Wanita introvert itu akhirnya berani jatuh cinta, namun takut terlalu jauh dan memilih untuk berdiam, berdamai bahwa pada akhirnya semuanya bukan berakhir harus memiliki. cukup sekedar menganggumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NRmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semangat kembali hadir
Laura masih terus menangis. Tapi kali ini, tangisannya seperti mengeluarkan segala kepahitan di hatinya hingga begitu keras terdengar. Kehadiran Dinda sangat membantu dirinya untuk bisa menangis sepuasnya. Menghabiskan segala tenaganya yang tersisa. Agar bisa kembali bangkit besok.
**********
Masuknya kartika mentari dari celah-celah jendela Laura, membuat ia sedikit bersemangat karena, bagaskara pagi ini menampakkan kirananya dengan sangat berkilau. Menutup sisa atma yang lara. Memberikan sedikit asa yang fana.
"Aku ikhlas atas apa yang telah terjadi sebelumnya. Hari ini dan setelahnya biarkan aku kembali merasakan bahagia ya Allah. Jadi aku orang yang selalu bersyukur dan menikmati setiap apa yang engkau beri." Kata hati Laura.
Ia terduduk. Mengenang semua yang terjadi kepadanya beberapa hari terakhir. Kejutan-kejutan yang selalu datang tidak terduga. Mengingat semuanya sambil terus bersyukur dan tersenyum.
Terlepas dari apa yang membuatnya terluka, masih ada bahkan banyak yang peduli kepadanya. Cinta Allah yang ia terima melalui umatnya yang lain.
Setelah terhanyut dalam pikirannya, Laura teringat satu kejadian yang terhubung pada seseorang. Yang memberinya cela pertama kali, bahwa ia tidak sendirian. Arya.
Ya, cowok itu yang membantunya memberi semangat dengan membiarkan dirinya terus menangis melepas air mata duka malam itu. Cowok yang pertama kali masuk ke dalam pikirannya setelah Ayahnya.
Laura mulai mengakui perasaannya sendiri. Pada ahwaya yang mulai terlukis di dalam hatinya.
"Andai ini benar, biarkan ia tetap di sana. Tapi jika ini hanya titipan untuk merasakan bahagia setelah luka yang aku alami, tolong beri aku kekuatan lebih untuk terima suatu hari nanti ya Allah." Batin Laura kembali berucap.
Laura menarik nafas panjang. Mulai berdiri mengambil langkah ke arah kamar mandi. Bersiap-siap menuju sekolah tercinta.
**********
Sudut-sudut SMA PERSADA BANGSA telah penuh oleh siswa-siswi menunggu bel masuk sekolah. Diiringi canda dan tawa yang terdengar di antara mereka.
Triingggg.... Triingggg ....
Suara yang ditunggu-tunggu akhirnya berbunyi. Semua siswa-siswi berbondong-bondong masuk ke kelas masing-masing.
Di kelas Laura, ia telah asyik duduk mengobrol sedari tadi bersama Dinda. Menceritakan hal-hal random yang terbersit di pikirannya. Memberitahukan Dinda secara tidak langsung, bahwa ia sudah baik-baik saja.
Tak lama kemudian, seorang guru laki-laki dengan berpakaian olahraga masuk ke kelas Laura. Tidak lupa, Laura dan teman-teman sekelasnya memberikan salam yang lalu dibalas guru itu.
"Anak-anak, bapak tunggu di lapangan volley paling lama setengah jam lagi. Kalian ayo ganti pakaian dan segera menuju lapangan." Ujar Pak guru itu yang sering dipanggil Pak Luthfi.
"Siap pak." Jawab semua siswa di kelas itu secara bersamaan.
Pak Luthfi pun meninggalkan kelas. Suasana kelas kembali ramai. Ada yang sibuk membahas hal lain, ada yang sibuk mencari pakaian olahraganya, dan ada yang sibuk berlari menuju kamar mandi sekolah.
Emil menatap Laura yang sedang menyiapkan pakaiannya. Ia tersenyum kemudian melihat ke arah Arya yang ternyata memperhatikan dirinya sambil tersenyum. Memberi tanda bahwa gadis yang disukai Emil itu, kini sudah terlihat lebih baik dari kemarin.
30 menit kemudian.
Laura dan teman-teman sekelasnya, kini telah berkumpul di lapangan volley.
"Semua sudah berkumpul? Atau masih ada yang di kelas?" Tanya Pak Luthfi memastikan. Semua siswa saling melihat satu dengan yang lainnya, memastikan teman-temannya lengkap.
