sudah lima tahun menjalani biduk rumah tangga tapi tak cukup bagi Ayumi meluluhkan hati suaminya Dirga yang telah terpaut dengan kekasihnya.
"semoga kamu bahagia dengan pilihan mu mas, sekarang aku mundur dan membiarkan mu bersatu dengan kekasih mu yang begitu kamu agung-agungkan".
"terimakasih selama lima tahun lebih ini telah sabar membersamai ku walau namaku tak pernah ada di hatimu".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"sshhhhh". Ringis Aruna ketika telah membuka matanya, rasa pusing masih mendera tapi tidak seperti tadi.
"sayang... Apa yang sakit, katakan pada ku". Tanya Dirga yang melihat Aruna sudah sadar.
Saat ini mereka tengah berada dikamarnya, sedari tadi pria itu terus menemani sang istri sampai sadar.
"kepalaku pusing mas, aku juga tadi muntah". Jawab Aruna dengan suara pelan.
"kita ke rumah sakit yah, maaf tadi aku tidak kepikiran kesana karena panik makanya aku hanya membaringkan tubuh mu di tempat tidur". Ujar Dirga merasa bersalah.
entah kenapa perasaannya kalut, bahkan dia tidak mengingat untuk memanggilkan dokter untuk istrinya, dan sekarang dia baru teringat akan hal itu.
"tidak mas.. Aku takut disuntik, aku sudah mendingan kok. Mungkin aku hanya terlambat makan makanya bisa drop seperti ini".
Dirga hanya menghela nafas nya. "baiklah, tapi kamu makan dulu terus minum obat pereda pusing". Wanita itu hanya mengangguk karena memang yang dibutuhkannya saat ini adalah makanan.
Akhirnya Aruna makan dengan lahap, dia sangat lapar sekali sejak siang dia tidak makan apa-apa, Dirga yang melihat itu tersenyum. Padahal pria itu juga lapar tapi ketika melihat Aruna pingsan rasa laparnya langsung menghilang begitu saja.
setelah makan dan minum obat akhirnya Aruna istirahat karena dia masih sedikit pusing.
Drtttt
Drtttt
Dirga yang mendengar suara getaran ponsel langsung mencarinya, ternyata ponsel Aruna yang bergetar. tertera nomor baru disana membuat kening pria itu berkerut.
"nomor baru ? Siapa yah ?". Tanya Dirga sendirinya.
Dia segera menekan tombol hijau. "halo". ucapnya tapi tidak ada suara disana hanya ada keheningan.
"halo, ini dengan siapa ?". Tanyanya tapi belum ada suara diseberang sana. Tak lama sambungan telepon itu dimatikan sepihak.
"dasar, menganggu saja. Kenapa juga dia menelpon malam-malam begini. Mungkin tadi hanya peniupan". Monolognya kemudian meletakkan ponsel istrinya kembali.
Dirga kembali merasa lapar kemudian dia makan dengan lahap setelahnya dia berbaring disamping Aruna menatap sang istri yang begitu damai dala tidurnya.
"semoga rumah tangga selamanya dan semoga malaikat kecil segera hadir dalam perut mu sayang". ujarnya mengecup kening sang istri dan ikut tidur dengan memeluk tubuh Aruna.
***
Sore hari nya Dirga kembali kerumah Ayumi, dia berharap jika hari ini bertu dengan Dania. Rasa bersalah terus menghantui dirinya bahkan dia tidak fokus dalam bekerja.
"Dania...". panggil ketika melihat anaknya yang tengah bermain bersama orang tua Dania didepan teras mereka.
Pria itu segera turun dari mobil, dia membawa langkah menuju teras rumah dimana Dania sedang bermain.
"assalamualaikum, pak Bu". Ujar Dirga menyalami tangan kedua mantan mertuanya. tidak seperti tadi malam, orang tua Ayumi menyambut uluran tangannya membuat pria itu senang.
Tatapannya kemudian beralih pada malaikat kecil yang selalu diabaikan nya sejak dulu, tak terasa matanya mulai memerah kala melihat Dania tidak bergerak sama sekali dari tempat duduknya. bahkan meyambutnya pun tidak gadis kecil itu lakukan.
"sayang.. Papa rindu". panggil Dirga merentangkan kedua tangannya tapi Dania sama sekali tidak beranjak dari sana.
Anak itu terdiam dan tidak ingin menatap Dirga, Dania hanya menatap boneka yang sejak tadi diajaknya main.
hal itu membuat hati dirga sakit, jantungnya berdetak dengan kencang. Dia merasa jika Dania sudah sangat jauh dengannya.
"Dania tida rindu dengan papa nak ?". Tanyanya pelan, tenggorokan nya begitu tercekat melihat pemandangan itu.
Farhan dan farah saling tatap, helaan nafas keluar dari mulut tua mereka. Padahal anak itu dulu nya terus menanyakan keberadaan Dirga tapi setelah melihat papa nya dia seakan tidak merindukan nya lagi mungkin sudah terlanjur kecewa.
"sayang ini susunya". Ayumi dari dalam menyodorkan susu coklat kearah Dania.
Perhatiannya teralihkan saat melihat Dirga disana dan tatapan nya kembali kearah anaknya yang belum mengambil susu coklat itu.
