Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Sejak dulu athar memang di kenal pria yang apatis, Orang-orang menganggap dirinya cuek seolah tak berperasaan tapi yang sebenarnya dia sulit untuk mengekspresikan perasaannya itu, namun saat ini melihat Dea yang pergi bersama pria lain langsung di hadapannya, athar seketika tak mengingat jika dirinya adalah orang yang susah untuk mengekspresikan perasaannya. Orang yang tak mengetahui pun bisa melihat jika athar saat ini sedang mati- matian menahan cemburu.
Bahkan ranty yang sejak tadi berusaha untuk mengajaknya mengobrol pun tak dia hiraukan sama sekali, fokus athar saat ini hanya pada Dea, dia mengikuti setiap gerak- gerik wanita itu meski membuat dea merasa sangat terintimidasi dengan tatapannya yang sengit, athar tetap memperhatikan meja tempat istrinya itu berada.
"Mau pesan apa? "
Pertanyaan yang terlontar dari mulut gery, sontak membuat dea menoleh kaget, sejak tadi dia sedang berusaha untuk menghindari tatapan athar meski kemana pun dia membuang muka, pria itu tak sedikit pun mengalihkan pandangan.
"Eh iya? eum anu aku ngikut pak gery saja. '
" Tak bisa begitu dong, kamu bisa pesan makanan kesukaan mu sendiri Dea. "
"Oooh begitu, baiklah. "
Gery merasa ada yang salah dengan Dea, dahinya mengernyit melihat bagaimana Dea yang dengan cepat mengambil buku menu dan mengangkut nya tinggi- tinggi untuk menutupi wajahnya seolah sedang berusaha bersembunyi dari sesuatu.
"Dea ku perhatikan gerak- gerik mu seperti orang yang sedang di awasi, ada apa? "
"Gawat, pak gery sudah tahu." batin Dea dalam hatinya.
"T- tidak apa- apa kok pak saya hanya sedikit canggung karena ini adalah pertama kali kita makan bareng. "
"Oh begitu. " Gery tak lagi curiga dan menganggukkan kepala paham.
Mereka pun membuat pesanan, sambil menunggu pesanan mereka tiba, gery mengajak dea mengobrol. jujur sejak awal bertemu gery memang sudah tertarik dengan gadis cantik berkulit seputih susu itu, bisa di bilang itu adalah cinta pandangan pertama.
Tapi karena baru beberapa hari berkenalan gery merasa canggung untuk mendekati Dea, apalagi pekerjaannya yang menyita hampir seluruh waktunya membuat gery enggan mengambil langkah pertama, namun susan dan desty kedua teman Dea yang menyadari sikapnya pada Dea yang berbeda membuat gery akhirnya memutuskan untuk mulai mendekati Dea, dengan bantuan mereka berdua tentunya.
Namun sejak tadi gery terus merasa Dea yang tak terlalu fokus untuk menyimak perkataannya, hal itu membuat gery lagi- lagi bertanya pada gadis itu.
"Ada apa Dea? katakanlah padaku, seperti nya ada sesuatu hal yang mengganggu mu "
Mata bulat Dea berkedip. "M- maaf aku tidak terlalu menanggapi bapak. "
Gery yang merasa heran mengikuti arah pandang Dea hingga dirinya memutar badan ke belakang, bisa dia lihat seorang pria yang terus memandangi meja mereka. "Apa dia menganggu mu? sepertinya sejak tadi dia selalu memperhatikan mu, " ujar gery tanpa tahu siapa pria itu sebenarnya.
Dea seketika gelagapan, dia berusaha untuk mengalihkan topik agar gery tidak engeh dengan athar.
"Aku juga tidak tahu pak. oh ya hoby bapak apa? di luar pekerjaan, apa yang bapak sukai?" Dea mencoba berbasa-basi, dan sukses membuat gery fokus kembali padanya dan melupakan tentang athar yang terus mengawasi mereka.
"Kenapa? apa kau ingin mengenalku lebih dekat? "
Dea tersenyum, sedikit canggung. "sepertinya begitu pak."
Dari tempat nya mengawasi, dahi athar seketika mengernyit tak suka melihat bagaimana Dea yang menujukan senyumnya yang cantik itu pada pria lain, jujur athar tak rela, baginya senyum itu hanya untuk nya. Api kecemburuan dalam dirinya yang semakin menyala- nyala sontak membuat athar mengepalkan tinjunya dengan erat.
