"Lupakan status kita sebagai saudara tiri, kau yang menggagalkan ku bermain dengan para wanita maka kau sendiri yang menggantikan posisi mereka." (Ares Leonardgo).
1 Tahun tinggal sendirian Naomy Laura Gilbert biasa dipanggil Nao terpaksa harus meninggalkan dunia bebasnya demi keinginan sang mama untuk tinggal bersama keluarga barunya..
Di rumah baru itu Nao bertemu dengan kakak tirinya pria tampan blasteran France (Ares Leonardgo) yang tanpa sepengetahuan Nao jika keduanya pernah satu ranjang menghabiskan waktu dalam satu selimut.
.
.
Lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka berdua? simak kisah selengkapnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
"Aku ada tugas kelompok sekaligus ngobrol bareng Anna mengenai pindah magang." Ucap Nao bohong.
"Kau pikir aku tak tahu, masuk!." Tegas Ares dengan tatapan tajam.
"No, aku sudah ada janji." Bantah Nao. "Anna bahkan sudah menjemputku di luar gerbang."
"Tidak ada siapa-siapa di luar." Potong Ares.
"Ha???." Nao berlari kecil menuju gerbang utama, di lihatnya sekeliling kompleks dan benar saja tidak ada mobil Rony yang terparkir.
Wanita itu langsung mengecek handphone, tampak pesan dari Rony. "Jika kamu sedang bersama keluarga, aku tak bisa memaksa dan memilih untuk pulang see you girl." Isi pesan Rony.
Nao menggertakan rahangnya ia sudah menebak apa yang dilakukan oleh kakak tirinya itu, pastinya Ares menemui Rony dan menyuruhnya untuk pulang.
"Sejak kapan Anna berubah gender jadi Rony?." Timpal Ares puas.
"Kau!." Kecam Nao menunjuk Ares.
Ares tersenyum seraya meraih telunjuk Nao yang menatapnya dengan tajam. "Apa?." Jarak keduanya sangat dekat bahkan Nao dapat merasakan hembusan nafas Ares.
Nao terdiam saat manik keduanya bertemu, cukup lama mereka saling tatap. Dirasa tak beres Nao berusaha untuk tampak tenang. "Oke aku mau keluar dan izinkan aku untuk melakukannya."
"Dengan baju seperti ini?." Potong Ares yang menyentuh ujung dress mini Nao.
"Kau tidak punya hak melarang ku."
"Aku kakakmu!."
Nao menyunggingkan senyum tipis seraya menatap intens wajah tampan itu. "Kakak yang pernah meniduri adiknya?."
Ares terkekeh sekilas ia mengelus lembut pipi Nao seraya berbisik. "Lihat, siapa di sini yang mulai duluan membahasnya."
Merasa tertampar Nao mendorong dada bidang Ares untuk menjauh. "Ck!." Tak bisa bohong pipi Nao merona.
Ares menggigit bibir bawahnya karena gemas. "Ayo masuk! atau ku beri tahu mama." Ancam Ares seraya berjalan menuju rumah besar itu.
Nao tersenyum licik merasa menang. "No! aku akan tetap pergi dengan mobilku sendiri." Jawabnya menunjukkan kunci mobil pada Ares.
"What the fu*k!." Sergah Ares kembali menyusul Nao yang hendak masuk mobil. "Kau benar-benar!."
Nao tak mau kalah ia memasukkan kunci mobil pada dadanya. "Ambil saja jika berani." Tantangnya yang membuat Ares geram.
"Bukan cuma ikut party, di sana Anna benar-benar menungguku." Timpal Nao jujur.
Ares menatap tajam wajah cantik itu, saat Nao hendak masuk mobil Ares menariknya ke dalam dekapan.
Nao melotot saat tangan kekar Ares menekan leher jenjangnya hingga Nao menengadah ke atas, ia menelan salivanya saat merasakan bibir Ares menyingkap dress area dada, setelah menemukan kunci mobil itu Ares menggigitnya menarik keluar.
"Kau pikir aku tak bisa melakukannya hmm?." Bisik Ares menyindir. "Masuk mobil aku akan mengantarmu!."
Nao berdiri masih mematung dengan ulah Ares barusan.
Tin tin!
Nao terhenyak saat bunyi klakson mengagetkannya. "Iya-iya."
Nao pun masuk mobil dengan Ares yang menyetir.
.
Melihat Nao datang Anna langsung menghampirinya. "Akhirnya nyampe juga.."
"Rony man.....
Belum sempat Anna menyelesaikan ucapan ia terdiam duluan saat bertemu mata tajam Ares bak mengirisnya. "Ups! hallo kak."
"Hmm." Jawab singkat Ares yang langsung duduk.
Anna peka dengan apa yang terjadi kepada sahabatnya itu, karena sudah lama tidak party Nao ingin melupakan beban pikirannya dan ikut menari dengan yang lain mengikuti alunan musik.
Sementara Ares hanya menatapnya dari kejauhan.
"Jadi Rony mana?." Tanya Anna sambil melirik Ares di atas sana.
Nao meneguk minumannya. "Panjang ceritanya dan Ares mengawasi ku namun i don't care sebagian isi kepalaku di akibatkan olehnya."
Anna tersenyum. "Jika dilihat dari dekat kakakmu 100 kali lipat lebih tampan Na."
"Haish sudahlah." Nao kembali melanjutkan party.
Mata Nao menyapu sekeliling ruangan itu hingga tatapannya tertuju pada seseorang yang begitu ia benci akan kehadirannya. "Aiden!?."