NovelToon NovelToon
A Fractured Family'S Hope

A Fractured Family'S Hope

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Cerai / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:409
Nilai: 5
Nama Author: Echaalov

Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata keluarga? Rumah untuk berteduh? Tempat meminta perlindungan? Tempat memberi kehangatan? Itu semua benar. Tetapi tidak semua orang menganggap keluarga seperti itu. Ada yang menganggap Keluarga adalah tempat dimana ada rasa sakit, benci, luka dan kekangan.

"Aku capek di kekang terus."

"Lebih capek gak di urus."

"Masih mending kamu punya keluarga."

"Jangan bilang kata itu aku gak suka."

"Kalian harusnya bersyukur masih punya keluarga."

"Hidup kamu enak karena keluarga kamu cemara. Sedangkan aku gak tau siapa keluarga aku."

"Kamu mau keluarga? Sini aku kasih orang tua aku ada empat."

"Kasih aku aja, Mamah dan Papah aku udah di tanam." Tatapan mereka berubah sendu melihat ke arah seorang anak laki-laki yang matanya berbinar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Echaalov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Saat ini adalah jam istirahat semua murid memakan bekal atau jajan di kantin. Begitu pun dengan Candy dkk.

"Kamu bekal sama apa? "

"Nasi goreng."

"Ayam goreng."

"Buah, kalian mau gak? " ujar Naysa. Ia membawa bekal buah mangga dan pir.

Sepertinya enak Candy pun menjawab."Aku mau."

"Nih."

Candy memakan buah mangga. Saat merasakan sensasi manisnya ada rasa yang aneh.

"Kok rasanya gini ya? " Candy mengerutkan keningnya.

"Mana aku coba," Tania dan Tyra pun mencoba memakan buah mangga.

"Kayak rasa apa ya? " Tyra menatap Naysa, begitu pun Candy dan Tania.

Merasa mereka menatapnya Naysa sudah tidak bisa menahan tawanya. Candy dkk bingung melihat Naysa yang tertawa.

"Kenapa ketawa? "

"Iya kenapa sih jangan bikin bingung Nanay! "

"Itu ada rasa bawang, kayaknya Ibu ngupas mangganya pakai pisau bekas bawang," ucap Naysa lalu tertawa lagi. Mereka yang mendengarnya melongo, lalu beberapa detik kemudian mereka menatap kesal Naysa.

"NANAY," teriak mereka serentak. Membuat perhatian tertuju kepada mereka. Menyadari itu mereka kembali tenang.

"Hahaha maaf ya," ucap Naysa menahan tawa tapi sepertinya susah. Mereka menatap tajam Naysa.

Silvi terlihat mendekati meja mereka.

"Candy ada Mami aku di depan kelas, pengen ketemu kamu." ucap Silvi membuat seisi kelas menatap mereka.

"Mau ngapain? " bingung Candy.

"Kamu lupa? aku aduin kamu ke Mami agar kamu di marahi," ujarnya.

Mendengar ucapan Silvi membuat Candy ingat pertengkaran mereka kemarin. Ternyata Silvi benar-benar mengadukannya kepada Maminya.

"Oh itu aku baru ingat," ucap Candy santai.

"Kamu gak takut? " bingung Silvi.

"Enggak tuh, yu samperin Mami kamu," Candy menarik tangan Silvi. Silvi terlihat linglung.

"Ternyata dia beneran manggil Maminya," Tania menggelengkan kepalanya.

"Bakal seru nih,” Naysa tersenyum.

"Kalian kenapa sih? Ayo kita samperin Sesel takut di apa-apain," Tyra menarik tangan Tania dan Naysa. Ia ingin maju namun kedua bocah itu tetap diam di tempat.

"Ayo kenapa diam aja? " ajak Tyra.

"Tenang aja Rara, Sesel gak akan kenapa-kenapa," ujar Tania santai.

"Iya Ra, gak usah khawatir," sahut Naysa.

"Kok kalian tenang gitu? "

"Mami nya Silvi bukan apa-apa di bandingkan ayahnya Sesel yang tegas itu."

"Sesel kan suka di marahin ayahnya, apalagi kalau lagi ngebahas nilai beh seram kayaknya."

"Aku aja yang liat wajah datarnya takut banget, padahal om Arya biasa aja bicaranya tapi entah kenapa perkataannya tegas dan penuh tekanan."

"Apalagi kalau om Arya natap kita tajam banget sampai membuat kita merinding."

Naysa dan Tania pernah bertemu Arya itu lah yang membuat mereka takut. Setiap mereka datang ke rumah Candy untuk berangkat bareng ke sekolah, ketika ada Arya yang mau berangkat kerja Arya selalu menatap tajam mereka. Hal itu membuat mereka takut. Tyra belum pernah melihat Arya makanya dia tidak tahu.

