TAMAT 02 NOVEMBER 2023
Ning Aisha menangis setelah King tak sengaja menciumnya. "Jangan dekati aku lagi!"
"Terus, gimana cara Gue jagain Lo, Cengeng?"
"Nggak perlu, aku bisa jaga diri baik-baik! Kita bukan mahram, jangan deket-deket! Setan pasti suka godain Kita, terutama kamu yang nggak kuat iman! Nggak mau shalat. Pasti jadi temen setan!"
"Lo mau dihalalin sama temen setan ini? Bilang! Besok Daddy sama Mom biar ngelamar Lo buat Gue!"
"Sinting..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB TIGA PULUH
"King aku menang lagi!" Aisha berlompatan kembali setelah berhasil menjatuhkan Hello Kity di loker permainan tembak boneka.
Aisha menerima sodoran boneka dari karyawan Gemes zone area sambil menyengir hingga keringkan giginya.
Sudah puluhan boneka yang Aisha dapatkan selama bermain di mal ini, capit boneka, tembak boneka, lempar ring ke tongkat, lempar bola basket, dan lain sebagainya.
"Kamu seneng?"
Hanya perasaan senang itu yang King tuntut dari istrinya. Dia sampai kong kalikong dengan karyawan Gemes zone hanya agar Aisha menang.
Mesin capit boneka sengaja disetting agar penjepit tidak letoy. Dan Aisha dapatkan banyak boneka dari satu mesin itu saja.
Lemparan ring ke tongkat padahal meleset tapi dengan bantuan karyawan Gemes zone akhirnya ring lainnya yang masuk.
Banyak permainan yang disetting agar lebih memudahkan Aisha menang. Semua itu bisa diatur karena perusahaan Millers-corpora yang memiliki arena permainan tersebut.
Perjuangan curang King tidak sia-sia karena akhirnya istrinya tersenyum bahagia setelah sebelumnya terus mencebik bibir dan selalu kalah.
"Bilang apa kalo seneng?"
"Maacih Kiiiiing!"
Aisha tentu tak tahu kalau arena permainan ini sudah disetel secara khusus hanya untuk membuatnya selalu menang. Aisha berterima kasih karena King mengajaknya ke tempat ini.
"Bayar pake lima ronde nanti malem." King berbisik dan ia mengerut kening mendapat cebikan di bibir Aisha. "Kenapa nggak mau?"
"Sedikit banget. Maunya tujuh ronde." Aisha tergelak manja di depan suaminya. Dan King selalu mengakhiri dengan usapan di kepala.
Sambil mendorong troli berisi hadiah pernak-pernik Gemes zone, mereka berjalan beriringan lagi. Aisha sangat bahagia, seumur hidup baru kali ini ia menang capit boneka sebanyak itu.
"Nanti bonekanya mau Aisha kirim ke temen temen Aisha di pesantren boleh kan?"
"Selama bukan suamimu yang kamu kirim, boleh boleh ajah!"
Aisha menyengir. "Maacih Kiiiiing... Tapi kalo kamu nggak bakal aku kirim kok, kan kamu suami kaya raya, sayang kalo dibuang."
King melirik Aisha, lalu terpaku. "Kamu bertahan nikah sama aku karena itu? Karena aku kaya raya, Ning?"
"Bukan cuma itu sih, kalo sekarang karena yang lain." Aisha mengerling ke bawah dan King tahu maksud arah mata Aisha menuju ke Jojo yang sembunyi di balik resleting.
"Kamu mulai nakal!" King cubit pipi Aisha dan keduanya tertawa bersama-sama.
King merasa, ada keceriaan di balik khimar gadis itu, meski berjilbab dengan background anak pesantren, Aisha bukan pribadi yang membosankan.
Tentu Aisha hanya bercanda barusan; bukan karena harta, bukan oleh sebab rupa, bukan pula tergiur hingar bingar pewaris tahta Millers corpora. Aisha mencintai King karena rasa tulus itu Allah yang berikan untuk dirinya.
Bangun tidur di sisi King, ingin tidur di sisi King, mandi, sarapan, bahkan makan siang di sekolah semua selalu berkaitan dengan King.
Bagaimana semua itu tidak membuatnya jatuh cinta? Katakan bagaimana caranya menghindari rasa itu?
Belum lagi, perlakuan King padanya begitu lembut dan sabar. Aisha jatuh cinta, ya Aisha yakin telah jatuh cinta.
Dering ponsel King menggetarkan saku, pemuda itu meraih dan menggeser tombol terimanya segera. "Assalamualaikum."