"silahkan duduk". Kata Ayumi kemudian berjalan ke meja dan kursi yang memang sudah tersedia disana untuk mereka bersantai.
Ayumi menatap orang tuanya memberi isyarat, setelahnya mereka segera masuk kedalam karena tidak ingin mendengar pembicaraan Ayumi dan juga Dirga.
"Dania.. Sini sayang, Salim dulu nak sama papa". Pinta Ayumi dengan lembut tapi lagi-lagi Dania enggan.
"Dania gak mau ma, papa sudah gak sayang sama Dania". ujar anak itu tanpa melihat kearah Dirga.
"papa sayang kok sama Dania, buktinya papa datang kesini buat lihat Dania". bujuk Ayumi.
"kenapa papa baru sekarang kesini lihat Dania, padahal sejak dulu Dania rindu sama papa tapi papa tidak pernah datang kerumah". Dania terus menjawab setiap Ayumi mencoba membujuknya, anak itu seakan tahu bagaimana Dirga selama ini.
"papa juga jahat, papa meninggalkan mama dan Dania demi Tante jahat itu". Lanjutnya lagi membuat Dirga membulat kan matanya tidak percaya dengan ucapan anak nya itu.
tatapan Dirga beralih pada Ayumi, pria itu menatap tajam kearah Ayumi. "apa begini ajaran mu selama ini ? Bahkan dia sudah pintar melawan padaku". Ujar Dirga seakan menyalahkan Ayumi.
Dia tidak sadar diri, jika semua itu terjadi karena dirinya sendiri yang sudah sangat jauh dengan anaknya, ketika Dania disakiti oleh istrinya dia hanya diam saja membuat Dania menumbuhkan rasa benci padanya tanpa dipengaruhi oleh siapapun.
Tatapan Ayumi yang semula lembut pada Dania kini menatap murka Dirga, bagaimana cara berfikir mantan suami nya itu, bahkan tidak ada rasa bersalah sama sekali di hatinya. meminta maaf pun pada Dania tidak dia lakukan.
"jangan mengatakan sembarangan!!! Dania begini juga karena dirimu sendiri. Kamu bahkan hanya diam ketika istri mu mencubitnya. Bukan hanya itu kamu juga tidak pernah mengunjunginya barang sedikit pun. Itulah yang kamu tanam sendiri maka nikmatilah jika Dania seolah merasa jauh darimu". Sura Ayumi begitu tajam, cukup sudah perlakuan tidak menyenangkan bagi pria itu.
Dirga tersenyum sinis, pria itu memasukkan tangannya kedalam saku celana nya, dengan tidak adanya orang tua Ayumi disini dia bebas menampakkan perangai aslinya.
"kenapa kamu menyalahkan aku Ayumi ? yang salah disini adalah kamu tidak bisa mendidik Dania dengan baik. Lihatlah dia suda melawan pada ku padahal dulu Dania selalu menyambut kedatangan ku". Jawab Dirga dengan angkuh.
"itu dulu Dirga, sebelum kita bercerai dan sebelum kamu bertindak bodoh membiarkan anak mu disakiti. Tapi setelah dia melihat perlakuan mu pada nya tentu dia akan mengetahui mana yang tulus pada nya dan tidak". Ayumi jengah dengan sikap Dirga yang tidak mau mengalah apalagi sekarang mereka berdebat didepan Dania.
walaupun anak itu usianya terbilang masih sanga muda, tapi pikirannya mampu mengerti perdebatan orang tuanya.
"jika kamu kesini hanya untuk berdebat maka pulanglah, karena aku tidak mau Dania melihat pertengkaran kita. Jangan pernah menyalahkan orang lain disekitarnya karena dia sudah mengerti yang menyayanginya tanpa syarat. Kamu tahu sendirikan bagaimana Dania, pikirannya selalu terbuka walaupun umurnya masih kecil".
Ayumi berucap dengan dada bergemuruh namun dia berusaha menekan suaranya Krena tidak ingin Sanga anak takut jika suara mereka keras.
Dirga mengepalkan tangannya, kemudian melihat kearah Dania yang masih saja tidak ingin melihatnya. dengan emosi dia langsung pulang karena tidak ingin Dania tambah membencinya jika dia marah-marah disana dan juga ada orang Ayumi disana.
Setelah sampai dirumahnya, dia tidak melihat keberadaan sang istri. Berkali-kali dia memanggilnya tapi tetap tidak ada yang menyahutnya.
"kemana Aruna pergi". Gumamnya kemudian mengeluarkan untuk menghubungi Aruna.
sudah lima panggilan yang Dirga lakukan tapi Aruna tidak menjawabnya sama sekali membuat pria itu menyugar rambutnya kasar.
[kamu ada dimana ? Aku sudah pulang dirumah tapi kamu tidak ada].
Bersambung...
typo bergelimpangan, detail yang tidak jelas (usia, jarak misalnya), tanda baca. hal2 yang ga masuk di akal dan terlalu bertele2.
tolonglah teliti sebelum posting.
typo bergelimpangan dimana manaaaa
alurnya lumayan bagus sayang typonya merajalela. maaf ya. teliti sebelum posting /Pray/