NovelToon NovelToon
I Love You, Mba!

I Love You, Mba!

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena latar belakang Shazia, hubungan nya bersama Emran tak direstui oleh orang tua Emran. Tapi adiknya Emran, Shaka, diam-diam jatuh hati pada Shazia.

Suatu hari sebuah fakta terungkap siapa sebenarnya Shazia.

Dengan penyesalan yang amat sangat, orang tua Emran berusaha keras mendekatkan Emran dan Shazia kembali tapi dalam kondisi yang sudah berbeda. Emran sudah menikah dengan wanita pilihan orang tuanya sekaligus teman kerja Shazia. Dan Shaka yang tak pernah pantang menyerah terus berusaha mengambil hati Shazia.

Apakah Shazia akan kembali pada pria yang dicintainya, Emran atau memilih menerima Shaka meski tak cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan Emran

Seperti janji Shazia, ia akan mentraktir Nisa makan bakso pada jam istirahat.

Karena makan gratis, Nisa pun tak menolak. Biasanya gadis itu kerap kali ogah-ogahan jika diajak makan bakso dengan alasan diet lah apalah. Padahal bentuk tubuhnya cukup proporsional hanya lebih pendek saja dari Shazia.

Kedua gadis itu kemudian pergi ke warung bakso yang letaknya di depan kantor seberang jalan. Di sana tak hanya tersedia warung bakso saja, ada rumah makan padang dan lain sebagainya.

Pembelinya rata-rata karyawan kantor-kantor yang ada di area jalan tersebut, salah satunya para karyawan kantor dimana Shazia bekerja. Karena dikantornya tak menyediakan fasilitas kantin.

Shazia duduk saling berhadapan dengan Nisa. Nisa memunggungi gedung kantor, sementara Shazia sebaliknya.

Tak perlu menunggu lama, tukang bakso pun datang membawakan pesanan kedua gadis cantik dan berhijab tersebut.

Huum.....Nisa mengendus-endus aroma wangi kuah bakso miliknya.

Alis Shazia tertaut melihat tingkah norak Nisa. Entah norak beneran, entah sengaja ngelawak saja dia.

"Kalau wanginya enak begini pasti baksonya juga enak. Apalagi makan bakso nya gratis. Enaknya pool." Nisa tergelak.

Shazia geleng-geleng tersenyum. Tingkah sahabatnya itu memang random. Kadang jadi gadis feminim, kadang bar-bar, dan kadang seperti bocah. Tapi setiap tingkah gadis itu selalu membuat Shazia bisa tersenyum kadang sampai terbahak.

"Dipotong dulu kenapa bakso nya, Nis. Masa di makan bulat-bulat gitu. Nanti kalau ngegelinding langsung ke kerongkongan gimana!" ujar Shazia yang gemas melihat Nisa menyuapkan baksonya dalam keadaan bulat utuh. Padahal mulutnya kecil.

Nisa yang sedang mengunyah sampai mulutnya kembung itu pun kesulitan bicara. Gadis itu manggut-manggut dan bicara seperti orang gagu.

"Dah lah enggak usah ngomong. Entar keselek lagi kamu nya. Kamu fokus makan aja. Nanti kalau kurang minta tambah lagi aja sesuka mu."

Mendengar kata-kata Shazia, Nisa segera menelan paksa bakso yang sedang dikunyah nya ke dalam kerongkongan, lalu didorong oleh air mineral.

"Emang boleh ?" Tanya Nisa setelah baksonya sudah sampai ke perut.

"Boleh lah. Sekalian pesan sama abang-abang bakso nya juga boleh banget. Iya enggak mang !!" Shazia menoleh pada mamang bakso yang berdiri di depan gerobak bakso.

Tukang bakso itu tampak senyam senyum salah tingkah.

Shazia menutup mulutnya yang ingin mengeluarkan tawa.

Nisa mengerucutkan bibirnya pura-pura kesal.

Pada saat Shazia akan menyedot es teh miliknya, tatapan nya menyorot pada kedatangan sebuah mobil warna putih dan parkir di depan kantor.

Tak lama, seorang pria tua memakai kopiah putih keluar dari mobil tersebut disusul seorang pria muda.

Seketika, Shazia terbelalak kaget. Uhuk. Dan keselek es teh yang tertelan secara tak sengaja.

"Ya Allah, Sha. Minumnya yang bener napa biar enggak keselek," ujar Nisa.

Shazia tersenyum kikuk." I-iya."

Nisa kembali fokus pada bakso nya, sementara Shazia mencuri-curi pandang pada dua orang yang baru keluar dari mobil tersebut tanpa sepengetahuan Nisa.

"Mau apa mas Emran dan ayahnya ke kantor ku?" Shazia membatin keheranan melihat kedua pria yang sangat dikenalnya itu.

Perasaan Shazia pun mulai tak tenang. Jangan-jangan Emran nekad ingin menemuinya dan sengaja membawa ayahnya, supaya hatinya luluh.

Karena setelah dari rumah Emran kemarin, Shazia tak menyalakan ponsel nya. Namun sebelum dimatikan, ia sempat mengirim pesan pada Emran untuk tak mencarinya sementara waktu.

Ayah dan anak tersebut kemudian masuk ke dalam gedung setelah berbicara sebentar dengan satpam Seno.

"Kenapa kamu nekad banget, mas. Padahal aku sudah bilang, aku belum mau bicara sama kamu dan tolong kasih aku waktu. Tapi sekarang kamu malah mendatangiku ke kantor."

"Sha, jam istirahat kita tinggal setengah jam lagi. Buruan itu bakso nya di makan !" ucap Nisa memberitahu Shazia.

