Season dua dari novel "AKU KAH ANTAGONISNYA"
tentang perjalanan cinta Beatrice dan Sankara setelah menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chykara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 Pengungsi
Beatrice berjalan menuju aula sisi utara kastil berdekatan dengan markas pada ksatria dan kamar para maid bersama Ma'am Laila yang di tunjuk oleh George mendampingi Beatrice
Beberapa maid di sana sedang mempersiapkan peralatan tidur untuk menyambut pada pengungsi, selimut dan bantal telah di kelurkan, perkirakan ada sekitar seratus korban yang akan di ungsikan ke sini terdiri dari para wanita anak anak dan lansia, sedangkan pemuda dan pria dewasa tinggal di sana untuk membantu para ksatria untuk membersihkan bekas bencana.
beberapa kereta kuda kastil sudah di turunkan untuk menjemput semua pengungsi ke pusat bencana.
"bagaimana persiapan di sini?" tanya Beatrice
"semua sudah siap nyonya," jawab salah satu maid yang sedang mengangkat setumpuk selimut.
"apa ini akan cukup" tanya Beatrice
"kita tidak tau nyonya karena belum pasti berapa banyak korban yang akan ikut mengungsi, tapi jika kurang kita masih punya banyak selimut cadangan nyonya" ucap nya
"baik lah, bersiap siap saja, jangan sampai ada yang kurang" ucap Beatrice
"baik nyonya" jawab nya.
"bagaiman dengan persiapan di dapur?" tanya Beatrice
"terakhir kali mereka sedang membahas menu untuk para pengungsi nyonya, karena wilayah kita jarang mengalami bencana staf dapur sedikit panik menghadapi nya nyonya" ucap Laila
"ayo kita ke dapur, kita lihat apa yang bisa kita bantu di sana" ucap Beatrice
"tapi nyonya, dapur itu panas nyonya tidak akan nyaman masuk dapur" ucap Laila
Beatrice tertawa,
"Saya sudah terbiasa masuk dapur Laila, karena saya memiliki bisnis pastry jadi masuk dapur adalah hal biasa buat saya" ucap Beatrice
"baik lah nyonya, ayo kita ke dapur" ucap Laila walaupun dia sedikit sangsi.
Mereka berjalan menuju dapur, Beatrice yang belum mengetahui seluk beluk kastil seakan mendapat tour house dari Laila bergerak dari hilir ke mudik hampir di seluruh lantai satu mansion.
"Kita sudah sampai nyonya" ucap Laila di depan sebuah pintu besar.
Laila mendorong pintu tersebut di sana tiga orang chef terlihat berdebat satu sama lain.
"Nyonya datang, ada apa ini apa yang kalian perdebatan" tanya Laila pada ketiga koki mansion tersebut.
"Ma'am Laila, maaf kami berdebat, selamat datang nyonya, maaf menyambut anda dengan suasana yang tidak menyenangkan" ucap salah satu koki pada Beatrice sembari menundukkan tubuh memberi hormat pada Beatrice di ikuti dua koki lain nya.
"Apa yang kalian perdebatkan?" tanya Beatrice pada ketiga nya.
"Ini hanya masalah biasa nyonya, ini tentang menu yang akan kita hidangkan subuh nanti saat para pengungsi datang" ucap koki yang tadi menjawab ucapan Beatrice
"Apa ada masalah dengan menu?" tanya Beatrice
"Ini nyonya sekarang hari sabtu, makanan segar hanya di suplai ke Kastil setiap hari senin, jadi kita kekurangan bahan bahan segar sedangkan kita harus membuat dua hidangan besar, satu untuk para pengungsi satu lagi untuk semua pasukan kita yang berada di titik bencana nyonya, sebenarnya kami sedang membahas itu tapi terlihat seperti berdebat nyonya" jawab nya lirih.
"Apa supplier tidak bisa mengirim bahan lebih cepat?" tanya Beatrice
"Kami sudah melapor pada sir George dan kata sir George supplier akan datang nanti sore membawa persediaan bahan segar." jawab nya.
