Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Bisa Fokus
Disha sampai di rumah sekitar pukul 6 pagi, dia pun segera bergegas untuk bekerja dan tak butuh waktu lama akhirnya Disha sudah siap untuk bekerja. Karena jarak kontrakannya dengan tempat kerjanya tidak jauh sehingga Disha cepat sampai di kantor walaupun ia hampir telat itupun karena ia harus membersihkan tubuhnya agar tidak bau alkohol.
Saat Disha dalam perjalanan dari gerbang ke kantornya tiba-tiba ponselnya bergetar dan ia pun melihat jika Jason lah yang menghubunginya, dengan cepat Disha mengangkat sambungan telepon tersebut.
^^^Lo aman?^^^
Gue aman, tapi cowok kemarin gila sih pukulannya kuat banget, untung aja gue bisa kabur kalau gak bisa-bisa mati gue di tangan dia.
^^^Makasih ya, lo udah bantu gue, lo gak usah khawatir gue bakal bayar biaya pukulan dia.^^^
Bagus deh kalau lo sadar, ini muka gue bener-bener bonyok, apa kata istri gue coba.
^^^Istri lo gak marah lihat wajah lo kayak gitu?^^^
Marah, terus gue jelasin dan dia gak marah, justru dia penasaran siapa cowoknya.
^^^Terus lo bilang apa?^^^
Ya gue suruh dia nanya lo lah.
^^^Nanti dia pasti ke kontrakan.^^^
Iya lah, dia udah ngebet ini mau ke kontrakan lo.
^^^Nanti lah, gue masih kerja.^^^
Oke deh, kalau gitu gue tunggu transfer nya ya.
^^^Oke.^^^
Ya, Jason sebenarnya adalah suami dari teman Disha yang bernama Tata. Disha dan Tata berteman karena dulu Disha sempat bekerja di salah satu salon milik Tata lalu mereka pun berteman dan Disha pun sering meminta bantuan dari Tata ataupun Jason mengenai uang, untungnya keduanya begitu baik mau membantunya.
"Lo mau bayar pukulannya siapa? lo habis mukulin orang, Sha? emang lo bisa berantem?" tanya Shinta.
"Eh, lo dari tadi?" tanya Disha.
"Gak sih baru, lo belum jawab pertanyaan gue. Lo habis mukulin orang?" tanya Shinta lagi.
"Gak, lo salah denger kali. Gue gak bisa berantem ya," ucap Disha.
"Iya juga sih, masih ngantuk kali ya gue," ucap Shinta.
"Iya itu, masih ngantuk lo," ucap Disha.
"Ish, eh ada Toni tuh," ucap Shinta.
"Gue colok mata lo ya," ucap Disha.
"Jangan dong, nanti gue gak bisa lihat cowok ganteng kauak Toni dong," ucap Shinta.
Disha pun segera menarik Shinta karena jika mereka terlalu lama disana, ia yakin jika Toni akan menghampirinya. "Jangan cepet-cepet dong," uca Shinta.
"Bac*t lo, gue tinggal ya, terserah lo mau kemana gue gak peduli," ucap Disha dan meninggalkan Shinta.
"Gitu aja ngambek lo, Sha," ucap Shinta dan Disha hanya diam.
Disha semakin mempercepat langkahnya ketika melihat Toni yang mulai berjalan kearahnya dan untung saja area produksi dan kantor berbeda arah sehingga ia sudah dapat santai sekarang.
"Akhirnya," gumam Disha.
Selama bekerja, Disha benar-benar tidak bisa fokus, pikirannya sedang tidak baik-baik saja. Ia kembali teringat bagaimana ia menci*m Ryan kemarin, "Gue emang udah gila, bisa-bisanya gue kepikiran buat nyi*m dia, padahal tujuan gue cuma biar dia nyelamatin gue doang, gue gak ada pikiran buat nyi*m dia. Mana kemarin gue sama dia ke hotel terus dia nyi*m gue lagi, malu banget. Apa gue hentikan aja ya rencana buat deketin dia, mungkin kebarakan pabrik itu memang tidak disengaja dan gak ada hubungannya dengan dia," gumam Disha.
