NovelToon NovelToon
MY ARROGANT EX HUSBAND

MY ARROGANT EX HUSBAND

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Anak Genius / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Wanita Karir / Trauma masa lalu
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agura Senja

Setelah menikahi Ravendra Alga Dewara demi melaksanakan wasiat terakhir dari seseorang yang sudah merawatnya sejak kecil, Gaitsa akhirnya mengajukan cerai hanya dua bulan sejak pernikahan karena Ravendra memiliki wanita lain, meski surat itu baru akan diantar ke pengadilan setahun kemudian demi menjalankan wasiat yang tertera.

Gaitsa berhasil mendapatkan hak asuh penuh terhadap bayinya, bahkan Ravendra mengatakan jika ia tidak akan pernah menuntut apa pun.

Mereka pun akhirnya hidup bahagia dengan kehidupan masing-masing--seharusnya seperti itu! Tapi, kenapa tiba-tiba perusahaan tempat Gaitsa bekerja diakuisisi oleh Grup Dewara?!

Tidak hanya itu, mantan suaminya mendadak sok perhatian dan mengatakan omong kosong bahwa Gaitsa adalah satu-satunya wanita yang pernah dan bisa Ravendra sentuh.

Bukankah pria itu memiliki wanita yang dicintai?

***

"Kamu satu-satunya wanita yang bisa kusentuh, Gaitsa."

"Berhenti bicara omong kosong, Pak Presdir!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agura Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayi yang Ditolak

"Dia mirip siapa, ya? Aku pernah melihat wajah ini entah di mana." Ravendra menatap bayi laki-laki berusia tujuh bulan yang sedang tengkurap sambil menggigiti bola plastik.

Bayi dengan surai hitam dan mata coklat terang itu mendongak, menatap Ravendra sebelum tertawa dan berceloteh. Manis dan sangat menggemaskan. Sepertinya bukan pilihan yang salah mengikuti Ravasya.

"Hey, tampan. Namamu siapa?" Ravendra bertanya sambil menyentuh pipi gembul bayi yang langsung menangkap tangannya.

"Biyu! Namanya Biyu!" seru gadis empat tahun yang juga ikut tengkurap di samping bayi yang sebulan terakhir sering ia temui.

"Nama yang unik," ucap Ravendra seraya menarik jari tangannya yang hampir dimasukkan ke dalam mulut oleh Biyu. Pria itu tersenyum saat Biyu kembali menatap padanya, merasa kehilangan mainan. "Tanganku kotor. Biasakan tidak memasukkan apa pun ke dalam mulut, Nak. Atau Ibumu akan marah," lanjutnya sambil menggeleng.

"Tapi Mamanya Biyu tidak cocok marah-marah seperti Mommy."

Ravendra hampir tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan gadis kecilnya kalau saja Ravasya tidak melototinya. Beberapa anak sedang tidur di ruangan sebelah. Ravendra membawa Biyu ke ruangan lain karena bayi itu tidak mau tidur.

"Luvia pernah bertemu Mamanya Biyu?" Pria itu mengusap surai panjang gadis yang mengangguk antusias.

"Pernah, dong! Cantik banget, lho!"

Mendengar ketegasan dalam nada suara Luvia membuat Ravendra ingin kembali tertawa. Secantik apa sampai keponakannya yang biasanya hanya memuji wajahnya sendiri bisa mengatakan hal itu?

"Memang cantik, Kak! Ibaratnya kalau bidadari itu nyata, pasti bentuknya seperti Mamanya Biyu." Ravasya ikut menimpali, mengingat wanita anggun yang semalam ke rumahnya untuk menjemput Biyu. Rambut hitam panjang, wajah putih berseri, hidung mancung dan bibir mungil merah muda. Caranya tersenyum dan berjalan bahkan lebih sempurna dari para model yang sering tampil di majalah dan televisi.

Ravendra menaikkan sebelah alis, agak aneh mendengar perumpamaan seperti itu dari wanita yang kecantikannya juga terlihat tidak nyata. Netra coklatnya kembali menatap Biyu yang kini sedang mencoba memanjat punggung Luvia yang sedang tengkurap.

"Kalau sampai membayar mahal untuk menitipkan bayinya di tempat asing, apa itu artinya dia wanita karir?"

