NovelToon NovelToon
Simpanan Tuan Reyhan

Simpanan Tuan Reyhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Nikah Kontrak
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Nova Diana

Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rekaman CCTV

Rekaman CCTV

Tia sudah pucat pasi, meskipun ruangan kantor dosen dingin, tetap saja keringat dingin berjatuhan dari keningnya.

Suaranya yang lantang terdengar jelas dalam CCTV.

“Bisa, anda tunjuk, Tia siapa dosen yang sudah di goda ataupun meniduri Tania?” Seorang dosen wanita mulai mengintrogasi.

Tia menunduk dalam tak berani melihat, apa lagi sekedar menjawab.

“Tia!” Kini bentakan yang terdengar. Tia dan gengnya tersentak.

“Bu, ma-maaf, bu. Maaf” kembali menunduk.

“Tia, anda tahu bukan, untuk masuk ke universitas ini tidak hanya butuh banyak uang, juga kepintaran serta attitude.”

“Perkataan anda yang sembarangan dan tidak bisa di buktikan bisa mencoreng nama baik Tania juga nama baik kampus. Dan kamu tau konsekuensinya ‘kan!” Panjang lebar menjelaskan dengan nada menekan.

“Maafkan saya, bu. Maafkan saya.” Tia mulai terisak.

“sa-saya pantas di hukum, bu. Maafkan saya. Tapi saya mohon jangan keluarkan saya dari kampus, bu.” memohon dengan berlutut, di ikuti kedua temannya.

“Bu, maafkan kami, bu. Maafkan kami.” Tak henti-hentinya memohon.

“Sudah, duduk kembali.” Mendorong perlahan tangan Tia. Tia dan temannya kembali duduk ke sofa.

“Baiklah, kalian tidak akan kami keluarkan, tapi sebagai gantinya, kalian akan mengulang semester ini, tahun depan.”

Deg.. mata Tia membulat, ada rasa sesak di dadanya.

“Ta-tapi buk. Bahkan ujian semester ini tinggal minggu depan.” Tia meminta belas kasih dosennya.

“Ya, dan itulah konsekuensi yang harus kalian tanggung. Dan jika pun anda memaksa untuk tetap lanjut, saya rasa dosen- dosen lain tidak akan memberimu nilai.”

Tia mengedarkan pandangan ke semua dosen yang ada di ruangan. Dan mereka semua menatap naalang ke Tia. Marah.

“Sudah tidak ada harapan” katanya dalam hati.

Tia meremas ujung bajunya, merasa kesal dan marah, padahal dia hanya berseteru dengan Tania, tapi kenapa para dosen juga ikut membelanya. Bahakan tidak ada yang menanyakan keadaannya yang sudah penuh luka.

“Ck, miris sekali. Memangnya apa salahku, bahkan yang ku katakan benar adanya.” Gerutu Tia dalam hati.

“Bagaiman, Tia, sinta, Reren? Atau kalian ingin mencari kampus lain saja, yang memperbolehkan siswinya mengolok-olok dosen?” Dosen wanita berkata dengan ringan tapi penuh penekanan.

Teman- teman Tia menggoyang-goyangkan tubuh Tia yang diam meminta kejelasan.

“Baik, buk. Saya terima.” Tia, berucap yakin. Dari pada harus keluar dari kampus ternama, bisa- bisa Tia malu.

Bagai kerbau di cucuk, kedua temannya pun setuju dengan Tia, mereka akan setia dengan Tia, karena mereka juga mendapatkan om- om dari Tia, sehingga bisa membeli tas, baju dan sepatu mahal.

“Baiklah, saya rasa sudah selesai. Kalian bisa keluar.” Kata dosen wanita, sambil menunjuk pintu.

“Baik, Buk, Pak. Saya permisi.” Tia bangkit dan membungkuk lalu berjalan ke pintu. Di susul kedua temannya.

“Permisi, pak. Permisi, Buk.” Kedua temannya juga membungkuk.

Tia dan gengnya keluar, berjalan menuju lobi.

“Tia, bagaimana ini?” Sinta mengandeng tangan nya.

“Apanya bagaimana, bukankah kita di liburkan. Jadi mari kita pergi liburan dan bersenang- senang.” Tia mengibaskan rambutnya. Di sambut riang kedua temannya.

_______

Senja sudah menampakan wujudnya, Tania memandang keluar terlihat lampu-lampu gedung sudah menampakan wujudnya.

Ada perasaan sedih dan hampa yang tiba- tiba menerpa. Mengingat kedua orang tuanya di kampung. Selama dua setengah tahun Kuliah, juga menjadi simpanan, Tania hanya pernah pulang sekali saat Hari libur nasional.

Bukan hanya tempat tinggalnya yang sudah beda provinsi juga larangan dari Reyhan yang melarang Tania pulang kampung. Alasannya dia ingin Tania selalu ada setiap Reyhan mau menemuinya.

Reyhan tidak selalu ingin berhubungan Sex dengan Tania, terkadang dia hanya datang untuk bercerita atau makan bersama. Tania Pun selalu menyambut Reyhan dengan perasaan bawahan dan atasan.

Ya, meskipun Reyhan baik, dan perhatian, tapi Tania tetap tahu diri, tidak mau membuka perasaan lebih ke Reyhan. Terlebih hubungan mereka sampai saat ini juga semata-mata karena uang. Bukan karena cinta. Benar kan?

Tania mulai masuk ke dalam mimpi, sampai dia merasakan belaian lembut di rambutnya. Mendongak ke atas, terlihat wajah tampan dengan setelan jas rapi dan wangi yang selalu dirindukannya.