"Sekarang apa saja bahan yang adam keluarkan semua saya akan mencoba mencari jalan nya" perintah Beatrice
"Baik nyonya" tanpa ba bi bu mereka bertiga masuk ke gudang dan keluar sambil membawa beberapa bahan.
Yang masih banyak jumlah nya adalah terigu kentang, beberapa sayuran segar. Ada juga telur yang masih sangat banyak.
Serta daging bagian brisket yang berlemak, jumlah nya lumayan banyak.
Beatrice menatap semua bahan yang tersisa, lalu dengan cepat dia menatap ketiga orang di sana.
"Saya punya ide" ucap Beatrice
Dengan instruksi dari Beatrice mereka membuat roti parata, roti pipih tanpa ragi serta sup kentang dan daging kental serta scrambler egg dengan sosis.
Beatrice terlibat langsung dalam membuat hidangan tersebut. Menggulung lengan baju nya dan menguleni adonan roti parata dengan tangan nya sendiri.
Ketiga koki itu bahkan Laila pun tidak menyangka anak seorang Marques sangat hebat di dapur.
Laila memanggil tiga orang maid untuk membantu mereka di dapur, karena membuat roti parata butuh effort yang lebih, adonan harus di giling dulu hingga tipis sebelum di bakar di atas api.
"Silahkan di coba dulu" ucap Beatrice pada mereka semua saat dua sup kental dalam panci besar tersebut Selesai di buat.
"Nyonya ini sangat enak sekali" ucap Laila yang di jawab dengan anggukan kepala ketiga koko
"Terima kasih" jawab Beatrice
"Nyonya apa boleh saya meminta resep nya, saya akan memasukkan nya ke dalam list menu di kastil" ucap koki.
"Tentu saja, nanti saya akan mencatatkan resep nya" ucap Beatrice.
"Terima kasih nyonya" ucap nya dengan wajah bahagia.
"Untuk pagi ini semua nya sudah aman, kita akan memikirkan untuk menu makan siang nanti" ucap Beatrice sambil mengusap kening nya yang berkeringat.
"Nyonya terima kasih banyak," jawab mereka dengan penuh semangat.
"Silahkan persiapkan semua nya, yang untuk di antar ke lokasi bawa dengan hati hati, katakan pada yang mengantar untuk memanaskan sebentar soup ini sebelum menghidangkan pada pasukan kita," ucap Beatrice
"Baik nyonya, kebetulan saya sendiri yang bertugas mengantarkan makanan buat pasukan, saya akan memanaskan nya kembali di saja" jawab salah satu koki.
"Baik terima kasih, untuk para pengungsi pun pastikan menghidangkan soup nya dalam kondisi panas, mereka semua pasti kedinginan, memakan makanan panas anak memperbaiki mood mereka" ucap Beatrice
"Baik nyonya" ucap mereka.
Beatrice dan Laila keluar dari dapur dengan wajah kelelahan, di ufuk timur cahaya matahari mulai beranjak naik.
Terlihat indah saat semburat cahaya indah itu mulai menerangi puncak gunung yang di selimut salju putih abadi.
"Apa Sankara baik baik saja" ucap Beatrice lirih
"Tuan muda akan baik baik saja nyonya, tuan dan pasukan nya saat ini sedang berjuang untuk memperbaiki keadaan di sana, kiriman masakan dari nyonya akan membuat tuan bersemangat lagi nyonya" ucap Laila saat telinga nya samar samar mendengar gumaman Beatrice.
"Kamu benar Laila" ucap Beatrice sembari tersenyum manis.
"Aku hanya sedikit merindukan nya" ucap Beatrice dengan senyum indah menghiasi bibir.
"Tuan pasti juga pasti sangat merindukan nyonya" ucap Laila.
"Nyonya... Rombongan kereta kuda pertama yang membawa pengungsi sudah memasuki kastil" lapor seorang maid pada Beatrice dan Laila.
"Ayo Laila, kita sambut dan kita jamu para tamu istimewa kita" ucap Beatrice sambil berjalan melangkahkan kaki menuju bagian utara mansion di mana para pengungsi akan tinggal untuk sementara.
***