!"
"Ini dunia yang di inginkan oleh Pino. Dunia kegelapan, setelah itu, tidak ada apa apa lagi sampai dunia ini benar benar hancur seperti benua hitam." Kata Valk sambil memotong motong daging menungso yang akan dia berikan ke chimera. "Dan lagi... Iblis dari bumi juga aneh aneh saja. Mereka membangun menara Babilonia di Hiro town. Mereka bermaksud untuk menyerang surga di dunia ini. Hahaha. Di pikir, menentang tuhan itu mudah apa?"
"Tapi, menurutku, itu malah menarik, Valk. Aku sudah bosan hidup di bawah tanah seperti ini. Kapan kamu bisa membuka segel pengekangan ku?"
"Entahlah, kamu jangan khawatir, yang penting, aku akan terus dan terus memberimu makan. Jadi, sabarlah, jangan banyak proses. Eh, protes."
"Grahahahaha... Kamu bodoh, Valk. Di belakang mu, aku mencium bau yang sangat lezat. Bau manusia setengah kucing. Tangkap dia, dan berikan dia kepadaku."
Valk menolah kebelakang, dan mencari cari keberadaan Diablo dan Mimi. Tapi, Mimi punya jurus menghilangkan diri, sedangkan Diablo punya jurus menyatu dengan bayangan. Sehingga Valk tidak bisa menemukan mereka berdua.
"Hidungmu sudah kacau chimera. Tidak ada siapa siapa di sana."
"Grahahahaha... Hidungku sehat walafiat, Valk. Mungkin mereka sudah kabur dari sana. Tapi, sudahlah, ini saja sudah cukup untuk hari ini. Pastikan besok bawa makanan yang lebih banyak. Mau daging manusia atau monster, aku tidak peduli. Yang penting aku biasa kenyang!!"
"Kamu itu kucing rakus yang berisik, chimera."
"Apa!!! Kamu berani memanggilku kucing? Apa kamu mau aku makan juga, hah? Nenek reyot?" Geram chimera.
"Ahahahahah!!! Jangan bercanda, kamu untuk bergerak saja tidak bisa!!! Kamu cuma bisa membuka mulut untuk makan. Dan membuka silit dan titit mu untuk buang air!!! Hidupmu itu tergantung kepadaku!!! Kamu harus menuruti semua perintahku!!"
"Bah!!! Kamu membutuhkan kekuatanku!!! Kalau kau memang bisa melepaskan segel pengekangan ini. Aku akan menuruti semua perintahmu. Kalau kau tidak bisa. Maka kau harus terus dan terus memberiku makan. Grahahahaha!!!"
"Aku menemukan kitab sihir milik orang yang menyegel dirimu. Dan aku sudah membacanya. Aku sudah hampir bisa memecahkan teka teki sihir pengekangmu. Ingat, chimera. Ingat kata katamu barusan. Setelah aku berhasil membuka segel pengekangan mu. Kamu harus menuruti semua perintahku."
"Grahahahaha... Tentu saja, Valk. Aku sudah bosan di sini!!! Cepat bebaskan aku!!!"
"Berisik!!! Beri aku waktu sedikit lagi!!"
"Kalau begitu, cepat pergi dan segera pelajaran kitab yang kau maksud tadi. Dan, jangan kembali kesini sebelum kau benar benar bisa membebaskan aku!!"
"Oh, aku tidak perlu memberimu makan lagi?"
"Oh, kalau yang itu, kamu harus tetap memberiku makan. Tidak boleh libur sekalipun. Grahahahaha!!!"
"Dasar. Kucing rakus."
"Graww!!! Berisik!!! Cepat pergi!!!"
Nex
Setelah Valk pergi dari Colloseum itu, Mimi menghampiri Diablo dan berkata. "Hei... Ini gawat, miauw. la yang harus kiya lakukan? Miauw?"
"Tentu saja. Kita bebaskan singa itu. Dan kita jadikan peliharaan... Lumayan kan?" Jawab Diablo.
"Miauw? Emangnya kamu bisa, miauw?"
Diablo tidak menjawab pertanyaan Mimi, dia malah pergi dan menghampiri chimera yang besarnya hampir sebesar bus itu.
"Graww!!! Diablo!!!" Kata chimera.
"Ahahahahah. Kamu masih ingat denganku?"
"Tentu saja. Kita pernah mengamuk bersama di surga kan? Tapi, akhirnya kita kalah sih. Dan semenjak saat itu kamu hilang entah kemana."
"Aku mengumpulkan kekuatan. Yah, untuk menyerang surga lagi." Jawab Diablo.
"Kau tidak kapok tah? Ingat, kita hampir mati di bunuh oleh...."
"Ingat." Sahut Diablo. "Tapi, aku sama sekali tidak khawatir."
"Apa maksudmu?"
"Ayolah, aku kan vampir. Dan vampir itu tidak bisa mati." Jawab Diablo sambil tersenyum manis kepada chimera. "Siapa orang yang berhasil mengekang mu di sini?"
"Qidr... Kakek tua sialan itu. Kamu masih ingat? Dia yang hampir membunuh kita."
"Ohh.. kakek tua itu? Yang kalau setiap kali dia berjalan, jejak kakinya pasti di tumbuhi oleh bunga bunga yang bermekaran itu kan? Dia di kalahkan oleh Satan."
"Satan?" Jawab chimera.
"Benar..."
"Siapa dia?"
"Iblis dari bumi."
"Grahahahaha... Kalau dia sudah mati, seharusnya sihir pengekangan ini hancur, tapi lihat, sihir ini masih tetap kuat!! Kau berbohong, Diabol!!"
"Dia abadi, ingat itu baik baik. Aku sudah ratusan kali membunuhnya, tapi dia selalu saja bangkit dan terus bangkit."
"Terus, kenapa kau katakan kalau dia di kalahkan oleh Satan?"
"Dia di taman oleh Satan saat ini. Dan energi sihir dari dalam tubuhnya, telah di ekstraksi oleh Satan, entah bagaimana caranya aku tidak tahu. Karena itulah, dia menjelma menjadi iblis tingkat tinggi."
"Mau apa dia melakukan hal itu?"
"Untuk menyerang surga." Diablo menjawab dengan sebuah senyuman yang sangat indah.
"Kau akan ikut andil?" Tanya chimera.
"Tentu saja, tidak." Jawab Diablo sambil mengambil potongan tubuh manusia yang ada di depannya.
"Hah?"
"Tuanku yang baru. Aku menunggu perintah dari dia. Kalau dia ikut andil. Akupun akan ikut. Tapi, kalau dia bilang tidak. Aku juga tidak."
"Lemah!!"
"Ha!!! Ngajak ribut kau kucing sialan?"
"Jangan panggil aku kucing!!! Aku singa!!! Raja singa yang agung!!"
"Aahahahaa... Kata kata mu mirip sekali dengan kucing kecil peliharaan tuanku yang baru!! Kalian lucu sekali!!"
"Brengsek!!! Jangan macam macam denganku!!!"
"Kucing kecil... Tadi aku dengar kalau kau ingin segera bebas dari sini kan? Mau ku bantu, sayang? Tapi, ingat kata katamu ke biarawati tadi. Kalau kamu bebas, kamu harus menuruti semua perintahku. Bagaimana, kucing lucuku?"
"Graaawww!!!! Jangan panggil aku kucing!!! Tapi, aku ingin segera bebas!!! Diablo, tolong bebaskan aku!! Aku berjanji, aku akan setia kepadamu!!"
.