Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 10
Andara mengajak Devan pulang ke rumah kontrakannya dengan mendorong kursi rodanya.
Devan sangat senang tampak selalu senyum dalam perjalanannya.
Dret (Notif pesan masuk dari Aldo)
Aldo: Dev, sepertinya kamu harus tinggal beberapa hari di sini.
Devan: Iya Do sepertinya aku masih ingin tetap di sini, untuk sementara urusan kantor kamu hendel dulu ya.
Aldo: Oke,kapan pun kamu ingin kembali hubungi aku Dev.
Andara mendorong kursi roda memasuki sebuah rumah sederhana namun sangat bersih dan sejuk.
"Inilah tempat tinggalku Dev, jauh lebih sederhana daripada apartemenku yang dulu, tapi di sini lebih tenang dan damai" Ucap Andara setelah menutup pintunya dan kembali berjongkok di depan Devan untuk mensejajarkan tubuhnya.
" Dev, boleh aku tanya sesuatu? ".
" Hmmmm"
" Bagaimana perasaanmu setelah orang yang kamu cintai selingkuh, apakah kamu masih merasakan sakit hati dan apakah kamu masih mencintainya? ".
Devan terdiam sejenak kemudian mengedarkan pandangannya ke depan dan tersenyum tipis " Ehm, yang pasti hancur. Bohong kalau patah hati katanya tidak sakit, sakit banget bahkan lebih sakit dari ditikam belati".
"Benar ya Dev, rasanya sakit sekali apalagi dikhianati oleh sahabat sendiri. Aku sudah menganggapnya saudara bahkan aku dan dia tidak ada rahasia, apa yang aku rasakan pasti aku bagi dengannya. Dan ternyata aku sangat bodoh dan terlambat menyadarinya, ternyata dia juga ingin berbagi laki laki denganku" Hiks hiks hiks Andara mulai terisak dan berurai air mata sambil menunduk.
Devan pun semakin iba melihat gadis sekuat Andara ternyata punya sisi yang lemah dan rapuh.
Devan mengusap kepala Andara yang tertunduk di sampingnya dengan lembut " Hei aku ke sini untuk melihat senyummu bukan suara tangisanmu.
Andara membenamkan wajahnya diantara kedua lututnya kemudian mendongak dan menatap Devan sambil mengusap pipinya
" Tapi aku ingin menangis Dev, bolehkah aku menangis sebentar "
Devan mengangguk.
"Em bolehkan aku memelukmu lagi Dev, aku butuh dada untuk sandaran"
Devan tersenyum dan mempersilahkan Andara untuk naik ke kursi rodanya dan duduk di pangkuannya kemudian memeluknya.
Andara pun beranjak dan duduk di pangkuan Devan kemudian menyandarkan kepalanya di dada Devan dan menangis sejadi jadinya.
Devan hanya bisa mengusap punggung dan kepala Andara untuk memberikan rasa nyaman.
"Menangislah Andara, tumpahkan semua kesedihanmu hingga tidak ada lagi yang tersisa " Ucap Devan.
Andara terus saja menangis menyesali kebodohannya selama ini.
Satu jam telah berlalu,suara tangisan Andara sudah mereda. Devan menepuk punggung gadis itu dan memintanya untuk segera turun dari pangkuannya " Andara, turunlah ".
Tidak ada sahutan dan ternyata Andara tertidur dalam dekapan hangat Devan.
Devan menghela nafasnya dan mengarahkan kursi rodanya ke sisi dinding agar lebih nyaman kemudian menguncinya di sana.
Devan terus mendekap tubuh Andara dengan menyandarkan kepalanya di dinding agar bisa segera tertidur menyusul Andara ke dunia mimpi.
Satu jam, dua jam, tiga jam bahkan sudah 6 jam mereka tertidur dalam posisi seperti itu.
Kaki dan tangan Devan mulai kesemutan, dan perlahan Devan membuka matanya.
Tak lama kemudian, Andara juga mulai terbangun dari mimpinya.
Andara mengeryipkan matanya dan merasa sangat nyaman tidurnya kali ini, begitu hangat dan menenangkan.
"Selamat pagi Andara? " Sapa Devan sambil mengusap punggung gadis itu, dan sontak membuat Andara tercengang lalu mendongak ke atas. Dilihatnya wajah tampan dan menenangkan sedang tersenyum padanya.
"Hahhh, maafkan aku Dev" Andara segera turun dari pangkuan Devan.