"Sudah pak!" Jawab semuanya.
"Bapak akan bagi menjadi 8 tim. Masing-masing tim berisi lima orang. Seharusnya enam orang tiap tim, namun karena kalian jumlahnya 40 orang, maka biar genap jadi tiap tim hanya terdiri dari lima orang." Pak Luthfi terdiam sejenak memperhatikan nama-nama siswa yang ada di buku catatan miliknya.
"Oke. Yang bapak sebut namanya tolong berdiri membentuk barisan memanjang ke belakang." Lanjut Pak Luthfi mulai menyebutkan nama-nama siswa. Satu persatu mulai maju dan membentuk barisan yang dimaksud tadi.
Laura menatap ke arah sahabatnya yang berdiri di sebelahnya dengan tim berbeda. Dinda terlihat sedih memperhatikan Arya yang berdiri di depan Laura.
"Sesuka itu ya Dinda sama Arya? Maaf ya Dinda." Suara hati Laura berbicara
Sedangkan, Emil yang berdiri di belakang Dinda juga memperhatikan raut tenang Laura. Ya, Emil setim dengan Dinda. Sedangkan, Laura bersama Arya.
"Oke. Untuk pertandingan pertama tim 1 melawan tim 2. Yang akan bertanding silahkan masuk ke lapangan. Selain ke dua tim ini, silahkan menonton dan memberi semangat di pinggir lapangan." Seru Pak Luthfi.
Semua siswa mengambil bagiannya masing-masing. Tim yang bertanding adalah tim 1 yang berisi Arya, Laura dan kawan-kawan. Sedangkan, lawannya adalah tim 2 yang berisi Emil, Dinda dan kawan-kawan.
Pertandingan pun dimulai. Permulaan yang baik bagi tim 2. Mencetak satu angka dengan pukulan keras dari Emil. Semua bertepuk tangan. Emil tersenyum menanggapi sorakan dan tepuk tangan dari teman-temannya.
Pertandingan kembali dilanjutkan. Suasana menegangkan di antara ke dua tim. Masing-masing memberikan permainan terbaiknya. Terus saling berlomba mencetak angka skor. Hingga waktu permainan pertama berakhir dimenangkan oleh tim 2.
Ke dua beristirahat sejenak untuk melepaskan dahaga, mengatur strategi dan saling memberikan semangat satu dengan yang lain. Arya hanya duduk mendengarkan teman setimnya yang lain berbicara. Sadar bahwa hanya Arya yang belum minum, Laura memberikan sisa air yang ia punya. Dan diterima dengan baik oleh Arya. Karena ia memang merasa kehausan.
Di sisi lain, Emil dan Dinda ternyata memperhatikan adegan tersebut. Memberi tatapan dengan arti dari masing-masing di pikiran mereka.
Pak Luthfi mulai kembali memberikan perintah kepada ke dua tim untuk ke posisi di lapangan. Kali ini, ke dua tim bertukar tempat.
Pertandingan babak kedua pun di mulai. Pertandingan menjadi seru karena keseriusan yang diberikan oleh tim 1 untuk menangkis kekalahan dibabak sebelumnya.
Di tujuh menit pertama, angka skor telah di ungguli oleh tim 1. Membalikkan kemenangan di tangan mereka. Tidak mau kalah, tim 2 ikut mengejar ketinggalannya.
Semua pemain mulai terasa lelah. Namun penonton memberikan semangat kepada semua pemain. Berteriak menyebutkan masing-masing nama dan tim yang di unggulkan.
Masuk di menit terakhir, pertandingan menjadi sangat serius. Angka skor yang kini menjadi seri. Bola terakhir dipegang oleh tim 1. Dan yang menjadi servicer adalah Laura.
Semua memberikan semangat terbaiknya menyebutkan nama Laura. Ia terdiam sejenak menatap ke arah teman-teman di sisi lawan. Membuat strategi arah bola.
Bola pun mulai dipukul oleh Laura. Semua pemain memberikan perlawanan ketat dengan nafas yang mulai terengah-engah. Bola masih melambung ke arah tim 1 dan tim 2. Penonton pun terdiam ikut merasakan ketegangan tiap tim.
Ketika bola sampai di tim 2, bola di pukul kencang oleh Emil yang mengarah pada tim 1.
Dukkkk...
Bersambung....
Baguus yaa diksinya banyaak bangeet 😍