Surat keterangan infertil dari rumah sakit, membuat hidup Anyelir seketika hancur. Tidak ada kebanggaan lagi pada dirinya karena kekurangan tersebut. Namun sebuah kesalahan semalam bersama atasannya, membuat dia hamil. Mungkinkah seorang wanita yang sudah dinyatakan mandul, bisa punya anak? Atau ada sebuah kesalahan dari surat keterangan rumah sakit tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TATM BAB 5
"Kerja!" ulang Robby saat malam itu, Anye meminta izin untuk kembali bekerja. Dia menghentikan makan, menatap wajah sang istri yang tampak serius.
"Aku bosan di rumah terus, Mas. Gak ada anak, mau ngapain juga di rumah. Mending produktif, bisa menghasilkan. Siapa tahu tahun depan, gaji kita digabung, bisa untuk ke Amrik naik jet pribadi."
Robby langsung tergelak, begitu pula dengan Anye. Sebuah mimpi yang mustahil tahun depan bisa terwujud.
"Boleh ya, Mas," Anye sedikit memaksa. Di rumah terus, dia bisa gila gara-gara kelakuan ipar dan mertua.
"Emang kamu mau ngelamar kerja dimana?"
"PT. Ocean Raya."
"Itu masih anak perusahaan IB grup kan?"
"Hem," Anye mengangguk.
"Perusahaan itu terkenal susah masuknya, kamu yakin mau melamar disana?"
"Yakin gak yakin sih. Kata Sita, dicoba aja. Rezeki udah ada yang ngatur."
"Terserah kamu kalau gitu," Robby melanjutkan makan yang terjeda. Masakan istrinya terlalu sayang jika dibiarkan menunggu untuk dia habiskan.
"Makasih," Anye tersenyum. Ia mengambil seekor udang, meletakkan di piring Robby.
"Makasih, Sayang."
"Love you," masih dengan senyum yang mengembang, Anye menatap Robby.
"Love you too," Robby menggenggam tangan Anye yang ada di atas meja. "Malam ini, jatahnya dobel ya," ia mengedipkan sebelah mata.
"Jangankan dobel, tripel juga ayo aja."
"Wah, harus nambah nih makannya, biar strong."
"Bagus kalau makin strong, kalau malah ngantuk?" keduanya tertawa bersama.
Setelah makan, Anye langsung duduk di depan laptop, membuat body email untuk melamar kerja.
...----------------...
"Mas, gimana penampilanku?" Anye yang berdiri di depan cermin, berbalik ke arah Robby. Pagi ini, ia mengenakan rok midi model A line warna hitam dipadukan dengan blouse putih lengan panjang. Rambut disisir rapi model kuncir kuda agak keatas.
"Sempurna!" Robby mengangkat dua jempol sambil tersenyum.
Hari ini, Anye mendapatkan panggilan interview dari PT. Ocean Raya. Sejak semalam dia tak bisa tidur saking gugupnya mau menghadapi interview hari ini.
"Do'ain aku diterima ya, Mas," Anye menghampiri Robby, menggenggam tangannya.
"Pastilah," Robby mengusap bahu Anye.
"Aku nervous banget tahu gak."
"Aku tahu kemampuan kamu, kamu pasti diterima. Semangat!"
Anye memeluk pinggang Robby, bahagia saat mendapatkan support penuh dari sang suami. Benar kata Sita, dia harus tetap bersyukur meski mandul, karena apa, karena dia punya Robby yang selalu setia dan support dia. "Makasih ya, Mas," ia menatap Robby. "Aku beruntung banget punya suami seperti kamu," mendekatkan wajah ke arah laki-laki itu lalu mencium bibirnya.
"Nye, Anye!"
Teriakan Ririn membuat dua insan yang sedang larut dalam ciuman, terpaksa menghentikan aktivitas menyenangkan itu.
Brakk
Anye mendelik kesal saat pintu kamar dibuka dari luar, siapa lagi pelakunya kalau bukan Ririn, kakak ipar gak ada akhlak. Dongkol banget rasanya melihat wanita itu. "Gak bisa apa, ketuk pintu dulu," gerutu Anye yang kesal.
"Nanti Mbak nitip Arka ya, mau arisan."
Anye memutar kedua bola matanya malas. Selalu seperti itu, tak ada rasa sungkan atau kata minta tolong saat ingin merepotkan dirinya. Dia memang suka saat Arka dititipkan padanya, tapi bukan berarti, Ririn bisa seenak jidatnya seperti itu, seenggaknya basa basilah, bilang tolong.
Dahi Ririn mengkerut saat menyadari Anye berpakaian rapi. "Kamu mau kemana?"
Anye menghela nafas berat. "Aku mau interview kerja," ia berjalan menuju meja rias, touch up lipstik yang sedikit hilang gara-gara ciuman.
"Kamu mau kerja?" Ririn memastikan pendengarannya tidak salah.
"Hem," sahut Anye malas tanpa menoleh.
"Baguslah, biar kerjaan kamu gak hanya nge habisin duit Robby aja," Ririn bersedekap, menatap punggung Anye sambil tersenyum miring.
"Apaan sih ngomong gitu, Mbak," protes Robby.
Sebenarnya Anye gatal ingin menjawab, tapi saat ini, mood nya sedang baik, jadi tak mau rusak gara-gara debat dengan Ririn.
"Loh, benarkan. Anye itu kerjaannya di rumah cuma ongkang-ongkang kaki, kalau enggak, jalan-jalan, ngabisin duit. Gak ada anak, mau ngapain coba? Dia kan mandul."
"Ya Allah, kuatkanlah hatiku," Anye bergumam dalam hati, menarik nafas dalam lalu membuang perlahan, melakukan itu beberapa kali.
"Udahlah Mbak, mending kamu pulang, pagi-pagi udah bikin rusuh," ujar Robby. Rumah mereka memang berjejer tiga, rumah Robby, Ririn, dan Bu Dini, yang nanti akan diwariskan pada Raisa.
Beruntung Ririn memilih pulang, tak lanjut membuat gaduh pagi-pagi, sehingga Robby dan Anye bisa segera berangkat.
karena perlakuan keluargamu.
ternyata si Robby yg mandul
pantesan kekeuh nggak mau cerai..
ia masih bersama Robby..
apa udah cerai ya???
kalo masih bersama Robby....
maukah Robby terima annak itu..
akakah perstlingkuham itu dimaafkan Robby?
❤❤❤❤❤
sdh hsl di manipulasi
saudqra sm ibu nyakiti anye g dibela
kamu yg tdk sempurna.