Karena terlalu fokus dengan pikirannya, Disaha tidak mendengar jika Bella memanggil dirinya hingga map melayang di kepala Disha.
"Awsh, sakit. Lo ngapain sih lempar map ke gue, biasa aja dong," ucap Disha yang kesal.
"Habisnya gue panggil gak nyaut-nyaut, lo lagi ngelamunin apa sih?" tanya Bella.
"Lo manggil gue?" tanya Disha.
"Yaaaaaa!" ucap Bella.
"Maaflah, pikiran gue lagi gak beres," ucap Disha.
"Lagi mikirin apa sih?" tanya Bella.
"Kerja, jangan ngerumpi terus," ucap Gio yang baru saja datang entah darimana.
"Iya ketua," jawab Disha dan juga Bella.
.
Disisi lain, Ryan pun terbangun dan melihat jika Disha sudah tidak ada di sampingnya. "Lo udah gila, Yan. Kemana sikap Ryan yang biasanya, untung lo gak kelepasan kemarin, Disha udah tau keberadaan lo, artinya lo harus tunjukin ke dia kalau dia adalah milik lo," gumam Ryan.
Ryan pun tersenyum mengingat apa yang sudah ia lakukan semalam, "Ternyata secepat ini gue bisa ngasih lihat diri gue ke Disha," gumam Ryan.
Ryan pun memutuskan untuk membersihkan dirinya lalu ia memakai pakaian yang sudah di bawak Jack sebelumnya, saat akan mengambil ponselnya dia tas meja ia melihat uang.
"Tunggu, dia ngasih gue uang? dia? ngasih gue uang?" tanya Ryan dan mengambil uang tersebut.
"Apa yang sebenarnya ada di pikirannya, dia gak tau siapa gue. Gue Ryan Alister, uang gue lebih banyak daripada dia, tunggu apa jangan-jangan dia pikir gue pria bayaran," ucap Ryan yang merasa frustasi.
Ryan pun menyimpan uang itu lalu pergi, "Tuan, sepertinya perusahaan Nona sedang bermasalah saat ini," ucap Jack.
"Kenapa?" tanya Ryan.
"Saya mendapat kabar jika banyak pembeli yang mengembalikan barang karena kualitas produksi yang buruk," ucap Jack.
"Sejak kapan?" tanya Ryan.
"Sudah dua minggu ini, Tuan," ucap Jack.
"Berikan list distributor ke perusahaan dia," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," ucap Jack.
"Kita ke kantor," ucap Ryan dan diangguki Jack.
Sesampainya di kantor, semua karyawan melihat kearah Ryan dan menunduk hormat padanya. Ryan sendiri terkenal dengan tegas dan disiplin pada karyawannya, namun meskipun begitu ia juga sangat perhatian pada karyawannya. Ia tidak segan-segan memberikan bonus yang tidak sedikit pada karyawan yang mampu menghasilkan keuntungan besar bagi perusahaan, karena ini banyak karyawan yang akhirnya berlomba-lomba untuk menghasilkan keuntungan yang besar di perusahaan tersebut.
"Untuk tahun ini, keuntungan Kein sangat besar karena Kein berhasil mendapatkan beberapa saham perusahaan besar di dalam negeri dan juga luar negeri, selain itu banyak investor yang mau bekerjasama dalam setiap proyek yang dilakukan Kein grup, Tuan," ucap Jack.
"Minta semua divisi memberikan hasil rapat mingguan mereka, dalam dua hari rekapan itu harus selesai dan bisa di bahas di rapat bulanan perusahaan," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," ucap Jack lalu meninggalkan ruangan Ryan.
Ryan pun membuka laci mejanya dan melihat foto dua anak kecil yang tetap rapi meskipun terlihat jelas jika itu foto lama. "Disha, apa kamu lupa siapa aku? aku selalu ingat bagaimana dekatnya kita dulu," gumam Ryan dan menatap lekat foto tersebut.
Setelah menaruh foto tersebut, Ryan mengambil sebuah surat yang letaknya tepat di bawah foto tersebut. "Bu Meli tidak perlu khawatir karena Ryan alan selalu jaga Disha, terimakasih Bu karena sudah mau menerima Ryan," gumam Ryan.
.
.
.
Tbc...
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.