"Oh gitu."

"Oh doang? "

"Terus aku harus bilang wow gitu," ucap Tyra dengan nada yang menyebalkan.

"Terserah lah, liat aja kalau kamu ketemu om Arya kamu pasti akan takut juga kayak kita," ujar Tania dan di angguki oleh Naysa.

Di sisi lain, lebih tepatnya di luar kelas terlihat Candy yang baru saja tiba di sana. Ia melihat seorang wanita yang menatapnya tajam. Ia menarik Silvi agar menjauh darinya.

"Kamu ngapain lagi anak saya? " ujar wanita yang ternyata adalah Mami nya Silvi yang bernama Sita.

"Aku gak ngapa-ngapain Silvi," ucap Candy tenang.

"Beraninya kamu ngejawab saya," sinis Sita. Biasanya anak yang baru pertama kali melihatnya akan takut dan tidak berani menjawab. Anak ini bahkan berani menatapnya.

"Tante, kalau ada yang nanya ya harus di jawab. Masa gitu aja gak tau," balas Candy.

"Kamu! " geram Sita.

"Kamu gangguin anak saya kan? ngaku kamu! " Sita menatap Candy tajam. Namun yang di tatap hanya menatap malas Sita.

"Itu cuman pertengkaran anak kecil kenapa Tante ikut-ikutan."

"Saya tidak terima anak saya di ganggu oleh bocah gak tau sopan santun kayak kamu."

"Lagian Silvi yang mulai duluan, sebelum menghina orang lain liat dulu anak Tante," Sita tidak terima. Ia menatap Candy dari atas sampai bawah. Ini adalah trik untuk membuat anak kecil malu. Namun anak itu tetap bersikap biasa saja tidak terganggu.

"Ngapain Tante ngeliat aku kayak gitu? aku tahu kok kalau aku cantik," ucap Candy percaya diri.

"Jangan terlalu kepedean saya hanya ingin menilai anak yang berani ganggu anak saya," sinis Sita.

"Gak usah malu Tan, kalau mau muji aku."

"Anak ini! Kamu pasti anak nakal yang selalu gangguin anak lain. Bahkan Silvi anak yang baik aja kamu gangguin. Dasar anak yang tidak di didik dengan benar oleh orang tuanya dan malah bersikap kayak preman."

Mendengar Sita membawa-bawa orang tuanya Candy tidak terima.

"Jangan bawa-bawa orang tua aku Tante, Siapa Tante hingga berani menilai didikan yang di berikan oleh orang tua aku! sebelum ngehina orang lain liat dulu diri sendiri, Tante aja yang gak benar didik anak Tante yang suka bikin masalah. Benarkan? " Candy terlihat marah. Ia menatap sekitar untuk meminta persetujuan. Mereka berkerumun menyaksikan Candy di marahi oleh Sita. Mereka mengangguk setuju, Silvi emang pembuat masalah apalagi dia suka mengadu kepada Mami nya.

"Benar," ucap Naysa, Tania, dan Tyra berbarengan. Ternyata mereka juga ikut menonton.

Candy tersenyum manis menatap Sita yang marah. Sita tidak rela ia di permalukan oleh anak kecil.

"KAMU BE-"

"Ada apa ini? "

"Bu Sita kenapa anda ada di sini? "

Untung saja ada guru yang datang untuk melerai ini. Sepertinya ada murid yang memanggil guru.

Setelah itu Sita mendapatkan teguran dari pihak sekolah. Mereka baru mengetahui bahwa Sita sering melakukan ini kepada anak-anak lain. Tetapi karena di antara mereka tidak ada yang berani berbicara, jadi tidak ada yang bisa mereka lakukan. Mungkin karena Sita merupakan salah satu donatur jadi mereka tidak merasa curiga Sita sering ke sekolah.

"Sesel kamu hebat," ucap Tania tersenyum bangga.

"Teman aku emang pemberani."

"Tumben kamu keliatan marah? "

"Tante itu bawa-bawa orang tua aku," jawab Candy kesal.

"Pantesan, tapi bukannya kamu kadang gak suka sama ortu kamu karena selalu di marahin? " Mereka emang sering mendengar curhatan Candy tentang orang tuanya. Apalagi Candy selalu di kekang bahkan ia selalu belajar dengan giat agar bisa menjadi peringkat satu. Karena meskipun ia peringkat dua atau tiga, ayahnya tidak pernah puas akan hal itu. Hal itu yang membuat Candy tidak nyaman di rumahnya sendiri.

"Mereka emang selalu marahin aku bahkan mereka kekang aku terlalu berlebihan. Tapi meskipun begitu aku tetap sayang kok sama mereka," ujar Candy.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!