“Tania,” suara lembut dari Reyhan dan belaian rambut membuat Tania tak bisa menahan sesak yang sudah membesar di dadanya.

Tania menangis terisak, membenamkan wajahnya di dada Reyhan, sambil terus memeluk erat tubuhnya.

Reyhan membiarkan Tania menyelesaikan Tangisnya sambil terus membelai rambut Tania juga mencium kepalanya.

Dua puluh menit berlalu, Tania sudah mulai tenang. Reyhan melepaskan pelukan Tania, kemudian mengambil minum yang ada di atas meja, disamping tempat tidur.

“Terima kasih, Mas.”

“Sekarang katakan, apa yang terjadi padamu sampai kamu menangis seperti ini.”

Tania mulai menceritakan kejadian di kampus, dari kedatangan Tia dan temannya juga perkataan Tia untuknya juga untuk orang tuanya, dengan sengaja di dramatisir.

Lalu pergulatan yang tak terhindarkan sampai teman dan dosennya datang untuk memisah juga saat Tania pingsan, tentu saja Tania tidak bilang jika dia pura-pura pingsan. Dan tidak lupa menyalahkan Reyhan yang sudah menuduhnya macam-macam dan membentaknya.

Wajah Reyhan seketika berubah saat mendengar cerita dari Tania, tangannya mengepal dan meninju tempat tidur membuat Tania kaget.

“Mas, kenapa?” Tania memandang Reyhan dengan tatapan ngeri, wajah tampannya berubah semakin tampan, eh bukan. Maksudnya wajahnya berubah menjadi menakutkan.

“Eh, apa aku salah ngomong, ya.” Batin Tania

Tak ada jawaban dari Reyhan, “ Mas!” Kali ini Tania mencubit hidung mancung Reyhan. Reyhan menatap Tania dengan wajah yang tidak bisa di artikan.

“Maafkan, Mas, Tania.” Menggenggam tangan Tania, lalu menciumnya. Tak lupa kecupan lembut di pipi dan keningnya dan terakhir di bibir Tania.

“Eh, kenapa dia.” Batin tania masih keheranan.

“Apakah dia orang yang sama yang melabrak mu waktu itu?”

“Iya, memang siapa lagi orang yang nggak suka sama Tania terang-terangan kalo bukan dia, Mas.” Jawab Tania kesal. Dan disambut wajah tak kalah kesal juga dari Reyhan..

“Kita pernah bertemu mereka, Mas. Mas tidak ingat?” Mencoba mengingatkan kejadian beberapa minggu lalu saat Tania dan Reyhan berbelanja.

“Saat itu laki-laki yang bersamanya menyapa, Mas Reyhan.” Reyhan mencoba mengingat momen itu, tapi tidak juga muncul di ingatannya.

“Nia, punya fotonya. Sebentar.” Tania langsung mengambil ponselnya dan di buka file foto.

“Nah, ini dia, Mas.” Memperlihatkan sebuah foto yang di dalamnya seorang pria dan wanita yang bergelayut manja di lengan prianya.

Reyhan mengernyitkan dahinya. Mengenali siapa yang ada di dalam foto tersebut. Ya, itu dana, direktur di salah satu cabang perusahaan miliknya.

Reyhan mencoba mengingat, tapi seingatnya dia sendiri dan tidak bersama wanita saat dia menyapa Reyhan yang tanganya penuh dengan tas belanja berbagai barang branded

“Tapi, bukankah dia sendiri saat itu Nia?” Mencari kejelasan.

“Ya, saat menyapa, Mas memang sendiri ‘kan Tia ngumpet. Karena beberapa kali saat bertemu kita dia bersama laki-laki yang berbeda.”

Reyhan kembali mengernyitkan dahi lagi saat Tania memperlihatkan Tia dengan laki-laki yang berbeda.

“Lihat ‘kan. Aku sengaja memotretnya, agar dia tidak bisa mengancamku. Tapi ternyata dia lebih dari mengancam. Sampai hal memalukan itu terjadi.” Tania kembali sedih setelah mengatakannya.

Reyhan menarik nafas kasar. “Kirim semua fotonya ke, Mas.” Memberi intonasi memerintah.

“Buat apa, Mas?”

“Tidak ada apa-apa. Kirim saja.” Melihat wajah ragu Tania. “Sini, biar Mas saja yang kirim” hendak mengambil ponsel Tania.

“Iya, iya. Ini Nia kirim.” Menarik ponsel yang hampir direbut Reyhan.

“Nia, bersiaplah. Kita akan pergi dinner, bukankah kemarin kita batal dinner?”

Tania kembali ceria mendengar ajakan Reyhan. Tanpa menjawab Tania langsung bangun dan berjalan ke kamar mandi. Tapi setelah sampai di depan pintu, Tania kembali ke Reyhan, memberikannya kecupan lembut di pipi Reyhan. Yang di cium kebaperan.

“Nia, ini kamu yang minta, ya. Padahal, Mas hanya mau menunggumu selesai mandi disini.” Reyhan berdiri, memegang dagu Tania lalu menciumnya.

“Aahh, Tania ‘kan cuma seneng aja, Mas” kesal Tania karena ciuman di pipi Reyhan akan berkepanjangan.

“Tanggung jawab,” bisik Reyhan di telinga Tania, lalu menggendongnya ke kamar mandi.

Dan terjadilah adegan panas di bawah shower.

BERSAMBUNG….

ini berdua demen banget di bawah shower deh kayaknya.

1
Nova Diana
Hallo Readers. Mohon dukukangan untuk pemula seperti aku, ya. Tinggalkan Like dan komentar kalian. Jika ada yang kurang mohon di sampaikan untuk aku perbaiki, ya. Terima kasih. 🫶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!