Ravendra tidak berniat mencari tahu lebih banyak tentang hidup orang lain, biasanya seperti itu. Tapi entah kenapa memikirkan anak sekecil itu harus jauh dari orang tuanya setiap hari, di saat ibunya bisa saja berhenti bekerja dan fokus merawatnya, membuat perasaan pria itu tidak nyaman.

"Dia seorang ibu tunggal. Kata para perawat di sini, suaminya berselingkuh dan meninggalkannya sejak Biyu masih dua bulan dalam kandungan." Ravasya menghela napas berat membayangkan wanita itu harus sendirian di saat ia paling membutuhkan perhatian. "Mereka baru saja resmi bercerai sebulan lalu," lanjutnya dengan suara pelan.

Entah bagaimana kisah menyedihkan seperti itu tersebar seperti debu, seolah ceritanya tidak terlalu penting hingga semua orang boleh mengetahui dan membicarakannya.

"Suaminya tetap menceraikannya setelah melihat bayi seimut ini?" Ravendra tidak percaya benar-benar ada pria brengsek yang memilih wanita lain dibanding istri dan anak kandungnya sendiri. Ia pikir hal itu hanya ada di film atau novel saja.

"Dia bahkan mendapat hak asuh penuh. Seluruh biaya hidup dan pendidikan Biyu diserahkan pada wanita itu. Mantan suaminya bahkan bilang tidak akan pernah mengajukan banding atau tiba-tiba menginginkan Biyu. Sepertinya dia benar-benar mencintai selingkuhannya."

Ravendra melirik dua anak yang tadi saling berceloteh, tertidur dengan gaya berbeda saat Ravasya mengecilkan volume suara. Pria itu menatap wajah damai Biyu yang tertidur dengan meletakkan kepalanya di punggung Luvia, sedangkan gadis itu ikut tidur sambil tengkurap.

"Maksudnya ... pria itu bahkan tidak mau Biyu mengenal dia sebagai ayahnya, kan?"

Ravendra tidak tahu perasaan tidak nyaman apa yang merasuki dadanya. Membayangkan anak tampan itu ditolak oleh ayah kandungnya sendiri, Ravendra merasa hatinya terluka. Itu lebih dari perasaan kasihan terhadap seseorang.

Kehangatan yang pria itu dapat dari senyum, tawa dan celoteh serta genggaman Biyu membuatnya jatuh cinta. Bayi itu terlalu menggemaskan untuk ditolak. Ravendra merasa seluruh lelah mentalnya hilang ketika Biyu menatapnya dengan binar penasaran namun akrab.

***

Hujan. Gaitsa mengeluh melihat tetesan dari langit yang menyerbu dengan deras. Padahal hari ini mereka diperbolehkan pulang lebih awal. Dengan alasan sangat sibuk kemarin hingga banyak yang baru pulang saat larut malam, diharapkan semua orang bisa istirahat lebih awal hari ini.

Besok hari Sabtu. Gaitsa berencana membawa Biyu ke makam kakeknya. Meski tidak membiarkan anaknya mengenal keluarga Dewara, ia akan tetap membawa Biyu untuk mengunjungi makam seseorang yang dengan baik hati sudah membuat Gaitsa tidak hidup miskin.

"Hari ini tidak bawa mobil, Ghe?"

Gaitsa menoleh saat gadis bersurai pendek yang biasanya selalu ceria itu tampak kuyu. Erika biasanya menikmati hidup dengan bekerja sesuai aturan. Ia masuk saat jam kantor dimulai, pukul setengah delapan dan pulang saat waktu menunjukkan pukul empat lewat tiga luluh menit.

Wanita itu selalu bekerja sesuai aturan seperti Gaitsa. Salah satu cara menikmati hidup agar tidak mati begitu saja karena kelelahan bekerja katanya. Kemarin adalah pertama kali Erika bekerja sampai pukul tujuh malam!

Sebelas jam lebih berada di kantor, melihat layar komputer dan huruf serta angka-angka yang menyebalkan, membuat kebebasannya seperti direnggut paksa. Erika ingin mengundurkan diri, tapi mengingat isi kontrak yang ia tanda tangani setahun lalu membuatnya cemberut.

