Seorang gadis tampak kaget melihat kedua orang tuanya bersimbah darah dihadapan seorang pria yang dengan santainya menatap kearah sang mayat kedua orang tua sang gadis tersebut. Sang pria mengatakan pada gadis tersebut kedua orang tuanya memiliki hutang dan jaminannya adalah si gadis tersebut. Sang Pria tau kondisi sang gadis susah menawarkan sang Gadis untuk menikah dengan pria tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Hwang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
Keesokan harinya, Young Ji dan Lee Young terbangun dengan perasaan yang sama beratnya seperti malam sebelumnya. Meski mereka sudah berada di tempat yang aman untuk sementara waktu, bayangan S.Coups dan para pengawalnya tetap mengintai mereka. Lee Young duduk di kursi di dekat jendela, matanya terpaku pada pemandangan yang sepi, seakan mencoba mencari cara untuk menenangkan dirinya. Sementara Young Ji sibuk mengecek barang-barangnya, menyiapkan rencana selanjutnya.
"Ji ah, aku rasa kita tidak bisa terus bersembunyi di sini. S.Coups pasti sudah mengerahkan semua orangnya untuk mencari kita. Apa kita benar-benar aman?" kata Lee Young, suaranya tegang.
Young Ji menatapnya dengan serius. "Kita belum aman sepenuhnya, Lee. Tapi ini satu-satunya tempat yang bisa kita tuju untuk sekarang. Kita perlu waktu untuk merencanakan langkah kita selanjutnya. Dan aku sudah berpikir, kita perlu menggunakan identitas baru."
Lee Young menoleh, menatap Young Ji dengan tatapan kosong. "Identitas baru? Kamu pikir kita bisa mendapatkan itu begitu saja?"
"Ini mungkin tidak mudah, tapi aku sudah berbicara dengan beberapa orang yang bisa membantu," jawab Young Ji sambil memeriksa ponselnya, memastikan tidak ada jejak yang tertinggal. "Aku akan mencari cara untuk mendapatkan dokumen dan identitas palsu. Kalau kita bisa melakukannya, kita bisa keluar dari negara ini dan memulai hidup baru, jauh dari S.Coups."
Lee Young merasa sedikit lebih tenang setelah mendengar penjelasan Young Ji. "Kamu benar. Aku harus mulai berpikir lebih positif. Tapi... aku masih takut. Aku tidak tahu bagaimana kita bisa melepaskan diri sepenuhnya."
"Takut itu wajar, Lee. Tapi kita harus fokus pada langkah kita berikutnya. S.Coups tidak akan membiarkan kita pergi begitu saja, kita tahu itu. Tapi jika kita bekerja sama, kita pasti bisa menemukan jalan keluar. " jawab Young Ji, mencoba memberi semangat.
Hari itu mereka berdua menghabiskan waktu untuk merencanakan segala sesuatunya. Young Ji menghubungi beberapa kontak yang bisa dipercaya untuk membantu mereka mendapatkan identitas baru, sementara Lee Young mencoba untuk tetap tenang dan menyibukkan diri dengan pekerjaan yang bisa dilakukan di tempat aman itu.
Namun, meskipun mereka mencoba untuk melupakan sejenak ketegangan yang menggelayuti, perasaan cemas tidak bisa begitu saja dihilangkan. Setiap suara langkah di luar rumah terasa seperti ancaman, setiap dering telepon atau pesan terasa seperti panggilan dari S.Coups. Mereka tahu bahwa waktu mereka semakin terbatas.
Pada malam harinya, saat mereka sedang makan bersama di ruang makan kecil rumah itu, Lee Young tiba-tiba merasakan sebuah ketegangan yang berbeda. Ada suara langkah kaki di luar, suara kendaraan yang melintas, dan sesuatu yang terasa tidak biasa.
"Ji... ada yang tidak beres," kata Lee Young dengan suara gemetar.
Young Ji, yang sudah terbiasa dengan perasaan seperti ini, berdiri dan mendekat ke jendela untuk mengintip. Matanya yang tajam menangkap sebuah mobil hitam yang terparkir beberapa meter dari rumah mereka. Tidak ada yang bisa memastikan siapa yang ada di dalamnya, tetapi intuisi Young Ji mengatakan bahwa ini bukan kebetulan.
"Ada sesuatu yang tidak beres," gumam Young Ji. "S.Coups pasti tahu kita ada di sini." ucap Young Ji. Lee Young menatap Young Ji dengan cemas.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Lee Young. Young Ji mengambil keputusan cepat.
"Kita harus pergi. Sekarang." ucap Young Ji
Mereka berdua segera mengemas barang-barang mereka, menyembunyikan segala jejak yang bisa mengidentifikasi mereka. Begitu mereka siap, Young Ji membuka pintu belakang dengan hati-hati dan mengajak Lee Young keluar. Mereka melangkah pelan, berusaha untuk tidak membuat suara, seolah-olah mereka sedang menghindari mata-mata yang bisa saja mengintai.
Namun, saat mereka hampir sampai di jalan besar, sebuah mobil lain tiba-tiba berhenti di depan mereka. Dari dalam mobil itu, muncul seseorang yang mereka kenal Joon, pria yang sebelumnya membantu mereka.
"Ke mana kalian akan pergi?" tanya Joon dengan wajah khawatir.
"Ini sangat berbahaya! S.Coups sudah tahu kalian ada di sini. Kalian tidak bisa pergi dengan cara seperti ini." sambung Joon. Young Ji menatap Joon dengan tegas.
"Kami tidak punya pilihan lain. Kita harus keluar dari sini sebelum dia menemukan kita." ucap Young Ji. Joon menghela napas, tampak ragu, namun akhirnya mengangguk.
"Baiklah. Ikuti aku." ucap Joon
Mereka semua bergegas masuk ke dalam mobil Joon dan melaju meninggalkan rumah itu. Selama perjalanan, Young Ji dan Lee Young terus saling berbisik, merasa semakin terpojok. Setiap menit yang berlalu terasa seperti waktu yang semakin menipis. Mereka tahu bahwa pengejaran ini tidak akan berhenti, dan bahkan saat mereka melarikan diri S.Coups tetap ada di belakang terus memburu.
"Ini belum berakhir Ji, kita tidak akan pernah benar-benar bebas" kata Lee Young dengan suara penuh kecemasan. Young Ji menatap Lee Young, meskipun hatinya juga dipenuhi ketakutan, ia berusaha memberi ketenangan.
"Kita tidak akan berhenti, Lee. Kita akan temukan jalan keluar. Aku janji." ucap Young Ji
Namun, meskipun mereka berusaha untuk tetap percaya, mereka tahu bahwa ancaman S.Coups masih sangat nyata. Kini, lebih dari sebelumnya, mereka harus bergerak cepat dan tetap waspada. Karena kebebasan mereka hanya bisa didapatkan jika mereka terus berjuang untuk hidup.
