NovelToon NovelToon
Gadis Modern Dan Tuan Desa

Gadis Modern Dan Tuan Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rendi 20

Baca aja 👊😑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendi 20, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Melamar Kirana

.

Dengan sangat terpaksa Kirana pun kembali ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Kirana langsung duduk di tepi kasur sembari memegang kedua pipinya yang terasa panas dan terlihat memerah. Gadis itu benar-benar merasa malu karena sudah mengungkap perasaannya pada Candra.

Andai saja waktu bilang diulang kembali, mungkin Kirana lebih memilih untuk tidak mengungkapkan perasaannya pada Candra. Namun, apa boleh buat. Nasi sudah menjadi bubur, apa yang sudah terjadi tidak akan bisa berubah.

Dengan perasaan yang sangat malu, Kirana pun memaksa dirinya untuk segera tertidur. Ia ingin pagi segera tiba dan melupakan semua yang sudah terjadi pada malam ini.

Pagi pun tiba.

Kirana keluar dari kamarnya. Ia lalu melangkah menuruni anak tangga satu persatu. Namun, dirinya tiba-tiba terdiam di tengah-tengah langkahnya itu ketika melihat Candra yang sedang menata makanan di atas meja.

'Tumben.'

Tap ... Tap ... Tap ... [Kirana melanjutkan langkahnya]

Mendengar suara langkah kaki, Candra pun langsung menoleh. Pria itu langsung tersenyum ketika melihat kedatangan Kirana.

"Duduklah!" titah Candra menyuruh Kirana untuk segera duduk.

"Kamu yang memasak semua ini?" tanya Kirana seraya menatap beberapa makanan di atas meja.

Candra langsung terkekeh ketika mendengarnya. "Ibu yang memasak semua ini," jawabnya.

Mendengar hal itu, Kirana pun celingak-celinguk untuk mencari keberadaan Nyonya Amira. "Lalu, Ibu di mana? Kenapa kamu yang menata semua ini di atas meja?"

"Ibu dan Ayah sedang pergi. Jadi Ibu memintaku untuk menata makanan di atas meja. Ayo, duduk!"

Kirana dan Candra pun duduk saling berhadapan dan mulai sarapan pagi bersama.

Di tengah sarapan pagi mereka. Tiba-tiba Candra berkata. "Kirana, untuk semalam aku—"

"Tidak usah dibahas," ucap Kirana memotong ucapan Candra. "Anggap saja semalam itu tidak pernah terjadi," lanjut gadis itu seraya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

"Maksudnya?" Kening Candra terlihat mengkerut karena tidak mengerti dengan ucapan Kirana barusan.

"Aku tahu kamu tidak akan membalas cintaku. Jadi untuk itu aku akan belajar untuk melupakan perasaanku. Maafkan aku yah, semalam itu aku benar-benar tidak sadar mengatakannya. Kamu pasti marah kan?"

"Apa yang kamu katakan? Aku sama sekali tidak marah. Justru aku merasa senang karena kamu punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanmu padaku," ujar Candra yang membuat Kirana langsung terdiam.

Melihat Kirana terdiam. Candra segera berdiri dari duduknya dan menghampiri Kirana.

"Candra, apa ini?" tanya Kirana begitu terkejut ketika melihat kalung yang dipasangkan ke lehernya.

"Itu untukmu. Apa kamu suka? Aku yang membuatnya sendiri," timpal Candra.

Kirana memperhatikan kalung yang kini tergantung di lehernya itu. Terdapat batu giok yang berwarna ungu berukuran kecil yang terlihat sangat indah.

"Hiasan kalung itu adalah batu giok, Kirana. Aku menemukan batu giok itu saat kita berenang di danau waktu itu," jelas Candra.

"Benarkah?" Kirana berahlih menatap Candra yang kini berdiri di sampingnya.

"Kamu ingat saat aku pulang larut malam dan kamu tidak tidur untuk menungguku pulang?" tanya Candra yang langsung dibalas anggukan cepat oleh Kirana.

"Saat itu aku pergi ke kota untuk mengecek keaslian batu giok ini. Dan ternyata benar, batu giok ini memang asli. Selama ini kamu mengira aku mengabaikanmu kan? Sebenarnya aku tidak mengabaikanmu, Kirana. Aku hanya sedang sibuk mengubah batu giok ini menjadi kalung agar kamu bisa memakainya," ucap Candra menjelaskan semuanya pada Kirana.

Kirana yang mendengar hal itu pun lantas terlihat terkejut. "Jadi selama ini ...."

"Iya, Kirana. Aku tidak mungkin mengabaikanmu karena aku juga mencintaimu."

Deg ...

Candra meraih salah satu tangan Kirana lalu menggenggamnya dengan erat. "Kirana, aku sudah lama ingin menyatakan perasaanku padamu. Tapi, aku tidak menyangka jika kamu yang lebih dulu menyatakan perasaanmu padaku. Aku bersyukur karena kini aku tahu bahwa kita saling mencintai. Jadi tunggu apa lagi? Ayo, kita menikah, Kirana! Jadi lah istriku!"

Bersambung.

1
Filanina
Kirana itu anak tunggal?
Kok aneh menitipkan anak di rumah orang lain. Lebih wajar kalau ke rumah Kekek-neneknya atau paman-bibinya. Setidaknya ada hubungan kerabat.
Apalagi anak gadis.
—͟͞͞★Ṃ૯ᥣ༏ą—͟͞͞★: itu bukan nitip, tapi disuruh menetap ke desa biar Kirana berubah gak liar lagi klo tinggal di kota😑
total 1 replies
Filanina
kok agak rancu melawan ketidak nafsu makan...
Filanina
agak janggal nama bokapnya pake Tuan. Kayak cerita klasik aja.
Filanina
Haha... lebay
Filanina
baik, Thor. Semangat ya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!