"Mobilnya masuk rumah sakit, pemeriksaan rutin." Gaitsa menanggapi pertanyaan Erika dengan santai, padahal ia memang tidak punya mobil. Wanita itu biasa naik bus atau taksi kalau sedang dalam keadaan terdesak.

"Tidak berniat cari duda yang punya mobil? Untuk tumpangan dalam keadaan darurat."

Gaitsa tertawa mendengar saran asal yang kadang dilontarkan wanita di sisinya, menatap hujan yang tidak tahu kapan akan berhenti. Sebenarnya ada payung di kantornya, tapi membayangkan harus naik lift ke lantai delapan ... ia lelah hanya dengan membayangkannya.

"Kalau hanya untuk tumpangan saat hujan, sopir taksi juga bisa."

"Kalau begitu duda yang bisa memberi kehangatan?"

"Selimut di rumahku banyak."

"Itu untuk tubuh, kalau untuk dompet?"

Gaitsa menoleh pada seringai jahil Erika. Senyumnya ikut merekah sambil mendekat, "Punya seseorang yang bisa dikenalkan padaku?" tanyanya berbisik.

Erika ikut mendekatkan wajah, "Ada Pak Ravendra," jawabnya enteng.

"Terlalu berat," tukas Gaitsa menanggapi, meski jantungnya nyaris lompat dari tempatnya saat mendengar nama Ravendra.

"Iya, sih. Aku juga tidak mau dengan orang yang terlalu misterius." Erika menoleh ke sekeliling, memperhatikan keadaan dan menghela napas lega saat tidak ada yang memperhatikan mereka. Wanita itu berbisik lebih pelan, "Katanya Pak Ravendra sudah menikah, tapi istrinya tidak pernah muncul di publik. Kehidupan pribadinya benar-benar tertutup rapat. Sepertinya bos baru kita punya banyak rahasia."

Gaitsa melebarkan mata, berpura-pura antusias dengan berita yang ia sudah tahu.

"Katanya dia tinggal di luar negeri sejak kecil. Dia pulang ke Indonesia hanya saat Presdir Dewara Grup sebelumnya meninggal. Selama dia di luar negeri, tidak ada satu pun berita tentangnya. Seolah semua hal tentang Pak Ravendra ditutupi."

Gaitsa baru akan menanggapi saat sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka. Wanita itu mengernyit saat seorang pria berkaca mata keluar dari mobil menggunakan payung berwarna kuning cerah.

"Ayo bicara," ucap pria itu setelah tubuhnya berada tepat di depan Gaitsa.

'Darimana dia tahu tempatku bekerja? Ravendra?'

Gaitsa ingin mengumpat namun tersadar setelah Erika maju selangkah, menutupi tubuhnya dan menatap tajam pada Alan.

"Kenapa Anda di sini, Pak Pengacara? Saya rasa persidangannya sudah selesai." Suaranya terdengar tajam dan dingin, Erika tidak suka pada pria yang menatap rendah Gaitsa sejak ia melihatnya di sidang pertama.

"Saya tidak memiliki urusan dengan Anda, Nona." Alan mengalihkan tatapannya pada Gaitsa, "Dia sudah bertemu dengan Biyu," ucapnya mantap.

Gaitsa terhenyak. Tubuhnya gemetar ketika mengingat kemungkinan Ravendra bertemu Biyu. Sudah jelas pria itu mungkin akan mengantar istri dan anaknya ke tempat penitipan anak. Bagaimana kalau ia memeriksa nama orang tua Biyu setelah melihat betapa anak itu sangat mirip dengannya?

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" Gaitsa kembali menenangkan diri, memasang ekspresi datar saat pria di hadapannya menyeringai.

1
Agnes🦋
.
Agnes🦋
blm update ya kak
Agnes🦋
seruuuu
Agura Senja: Terima kasiiihh
total 1 replies
Agnes🦋
aslii seru tor ceritanyaaa, pliss update dong torr
Agura Senja: Terima kasih sudah mampir yaa... Gaitsa akan tayang 5 bab setiap hari 😍
total 1 replies
Agura Senja
otewe bucin parah
Sunarmi Narmi
Itu pak CEO kena karma
..rasain akibat bikin wanita sakit hati...bikin dia bucin thor biar ngak arogant
Agura Senja: otewe bucin parah 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!