Ranty yang menyadari perubahan sikap athar, membuat nya merasa kesal, jengkel dan iri menjadi satu. Iri karena selama mereka berpacaran dulu athar tak pernah menunjukkan sikap kecemburuan seperti ini padanya, dan kenapa harus dengan Dea yang ia anggap adalah benalu dan hanya pengganti? anak dari seorang wanita yang merebut sang ayah dari ibunya kini juga akan merebut pria yang di cintai nya, ranty sungguh tak rela.
Sementara athar kini yang melihat Dea bangkit dari duduknya, sepertinya gadis itu ijin pamit ke wc, ini kesempatan nya untuk berbicara pada Dea secara pribadi, athar pun tak menyia- nyiakan kesempatan itu dan segera pergi menyusul Dea.
"Kau mau kemana? "
Namun Ranty menahannya dengan menarik tangannya, membuat athar berdecak. "bukan urusan mu. "
Ranty tak bisa menahan athar pergi, kemarahan nampak semakin nyata di wajahnya yang di poles make up menor itu.
Dia memaki dengan kesal.
Athar mengejar Dea yang sedang menuju ke kamar mandi, Dea yang tak sadar jika sedang di ikuti berjalan dengan santai, sebenarnya pergi ke wc hanya alasannya saja, dia hanya membutuhkan waktu sendiri dulu.
Dari tadi dia sangat gugup hingga merasa seperti kehabisan nafas, baru hendak membuka pintu bilik wc, tangan kekar seseorang tiba-tiba terjulur di samping wajahnya, bisa Dea rasakan tubuh besar seorang pria yang sangat ia kenal kini berada tepat di belakangnya.
"Permainan apa yang kau mainkan ini, hm? kau sungguh membuat ku marah, deandra. "
"Mas athar! " Dea segera berbalik lantas terkejut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ranty menatap gamang semua hidangan di atas meja, tak terkecuali minuman di gelas athar yang kini isinya tinggal setengah, Diam-diam dia menarik sudut bibir. "
"Untung saja athar sempat meminum nya. " otaknya mereka ulang beberapa saat yang lalu, minuman yang di pesannya untuk athar diam- diam sudah di taruh obat perang* sang, dia melakukannya ketika athar yang terus memperhatikan Dea, dan tak sadar dengan pergerakan yang dia lakukan.
Untungnya dia bisa menaruh obat berbentuk itu dengan cepat dan tanpa di curigai sama sekali. Kini dia hanya tinggal pergi menyusul athar sambil menunggu obat perang* sang itu bekerja.
Adegan selanjutnya yang sudah dia perkirakan, tentu adalah malam yang pannas bagi mereka berdua, untungnya ranty sudah membuat rencananya dengan matang dia sengaja meminta athar dinner di restoran ini karena dekat dengan sebuah hotel.
Mereka hanya perlu mengendarai mobil beberapa menit, tapi pasti athar tak akan bertahan lama karena obat itu, ranty jadi membayangkan bermain di mobil pun tidak seburuk itu, sudah banyak gaya berhubungan dengan athar nanti yang terbayang di otaknya dan itu membuat nya terkikik geli.
"Athar malam ini kamu tidak akan bisa menolak ku lagi, hanya aku yang bisa menyembuhkan mu dari obat perang*sang itu."
Dia melihat Dea yang tak ada di meja nya, hanya pria yang bersama Dea tadi yang seperti nya sedang menunggu gadis itu. Namun ranty tidak memperdulikan nya, toh rencananya sudah berhasil tinggal memetik hasilnya jadi dia tidak peduli tentang itu lagi.
Kini ranty berjalan penuh semangat untuk mencari athar, dengan pengaruh obat itu dia pasti tak akan jauh- jauh dari sini.
"Aku harus mencari athar secepatnya sebelum obat perang*sang itu benar-benar bereaksi sepenuhnya."
***
Di tempat lain, Dea dan athar kini berada di dalam mobil pria itu sebelum nya sejak tadi athar selalu memaksa nya namun mendadak saja pria itu berubah,kini dea menatap bingung, athar yang sejak tadi bergerak resah dengan wajah memerah kini memandang nya dengan tatapan memelas, pria itu seperti sedang menahan sesuatu.
"D- Dea, tolong bantu aku. " ucap athar terbata- bata menahan has*rat yang siap meledak.
*
*
*
Bersambung
hrse athar bisa buat rumah sendiri kan masak gk punya duit, pa lagi nnti athar sibuk kerja tinggal nunggu hancurnya rumah tangga dea dan athar saja sih ini. kn athar tau ibunya gk ska ma Dhea mlh di ajak serumah, aneh. lbih baik tinggal di rumah sederhana drpd tinggal di rumah megah tp bnyak racun di dalamnya.