Zeline terlahir kedunia ini hasil perbuatan bejat laki laki yang tidak bertanggung jawab,
Tumbuh besar dikeluarga Ayah kandungnya hanya penderitaan dan kesedihan yang Zeline rasakan, dengan caranya sendiri Zeline membalas sakit hatinya yang selalu dihina oleh keluarga ayah kandung nya
***
"kamu harus mengikuti apa yang papa perintahkan Zeline, jangan jadi anak pembangkang!"
Zeline hanya memandang kearah laki laki yang dia sebut Ayah.
"kenapa harus aku!"
"karena kamu tidak punya pilihan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17
Setelah pertengkaran itu Clara terlihat sedikit pendiam dan sudah jarang juga keluar rumah untuk foya foya karena kondisi keuangan keluarga papanya yang sedang dalam masalah, sedangkan Zeline tetap dengan kesibukannya kuliah, menulis novel dan membuat produk digital nya.
"Clara kamu sekarang jadi sering dirumah mama lihat, ada apa nak" tanya mama Dania
"Lagi malas keluar saja ma" sahut Clara saat bertemu dengan mamanya di dapur.
"Oh mama pikir kamu sedang sakit" balas mama Dania
"Tudak apa apa ma, Clara baik baik saja kok, Clara mau kekamar dulu ya ma" sahut Clara lagi
"Iya nak" jawab mama Dania, menatap punggung Clara yang menjauh darinya, Dania nampak menggelengkan keplanya sesaat setelah Clara pergi kekamar nya.
"Clara berubah semenjak Zeline mengatakan hal itu, apa Clara juga merasa seperti yang aku rasakan ya" gumam Dania dalam hatinya.
Sesampai dikamar Clara kembali berdiri didepan kaca meja hiasnya, hal yang selalu dia lakukan tiap hari semenjak Zeline mengatakan kalau dia tidak mirip dengan mama Dania.
Clara duduk termenung menatap wajahnya sendiri yang terlihat lesu dan tidak bersemangat.
"Apa mungkin yang dikatakan oleh Zeline itu ya, kalau aku memang bukan anak mama, tapi kok bisa, aku harus bertanya pada siapa akan hal ini, tidak mungkin aku bertanya sama papa"
"Aduh jadi pusing mikirin hal ini, sebaiknya aku lupakan saja" gumam Clara
Nyonya Lucy saat ini sedang duduk ditaman belakang dia sedang menatap kearah kamar Zeline, dia sangat penasaran dengan apa yang dikatakan oleh Zeline mengenai Clara.
Nyonya Lucy curiga Zeline tau sesuatu sama seperti suaminya, nyonya lucy sangat penasaran sekali tapi dia gengsi untuk bertanya langsung pada Zeline
Dikamarnya Zeline tertawa kecil melihat nenek lucy sedang termenung memandang kearah kamarnya.
"Pasti semua pada penasaran akan apa yang aku ucapkan beberapa saat yang lalu, mengenai siapa ibu kandung Clara, sebenarnya aku juga penasaran mengenai kebenaran ini"
"Mau bertanya langsung sama papa nanti marah, sepertinya mama Dania, nenek lucy dan Clara termakan omongan ku soal ini, bagus deh kalau mereka penasaran, mudah mudahan mama Dania tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu"
"sudah dua kali aku mengatakan hal ini, mungkin untuk yang pertama mereka bisa mengacuhkan nya dan papa pasti bisa mencari alasan yang membuat mama Dania percaya dengan apa yang papa katakan" ucap Zeline.
Sedangkan mama Dania karena sibuk membantu Arkan untuk mengatasi masalah yang terkadi di perusahaan membuat Dania lupa untuk tes DNA yang akan dia lakukan pada Clara
Malam harinya.
"Kamu sekarang pulangnya malam terus pa, apa masalah dikantor sudah bisa diatasi?" tanya Dania
"Sudah bisa diatasi ma, cuma sekarang kita harus berhemat tidak bisa hidup seperti dulu lagi, beberapa asset sudah dijual untuk menutupi kerugian, papa harus cari investor baru agar perusahaan kembali stabil" jelas Arkan
"Daniel tidak bisa membantu karena saat ini perusahaan keluarga kami juga sedang butuh dana cukup banyak untuk mengerjakan proyek yang saat ini sedang dikerjakan" terang Dania
Flasback on.
Kemaren Dania sempat bertemu dengan Daniel untuk meminta bantuan, tapi Daniel adiknya tidak bisa membantu saat ini.
"Tumben kak Dania datang kekantor biasanya kerumah, pasti ada hal penting yang membuat kakak datang sendiri kesini, apa mas Arkan tau kalau kakak datang kesini" sapa Daniel saat kakaknya datang berkunjung ke perusahaan keluarga mereka.
