Terobsesi dengan seseorang yang sudah mempunyai pasangan membuat Violet Kalalova rela menjadi yang ke 2. Gadis cantik itu sedikit gila, tengil, dan nekat. Apapun akan dia lakukan untuk membuat keinginan nya terpenuhi, salah satunya menarik perhatian Jeriko Mahendra agar membuatnya menjadikan seorang istri, namun ada alasan dibalik itu semua. Ia menyimpan rahasia besar yang selama ini membuatnya merasakan dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Cemburu
Jeriko baru saja selesai dengan urusan di kantornya. Ia masuk ke dalam mobil bersama dengan Egar. Sempat termenung beberapa saat, Jeriko dilanda perasaan bimbang, antara harus pulang dulu ke apartemen karena tadi meninggalkan Lova begitu saja, atau langsung ke rumah.
Namun seketika ia mengenyahkan pikiran atau rasa simpatik kepada Lova.
"Kita langsung pulang saja," ujar Jeriko mendapat anggukan kepala Egar dan langsung melajukan mobilnya menuju ke kediaman eyang Sema.
Sesampainya di rumah. Jeriko turun terlebih dahulu, menyisakan Egar yang sedang menyiapkan beberapa berkas yang memang sengaja dibawa pulang. Bukan tanpa sebab Egar ikut Jeriko ke rumahnya, tetapi ada yang memang harus dibahas dengan wanita yang sudah lanjut usia itu, eyang Sema. Ada proyek besar yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari eyang Sema.
Jeriko baru saja masuk ke rumahnya dan sudah disambut tawa riang dari wanita yang cukup dikenalinya.
Perasaan nya berkecamuk saat melewati ruang tengah. Di sana terdapat Kenzo juga Lova.
"Om, baru balik?" tanya Kenzo hanya mendapat deheman dari Jeriko.
"Om, sini deh. Calon istri aku pinter banget buat kue pisang, iya kan eyang?"
Mendengar apa yang Kenzo katakan membuat Jeriko merasakan perasaan aneh dalam dirinya, tetapi ternyata bukan hanya Jeriko saja, melainkan juga Lova yang tersentil mendengar ucapan Kenzo ketika menyebutnya calon istri, mendadak Lova seperti wanita paling jahat di dunia.
"Baru pulan? Sini." Serina yang baru saja datang dari kamarnya menghampiri Jeriko. Mengambil jas yang sudah tidak terpakai di tubuh Jeriko, lalu menyuruh Jeriko untuk duduk bersama mereka. Niat Serina jelas untuk membahas masalah bulan madu di depan Lova, entah kenapa ia suka melihat wajah tidak suka Lova ketika tahu kehidupan nya sekarang.
"Duduk dulu Jer," titah eyang Sema.
Tidak lama Egar datang, ia ikut gabung atas perintah eyang Sema, tentu saja Egar tidak menolak, namun tubuh Egar kaku mendadak ketika melihat adanya Lova di sana. Ia bahkan sempat terdiam beberapa saat untuk berpikir, sebelum suara Kenzo menyadarkan nya, namun semakin membuat Egar kaget.
"Liatin nya biasa aja dong om Egar, ini pacar aku," ujar Kenzo semakin membuat Egar tidak bisa berkata-kata.
Egar menatap Jeriko dan Lova secara bergantian.
"Pacar kamu Ken?" tanya Egar memastikan.
"Iya dong, cakep kan?"
Egar mengangguk saja. Ia masih syok mendengar fakta yang baru saja ia ketahui. Ada banyak pertanyaan darinya untuk Jeriko, tapi itu nanti, sekarang Egar mau melihat bagaimana keduanya berada di situasi yang menurutnya sangat aneh dan langka ini. Apa lagi sekarang baik Jeriko atau pun Lova terlihat seperti tidak saling kenal. Entah alasan apa yang membuat mereka sampai akhirnya menikah. Lebih tidak masuk akal lagi gadis seperti Lova mau saja menjadi istri ke dua, secara rahasia lagi.
Diluar nalar.
"Kamu harus cobain kue buatan saya dan Lova." Eyang Sema memberikan kue pisang yang tadi dibikin olehnya bersama dengan Lova.
Egar mengangguk, ia merasakan kue tersebut dan tersenyum tipis.
"Pacar kamu pintar Ken. Sepertinya cocok untuk dijadikan istri." Egar menatap Jeriko yang masih diam memasang wajah datar. Lalu menatap Lova yang malah tersenyum senang atas pujian nya.
Aneh sekali.
"Terimakasih om," balas Lova dengan senyumnya.
Situasi macam ini sangat sulit untuk Egar mengerti. Ia memang belum tahu persis apa yang membuat keduanya menikah, baru tadi pagi, dan sore ini keduanya sudah dihadapkan dengan kehidupan masing-masing. Jeriko seperti biasa, menjadi suami Serina, sementara Lova menjadi pacar Kenzo. Keponakan Jeriko.