Aisha yakin itu dari mertuanya, karena baru-baru ini Aisha menegur saat King angkat telepon dan langsung bicara. Melihat King lebih banyak perubahan, Aisha semakin jatuh cinta.
"Ada apa King?" Aisha bertanya setelah King menutup panggilannya tiba-tiba.
"Daddy suruh kita pulang."
Aisha mengernyit. "Emang udah malem ya? Kan masih sore King. Kita ajah belum shalat ashar. Kira-kira ada apa ya Daddy panggil kamu? Bukannya Daddy masih di Singapure?"
"Entah..."
King sendiri bingung, sejak kapan ayahnya mengusik ketenangan bermainnya. Bahkan, saat asyik beradu balap motor pun, Daddy Axel tak pernah menyuruhnya pulang.
🖋️~
^^^🖋️~^^^
Tiba di rumah, King dan Aisha di sambut oleh Gus Emyr, Kak Khaira, dan Glory sementara Flory sudah kembali ke California seorang diri.
Ada Om Alex yang kebetulan masih di rumah karena baru sempat pulang setelah Baby Dilkash lahir ke dunia. Sedang Daddy Axel masih di Singapure bersama Mommy Lily.
"Duduk King, Ning..."
Gus Emyr menyuruh adik ipar dan keponakan cantiknya duduk. Yang membuat keduanya kebingungan adalah, sosok Billy yang juga terdiam berurai air mata di kursi rodanya.
Terlebih, kehadiran Om Handika selaku ayah Billy benar-benar membuat King keheranan menyikapi kondisi aneh ini.
Lama Billy tak nampak, dan sekarang gadis itu duduk menangis di hadapan hampir seluruh keluarganya.
Ya, meski Daddy Axel dan Mommy Lily tak ada di sini, Gus Emyr sedang menghubungi kedua mertuanya lewat virtual.
King mengerut kening ketika Billy memainkan tangan di atas roda kursinya. Dia mendekat lalu menyentuh tangan King yang menepis secara refleks.
"Ada apa ini?" King tahu gadis penuh drama ini sudah membuat huru hara selagi dia dan Aisha tak di rumah.
Billy tertunduk menangis. Satu tahun lalu ia pergi ke luar negeri. Harapan ketika pulang bisa berjalan lagi, ternyata sia-sia.
Billy justru lebih hancur karena berita King yang sudah memiliki kekasih. Dan parahnya, hanya seorang gadis desa yang kampungan.
Siang tadi, Billy mendengar sendiri ketika Om Rey memberitahu Liam soal hubungan pernikahan yang mengikat King dan Aisha.
"Pengobatan kakiku nggak berhasil, King. Aku lumpuh total. Dan sekarang, siapa yang mau nikah sama cewek lumpuh kayak aku?" ucapnya terisak.
Aisha yang polos, ia mencoba mencerna apa yang sedang berlangsung di dalam ruangan tamu ini. Siang tadi Aisha berkenalan dengan Billy, tapi tidak menyangka jika Billy akan datang ke sini bahkan bicara secara intens dengan King.
"Lalu apa urusannya dengan ku?" King tentu tak bisa bicara santai di hadapan ratu drama yang dia kenal sedari kecil itu.
"Aku mau kamu nikahin aku, King. Kamu yang harusnya tanggung jawab sama kondisi kaki cacat aku, kamu yang buat aku begini!"
"What?" King terbelalak terlebih Aisha. Sedang keluarga yang lainnya sudah dikejutkan sedari beberapa jam lalu.
"Kiiiiing..." Aisha lirih, tapi tangannya segera merengkuh lengan King. Seperti takut jika gadis berkursi roda itu merebut suaminya.
"Gimana Axel?" Om Handika bicara pada layar ponsel Gus Emyr. Terlihat, Daddy Axel mengusap wajah secara tertekan.
"Kalian mau tanggung jawab, apa mau aku beberkan pernikahan dini King dan istrinya ke media?" tawar Om Handika.
📞 "Tunggu dulu. Jangan gegabah dulu. Aku harus ada di rumah untuk bicarakan ini lebih banyak. Sekarang, kalian sabar dulu, tunggu aku pulang, tidak lama, besok pagi."
"Kenapa harus menunggu?" King meraih ponsel Gus Emyr. Menatap ayahnya secara tajam dan ambisius. "King jelas menolak menikah lagi, titik!" tegasnya.
📌Mau flashback??? Sore yaaa, terimakasih vote dan hadiahnya... Semoga kalian sehat selalu...