"Kakak ada perlu Daniel, tidak mas Arkan tidak tau kalau kakak mau mampir kekantor kamu hari ini" sahut Dania
"Ada apa kak" tanya Daniel
Lalu Dania menceritakan keadaan proyek Arkan yang kena tipu yang menyebabkan perusahaan rugi, Daniel menarik nafas panjang lalu menatap tajam kearah Dania.
"Daniel tidak bisa bantu saat ini kak, perusahaan kita sedang butuh dana yang cukup banyak" sahut Daniel
Dania sempat terdiam mendengar apa yang dikatakan Daniel tadi, " ya sudah tidak apa apa Daniel, kakak mengerti kok, kakak pulang dulu ya, salam untuk istri kamu sama anak anak, kapan kapan kakak main kerumah" balas Dania
Flasback off.
"Tidak apa apa Dania mas mengerti kok, huff semoga mas segera mendapatkan investor untuk menyuntik kan dana di perusahaan kita" ucap Arkan
Lalu merebahkan tubuhnya diranjang dia sangat lelah sekali hari ini, Arkan memejamkan matanya sesaat dia teringat pertemuan nya dengan Tini di garasi tadi.
"Aku ingin melepaskan penatku bersama dengan Tini malam ini, dia bisa mengimbangi keinginanku" gumam Arkan , semenjak ketahuan saat itu oleh Dania, Arkan tidak berani lagi bertemu diam diam dengan Tini, tapi malam ini dia sangat ingin berbagi kehangatan dengan Tini.
"Aku harus membuat Dania kelelahan dulu agar aku bisa bertemu dengan Tini, Tini masih muda dan dia sangat pintar membuat aku melayang" ucap Arkan dalam hati
"Mama ayo tidur, apa mama sudah shalat" tanya tuan Arkan
"Belum pa" sahut Dania sambil membaringkan tubuh nya disamping Arkan
"Oh ya sudah mari tidur papa sangat lelah hari ini" ucap Arkan sambil memeluk Dania tidak lama terdengar dengkuran halus dari Arkan, begitupun dengan Dania dia juga segera tertidur menyusul Arkan.
Tuan Arkan terbangun tengah malam dia benar benar tertidur lelap beberapa saat lalu, sekarang dia merasa haus lalu berdiri dari tidurnya dan mengambil gelas minuman yang ada di nakas.
"Papa ngapain?" tanya Dania yang ikut terbangun
"Papa haus ma" sahut Arkan sambil meminum air yang ada digelas besar dan meminumnya sampai habis
"Haus banget ya pa" tanya Dania lagi
"Iya ma, masih ada lagi nggak air nya, persiapan untuk malam malam kalau papa haus lagi" sahut Arkan
"Ada pa, ini ambil punya mama saja" ucap Dania
"Ya sudah nanti kalau papa haus lagi, papa minum air itu saja" tukas Arkan sambil menguap lalu mereka kembali tidur.
Jam 3 malam Arkan terbangun lagi, dia bukan hanya haus tapi juga lapar, memang belakangan ini semenjak masalah keuangan dikantornya membuat pola makan Arkan berantakan.
"Aku kedapur saja cari makanan yang bisa dimakan sekalian minum" ucap Arkan lalu segera keluar dari kamarnya menuju dapur
Ketika sampai didapur dia melihat Tini yang sedang minum, segera saja Arkan memeluk Tini dari belakang yang membuat Tini sangat kaget.
"Mas..." ucap Tini dengan suara pelan
"Kita kesana saja" ajak Arkan sambil menarik tini keruang kerjanya
"Tapi tuan nanti kalau mbak Dania memergoki kita lagi bagaimana?" ucap Tini
"Kita jangan lama lama, kamu mengertikan apa yang saya maksud" ucap Arkan dijawab dengan anggukkan kepala oleh Tini, lalu mereka segera masuk keruang kerja Arkan, hampir 1 jam mereka sudah keluar dari sana.
"Darimana pa?" tanya Dania ketika Arkan masuk kekamar nya
"Dari dapur ma, lapar ma , papa ambil ini" jawab tuan Arkan sambil memperlihatkan roti yang ada ditangan nya lalu memakannya dengan tenang.
Arkan tidak mau terburu buru makan rotinya untuk menghindari kecurigaan Dania, setelah selesai makan rotinya Arkan memgambil laptopnya.
"Nggak tidur lagi pa" tanya Dania
"Tanggung ma, mending papa selesaikan pekerjaan ini dulu, mama tidur saja lagi" balas Arkan
Arkan sengaja tidak tidur lagi karena badannya saat ini terasa lengket, Arkan takut nanti Dania curiga, kalau dia sekarang tidur disamping Dania, akan lebih mencurigakan kalau Arkan mandi saat ini.
mungkin jg anak yg di lahirkan dania meninggal jd arkan bw clara