"Tidak apa apa Andara, tapi kaki dan tanganku kesemutan " ucap Devan yang membuat Andara menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.
" Oiya sebagai gantinya bagaimana kalau aku masakin untukmu Dev, kamu pasti ketagihan nanti" Tanpa menunggu jawaban dari Devan, Andara segera berjalan menuju dapur dan mulai bergelut dengan kompor dan berbagai sayur dan lauk yang sudah siap di dalam kulkas.
Devan melihat lihat sekeliling dan memandangi ruangan kecil di rumah sederhana itu kemudian mengarahkan kursinya ke dapur menyusul Andara yang sedang memasak.
☘️☘️☘️
Vania duduk sendiri di sofa sambil memikirkan Andara yang sudah dikhianatinya.
Ceklek
Tiba tiba Bayu muncul dari balik pintu dan ikut duduk dengan Vania di sampingnya.
" Baru pulang Bay? ".
" Hmmm" Jawab Bayu kemudian merebahkan tubuhnya di sofa.
"Apa aku tidak bisa menggantikan posisi Andara di hatimu Bay? " Tanya Vania lirih.
Bayu yang mendengarkannya pun segera mendongak menatap wajah Vania "Andara gadis yang berbeda Van, mungkin tidak ada yang bisa menggantikannya".
Vania mengernyitkan keningnya " Maksud kamu apa Bay? Apa sih spesialnya dia, menurutku dia biasa saja. Hhh jangan lupa Bay kamu sudah meniduri berapa kali dan aku tidak akan membiarkanmu mencampakkan aku setelah apa yang kita lalui".
Bayu menghela nafasnya dengan berat lalu merebahkan kepalanya di sandaran kursi.
" Kamu tenang saja Vania aku akan bertanggungjawab, sejauh ini hanya kamu yang partner ranjangku meskipun aku suka bersama wanita tapi tidak pernah sampai berakhir di ranjang. Tapi apa kamu bisa dipercaya hanya aku yang menidurimu selama ini? "
Vania melotot tajam " Brengsek kamu Bay! kamu pikir aku wanita apaan".
"Ya kali aja "
plans
Sebuah tamparan keras melesat ke pipi Bayu membuat pemiliknya meringis sambil memegangi pipinya.
"Kamu jaga bicaramu ya Bay, aku memang brengsek dan sudah mengkhianati sahabatku sendiri, tapi asal kamu tahu, selama ini hanya kamu yang berada di ranjangku kamu tahu kenapa? Karena aku sangat mencintaimu dan aku berharap bisa menikah dengan mu! "
Vania melontarkan kata katanya dengan keras sambil sesekali mengusap air matanya. Karena tuduhan yang Bayu lontarkan sangat menyakiti hatinya.
Bayu tertunduk dan tidak lagi mengerti apa yang saat ini dirasakannya.
Begitu juga dengan Vania yang sesenggukan dengan tangisannya.
Bayu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya " Ayo kita berangkat ke kantor".
Vania mengusap wajahnya dan
" Huek " Vania pun segera berlari ke kamar mandi untuk mengeluarkan semua yang ada di perutnya.
Bayu ikut berdiri dan mengikuti Vania ke kamar mandi " Van, kamu kenapa? ".
" Bay, sepertinya aku hamil, aku sudah telat dia bulan" Ucap Vania penuh penekanan.
Deg-deg
Jantung Bayu seperti mau loncat dari tempatnya " Apa! Hamil! ".
Vania mengangguk perlahan.
Bayu mundur perlahan dan bersandar di dinding sambil mengusap wajahnya dengan kasar, rasanya seperti tidak percaya bagaimana bisa.
" Tidak tidak kenapa bisa begini! "
Vania menundukkan kepalanya " Aku lupa minum pil KB ".
Bayu melotot tajam dan mengacak kasar rambutnya " Astaga Vania kok bisa lupa sih, kalau sudah begini bagaimana coba ".
" Ya kita menikah secepatnya Bay" Jawab Vania.
Bayu masih frustasi dan pergi begitu saja tanpa memberikan jawaban karena selama ini gadis yang ingin dia nikahi hanya Andara, sedangkan Vania hanyalah pelampiasan hawa nafsunya saja. Sikap dan perilakunya selalu menggoda dan mengundang hasratnya hingga berujung pada perbuatan keji perzinaan.
Vania berusaha mengejar Bayu " Bayu, Bay tunggu, kamu harus bertanggungjawab, brengsek kamu Bay! ".