Lova meski senyumnya terus merekah, namun tak urung jika hatinya mulai merasakan debaran aneh ketika melihat Jeriko duduk bersama dengan Serina, apa lagi Serina terlihat sangat lembut dan penuh sayang sekali mengambilkan makan untuk Jeriko, juga menatap Jeriko layaknya keduanya pasangan yang serasi. Hati Lova mulai muncul perasaan tidak suka. Jeriko melupakan nya, jika Lova juga istrinya.
"Aku suapin ya bebe."
Lova mengangguk saja. Lalu Kenzo menyuapi Lova dan keduanya sama-sama tersenyum. Detik berikutnya Kenzo malah tiduran di paha gadis itu, memeluk Lova seakan dunia hanya milik berdua saja, lalu mencium beberapa kali perut Lova.
"Lihatlah Jeri, keponakanmu ini benar-benar sudah tidak sabar, nikahkan saja mereka," ujar eyang Sema seketika membuat Jeriko yang sedari tadi memang sengaja menatap ke lain arah akhirnya menoleh.
Melihat adegan mesra diantara Lova dan Kenzo secara langsung, tanpa sadar rahangnya mengeras, tatapan tidak suka dari mata elang itu jelas terlihat saat ini, dan yang bisa merasakan hanya Egar saja. Diam-diam Egar menyeringai melihat teman sekaligus atasan nya itu terbakar cemburu. Meski masih tidak masuk akal, tetapi Egar menikmatinya.
'Menarik,' batin Egar.
"Tuh, kamu denger kan bebe? Eyang aja nyuruh kita cepet-cepet nikah."
Lova hanya tersenyum saja menanggapi, mau menjawab bagaimanapun percuma saja karena sebenarnya ia sudah menikah, bukan dengan Kenzo, tetapi dengan omnya.
"Bukan cepet-cepet, melihat gelagat kamu ini eyang jadi khawatir," ujar beliau mendapat tawa Egar dan Kenzo, disusul Lova juga Serina. Hanya satu orang yang terlihat biasa saja, Jeriko. Malah wajah Jeriko terlihat semakin suram.
"Aku akan ke kamar." Jeriko beranjak dari duduknya. Disusul Serina yang segera melangkah menuju ke kamarnya.
"Aku juga ke kamar dulu ma, semua."
Setelah tidak adanya Jeriko, Lova mendesah kesal, semangatnya tidak seperti tadi lagi untuk membuat Jeriko cemburu, ia tadi tidak sempat melihat bagaimana reaksi Jeriko ketika melihat dan mendengar eyang Sema yang terus mengatakan tentang pernikahan nya dengan Kenzo.
Perginya Jeriko entah karena muak dengan keadaan sekarang dan lelah setelah bekerja, atau ada sedikit saja rasa cemburu melihat kemesraan nya dengan Kenzo. Entah Lova tidak tahu itu.
'Sial' batin Lova.
"Bebe, hei." Kenzo mengelus pelan pipi Lova. Masih dengan posisi Kenzo tiduran di paha Lova.
"Kamu kenapa?" tanya nya lagi.
Lova menggeleng, lalu mencoba menerbitkan senyumnya lagi meski terasa sulit.
"Nggak papa bebe," balasnya.
"Baiklah, eyang mau ke belakang dulu, jangan macam-macam kamu Ken," setelah mengatakan itu, eyang Sema pergi meninggalkan keduanya bersama dengan Egar yang masih berada di sana.
Tanpa diduga, Kenzo mengangkat kepalanya, mengecup bibir Lova sekilas.
"Ehem," deheman dari Egar seketika membuat keduanya menoleh.
"Om Egar masih di sini?" heran Kenzo.
"Saya akan pergi sekarang." Egar beranjak dari duduknya. "Ingat, jangan macam-macam, kalian belum-menikah."
Diakhir kalimatnya, Egar menatap Lova, setelahnya pergi meninggalkan keduanya di ruang tamu. Sekarang benar-benar hanya berdua saja.
"Takut banget gue ewein lo bebe."
"Ih mesum." Lova langsung menyingkirkan kepala Kenzo, namun bukan nya kesal Kenzo justru tertawa bisa menggoda Lova.
Tanpa mereka ketahui, seseorang disebrang sana melihat kemesraan keduanya, juga mendengar ucapan vulgar Kenzo pada Lova. Tangan nya mengepal. Ia merogoh ponsel miliknya dan langsung mengetik sesuatu di benda pipih tersebut.
Ting
Kenzo mengambil ponsel miliknya yang sengaja ditaruh di atas meja. Keningnya berkerut mendapati pesan dari Jeriko yang menyuruhnya untuk ke ruang kerjanya.
"Sebentar ya bebe, gue disuruh om ke ruangan nya."
Lova hanya mengangguk saja. Lalu Kenzo pergi dari sana, namun sebelum itu, Kenzo sempatkan melumat bibir Lova sebentar, Lova tidak menolak, karena memang mereka masih pacaran. Toh, Jeriko sendiri sudah pasti sering melakukan nya dengan Serina, bahkan lebih malah mengingat status mereka yang suami istri.
Setelah kepergian Kenzo, seseorang tiba-tiba menarik tangan nya, membawa Lova ke tempat yang lebih sepi di rumahnya.
"Om?"
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
senang baca setiap karya2nya kak Riri👍🏻