Shazia yang tengah diambang gelisah dan pikiran berkecamuk pun tak mendengar suara Nisa. Ia sibuk menimang-nimang, temui atau hindari Emran dan ayahnya.

"Sha, kamu kenapa sih!" Nisa merasa ada yang aneh dengan sikap Shazia.

"Enggak, enggak apa-apa. Maaf tadi kamu ngomong apa?" Tanya Shazia begitu ia sadar.

Nisa menghela nafas panjang sebelum menjawab pertanyaan Nisa.

"Aku cuma mau bilang. Itu bakso mu kebanyakan sambal."

Shazia langsung melihat pada bakso miliknya. Matanya sontak membulat sempurna. Kuah bakso yang tadinya bening kini berubah jadi merah pekat setelah di tumpahi sambal satu mangkok kecil oleh nya secara tak sadar.

Waktu istirahat pun berlalu. Sebelum kembali ke kantor, Nisa ijin sebentar membeli cemilan untuk di ruangan nanti.

Selama menunggu Nisa, selama itu pula tatapan Shazia tak berpaling dari mobil putih yang nangkring di depan kantor dengan benak bertanya-tanya.

Shazia merasa aneh. Kenapa Emran dan ayahnya tak kunjung keluar. Jika Emran mencarinya dan tak menemukan nya di dalam kenapa ia tak keluar. Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan di tempat kerja nya?

Ditengah menerka-nerka, empat sosok pria tampak keluar gedung dan berbicara di teras. Shazia sontak terkejut, karena empat orang pria tersebut yang tak lain adalah Emran, ustad Ramlan, big bos Dirga, dan Irwan.

Jadi...Emran dan ayahnya ke kantor bukan untuk menemuinya, melainkan menemui manager dan bos Dirga.

Tapi...kok bisa ustad Ramlan dan Emran mengenal dekat dengan bos Dirga.

Lantas urusan Emran apa dengan bos nya?

Benak Shazia terus bertanya-tanya dengan rasa penasaran yang cukup besar.

Kenalnya Emran dan ayahnya dengan bos Dirga membuat Shazia berpikir keras. kok bisa mereka saling kenal dan bla bla bla hingga berakhir kepalanya nyut-nyutan nyeuri.

Shazia melihat Emran dan ayahnya pamit pada bos Dirga dan manager Irwan. Kemudian masuk ke dalam mobilnya dan melaju.

Puk

"Astagfirullah..." Shazia terkejut. Nisa tiba-tiba menepuk pundaknya.

"Sepertinya teman ku yang satu ini ikutan terpesona juga sama pak big bos Dirga," goda Nisa.

Shazia melotot kesal.

"Kamu ngomong apaan sih !!"

"Ya enggak apa apa lagi. Wajar kalau terpesona mah. Itu namanya normal. Lagian siapa yang enggak terpesona sama laki-laki seperti pak Dirga. Meski udah tua tapi masih ganteng dan gagah. Udah gitu kaya raya lagi."

"Istigfar, Nis. Kamu kesambet jin apa sih sampe bisa berpikir seperti itu?"

Nisa tergelak.

"Lagian berulang kali ku panggil kamu enggak nyahut-nyahut. Eh, enggak tau nya sedang lihatin pak Dirga. Kamu naksir ya ?? hayoo ngaku....."

Astagfirullah....Shazia menghela nafas dan geleng-geleng tak mengerti. Bisa-bisa nya Nisa berpikir ia naksir big bos yang sudah tua dan beristri hanya karena ia melihat ke arahnya agak lama. Tak tahu saja dia jika sebenarnya yang ia perhatikan bukan big bos melainkan Emran, kekasihnya.

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh Shaka 🤣🤣🤣
Giandra
tikung di sepertiga malam Shaka yg rutin tiada putus
Nar Sih
shaka ,,grgr omgan kmu jdi marah tuh calon kk ipar mu ,lanjutt lakk👍🥰
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kamu salah paham Shaka 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
nah kan 🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ayolah gas keun 🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
itu namanya jodoh🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
karena dia anakmu 🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Cakep kan Shazia 🤣
💥💚 Sany ❤💕
Kayaknya kamu meski rubah penampilan dech Ka, biar Sha klepek-klepek 😂😂😂.
💥💚 Sany ❤💕
Makanya Sha.... jangan menilai seseorang dari casingnya doang. Sekarang nyesal kan, dosa loh Su'udhan ma orang
Tri Handayani
makanya shazia jangan menilai orang dr penampilan'nya saja,karena blm tentu orang yg berpenampilan urakan kelakuan'nya buruk dan orang yg rapi akan baik hati.
Nar Sih
dugaan mu ternyata slh kan shaaa,shaka justru lebih baik dri emran ,semagatt shaa💪
Tri Handayani
kamu emang masih kecil umurnya shaka,tpi cara berfikir kamu lbh dewasa dr emran dan masa depanmu lbh menjanjikan dr emran'klu memang shazia jodohmupasti suatu saat akan jdi milikmu shaka.
Wanita Aries
Km tengil dan usil shaka 🤭
mery harwati
Apakah Dirgantara setelah tau CV Shazia akan menyusul ke rumahnya? Atw menyelidiki & menguntit Shazia melalui mata² Dirgantara? Penasaran...
💥💚 Sany ❤💕
Duh.... mati kutu dech ma ucapan Shaka
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣sakin takut ketauan si Ibu julid, gak sadar ucapannya memberi angin segar buat Shaka. Jangan disia-siakan kesempatan ya Ka. Kapan lagi coba bisa jalan berdua ma pujaan hati 😁😁
Eka Uderayana
aamiin yra 🤲
Eka Uderayana
wah...kere dong Emran....... mending sama Shaka...tajir melintir
Annami Shavian: itu mah pemikiran si Shaka aja
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!