Bagaimana rasanya ditinggal suami saat sedang mengandung demi menikahi perempuan lain, apalagi kakaknya sendiri ? inilah cerita shanaya yang mencoba menyelesaikan masalalunya demi kebahagiaanya kedepan bersama kedua anak kembarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risss___, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Hakim dan Sikembar dipagi Hari
Hakim melangkah kearah kamar anak-anaknya. Setelah berbicara Shanaya, ia memilih mengalah dan pergi kekamar sikembar.
Dibukanya pintu bercat putih itu, menampilkan dua buah hatinya yang masih tertidur nyeyak. Didekatinya ranjang yang ditiduri Ana, tidurnya sangat nyenyak padahal sudah jam 06.35. sudah hampir jam tujuh pagi.
Dipandanginya wajah cantik turunandari Ibunya itu, entahlah banyak yang mengatakan Ana ini wajahnya sangat mirip denganya. Tapi menurutnya putrinya ini lebih mirip Ibunya sendiri, siapa lagi kalau bukan Shanaya.
Dan yang paling membuatnya makin menyayangi putrinya itu adalah karna mengingatkanya dengan putrinya dan Anaya yang ikut pergi bersama ibunya. Setidaknya dengan adanya Abi dan Ana dia bisa sedikit melupakan kesedihan akan kepergian Anaya dan putrinya.
“Ana..”
“Bnagun Nak”
“Sudah pagi ini”
Ucap Hakim mencoba membangunkan Ana sambil menepuk-nepuk pahanya. Berharap putrinya bisa terbangun dari tidur panjangnjangnya itu.
Namun, bukanya Ana yang terbangun. Malah Abi yang tertidur diranjang sebelah adiknya.
“Ayo Abi bangun!”
Ucap Hakim pada putranya yang masih berbaring
“Iya Pa” jawab Abi
Setelah bangun dan turun dari kasurnya, Abi melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Tak lama terdengar suara berisik dari dalam kamar mandi, sepertinya Abi sedang mandi.
Hakim bangga melihat anak-anaknya yang tumbuh mandiri, yang pastinya tidak lepas dari cara Shanaya mendidiknya. Meskipun mereka hiidup bertiga selama ini, tetapi itu justru membuat Abi dan Ana dewasa. Karna mengerti dengan kedaan ibunya yang harus bekerja sekaligus mengurus mereka berdua.
Tatapan Hakim kembali pada putri kecilnya yang masih tertidur nyenyak
“Ana ayo bangun!”
“Ana!”
Ucap Hakim sambil mengusap rambut halus putrinya
Akhirnya setelah beberapa saat akhirnya Ana mulai membuka kelopak matanya, Memperlihatkan bola matanya yang indah. Lalu pandanganya langsung mengarah pada orang yang membangunkanya. Mulai mencerna, karna biasanya Bundanya yang membangungkanya, namun pagi ini dia dibangunkan oleh orang yang baru beberapa hari dikenalnya dengan sebutan Papa.
“Ayo bangun!, Ana kan mau berangkat kesokolah hari ini” Ucap hakim
Ana hanya mengangguk, lalu merentangkan tanganya ke hadapan Hakim. Berharap Papanya itu segera menggendongnya.
Hakim yang melihat itu langsung mengendong Ana, mungkin putrinya ini masih belum mengumpulkan kesadaranya.
“Ana langsung mandi aja ya?”
“Kakak juga lagi mandi didalam”
Ucap hakim menunjuk kamar mandi didalam kamar Sikembar.
“Mau mandi sendiri atau mau Papa bantu?” Tanya hakim lagi pada Ana yang masih berada dalam gendonganya.
“Mau mandi sendiri aja Pa” jawab Ana
“Oke tunggu Kakak dulu” ucap Hakim
Sedangkan Ana hanya mengangguk dalam pelukan Papanya
Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi yang terbuka, menampilkan Abi yang keluar dengan tubuh yang dibalut handuk.
“Langsung ganti baju ya Abi, trus makan, bunda udah masak”
Ucap Hakim lalu menurunkan Ana dari gendonganya
“Ayo Ana mandi dulu” ucap Hakim pada Ana
Ana langsung masuk dalam kamar mandi.
Setelah melihat Ana sudah masek kedalam kamar mandi, tatapan Hakim lalu mengarah pada Abi yang sedang mencari bajunya didalam lemari
“Abi Papa tunggu di luar ya” ucap Hakim
“Iya Pa”
Jawab Abi tanpa menoleh kearah papanya, dia masih sibuk mencari baju yang akan dipakainya
Hakim keluar dari kamar Sikembar, lalu melangkahkan kakinya mengarah dapur. Berharap masih menemukan Shanaya di dapur. Namun ternyata, shanaya sudah tidak ada disana. Sepertinya wanita itu sedang bersiap-siap dikamarnya.
Dilihatnya meja makan yang diatasnya terhidang nasi goreng, telur dadar, tempe dan tahu goreng. Sarapan sederhana buatan istrinya.
Tak lama Shanaya datang, pakaianya sudah rapi dengan kemeja. Hanya yang membuatnya risih adalah rok yang digunakanya makin pendek. Kemarin masih dibawa lutut dekarang sudah pas sejajar dengan lutut.
“Sha, kamu bisa ganti rok dulu ngak?”
“Makin hari, rokmu makin pendek”
Ucap Hakim pada Shanaya
Shanaya yang belum sempat duduk di kursi makan langsung mengarahkan pandanganya pada Hakim
“Apanya yang pendek Mas. Memang modelnya begini!” ucap Shanaya
“Kamu pake rok yang kemarin aja Sha, lebih panjang sedikit. Daripada yang itu” Ucap Hakim
“Mas! Rok yang kupake kemarin itu udah kotor, masa pake yang itu!” ucap Shanaya
“Lagian kamu apa-apa dipermasalahin! Kalau mau ngajak ribut, jangan pagi-pagi Mas!” lanjutnya
Namun belum sempat Hakim menjawab, terdengar suara sikembar yang berjalan menuju kedapur membuat Hakim tak jadi mengeluarkan suaranya. Takut Abi dan Ana mendengar pertengkaran orang tuanya.