"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Benar saja Xavier pergi mengunjungi rumah sakit yang saat ini Zahra di rawat
Cukup lama ia berusaha dan akhirnya menemukan kamar rawat gadis itu. Xavier bertemu dengan Ameena.
Dengan senang hati Ameena membiarkan Xavier masuk saat ketika sudah tau kalau Xavier salah satu guru yang mengajarkan putrinya
Xavier datang di waktu yang salah sebab terlihat jelas Zahra sedang beristirahat
"Kalau boleh tau Zahra sakit apa, kenapa sampai di rawat inap?"tanya Xavier
"Dua hari yang lalu dia sempat demam tinggi, badannya mengigil terus katanya dia dingin bangat. Karna ibu khawatir makanya ibu bawa kerumah sakit."
"Tau taunya dokter malah bilang kalau Zahra tipes, katanya karna terlalu banyak fikiran"jelas Ameena membuat Xavier kembali merasa bersalah
"Ibu yang sabar yah, pasti Zahra bakalan di kasi kesembuhan sama Allah"ujar Xavier tersenyum pada Ameena
"Iya nak, lagi pula keadaanya sudah lebih baik. Tapi, ini gak enak kamu datang Zahranya malah lagi tidur"
"Bukan masalah bu, saya juga mau izin ke kantin sebentar soalnya mau beli beberapa buah yang cocok buat mbaknya"
"Ndak usah repot repot nak"
"Gak papa, niat saya datang kesini memng karna buat jengukin mbaknya. Saya gak bawa apa apa karna saya belum tau si mbaknya lagi sakit apa."
"Punten yah buk, saya permisi Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam."senyum Ameena menatap kepergian Xavier yang mulai menjauh
"Masya Allah, anak siapa ini kok gantengnya gak ngo-tak"gumam Ameena pelan
Kedatangan Xavier ke kantin rumah sakit menjadi kehebohan oleh para kaum hawa yang kagum akan ketampanan yang di bawa oleh Xavier.
Selain itu, mereka hanya bukan kagum dari segi ketampanan sahaja tapi dari segi pandangan yang selalu pemuda jaga.
Cukup lama Xavier berada di kantin dan akhirnya kembali ke kamar rawat milih Zahra ia tidak mendapati siapa siapa berada di sana bahkan Zahra sudah tidak terlihat di brangkarnya.
Xavier hendak keluar untuk bertanya namun tiba tiba ia mendengar suara pintu toilet yang terbuka
Xavier menoleh ia mendapati seorang gadis yang keluar dengan wajah polosnya. Xavier sempat tidak bisa mengendalikan diri saat mendapati wajah sendu dari sosok Zahra
Cepat cepat Xavier mengalihkan pandangannya dari Zahra yang sepertinya shok melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang.
"Ibu kamu kemana mbak?"tanya Xavier merasa tidak enak ketika berada di sebuah ruangan bersama seorang gadis
"Bunda lagi ke ruang laboratorium, mau kumpulin beberapa berkas"jawab Zahra yang saat itu berusaha menyibukkan diri
"Em" Xavier hanya mengangguk saat mendapati jawaban seperti itu dari Zahra
Ia menggapai sebuah pisau juga beberapa buah apel yang tadi ia beli di kantin
Dengan telaten Xavier mengupas buah tersebut dan menyimpannya di atas nakas Zahra
"Makan apel itu, aku pilih yang tua karna itu baik buat kesehatan kamu yang saat ini baru baru saja terkena tipes"jelas Xavier tersenyum
Zahra terdiam menatap apel yang Xavier berikan padanya.
"Kenapa kamu datang"ujar Zahra pelan
"Tentu saja sebab ingin menjenguk Zahra. Tapi, jika kamu menyuruhku untuk pergi aku bisa pergi"balas Xavier dengan suara pelan
Keduanya saling diam tanpa ada yang berani kembali bersuara. Rasanya, sangat aneh dalam keadaan canggung seperti ini
"Aku gak minta kamu menunggu, aku bahkan gak minta kamu tolak beberapa lamaran yang datang." ujar Xavier kembali membuka suara
"Pilihan ada di tangan kamu Zahra. Perlu kamu tau aku benar benar berusaha buat belajar tanpa adanya niatan lain selain niat karna Allah."
"Bahkan sampai aku gak sadar selama aku belajar ternyata aku buat seseorang menunggu dan sakit. Bukan karna apa apa Zahra, kalau misal kamu memng bingung untuk memilih. Ikhtiar sama Allah minta petunjuk semua pasti ada jalannya."
"Ibu perginya lama bangat. Gak enak kalau terlalu lama berada di ruangan yang terdiri hanya ada kita berdua. Aku pamit yah, jaga diri baik baik dan lekaslah sembuh Assalamualaikum."ujar Xavier berjalan menuju pintu meninggalkan Zahra yang terlihat diam tanpa berkedip
Tepat di hari Xavier mengatakan semua itu. Kini Zahra tidak ingin menunggu bahkan berharap pada apa apa yang belum pasti.
Ia kembali fokus akan tujuannya yaitu menjadi orang yang bermanfaat bagi semua warga Islam di seluruh dunia. Ia ingin menjadi seorang ulama besar sama halnya seperti sang ayah dulu.
Ayah dari Zahra dulunya adalah seorang ulama besar hanya saja beliau meninggal karna memiliki riwayat penyakit yang berbahaya
Beberapa hari berlalu
Zahra yang saat itu sedang memasak beberapa menu makanan untuk makan siang tiba tiba di kejutkan oleh Ameena
"Zahra!"pekik Ameena memanggil nama putrinya
"Dalem, bunda kenapa?"bingung Zahra sibuk mengaduk beberapa makanan yang ada di dalam panci.
"Di luar ada tamu kamu siap siap cepat"cicit Ameena membuat Zahra kebingungan
"Bunda kenapa sih, kan itu tamu bunda kenapa harus Zahra yang kel-"
Ctak
Ameena mematikan kompor putrinya lalu mulai menarik Zahra pergi ke kamarnya
"Siap siap cepat!"titah Ameena mendorong pelan putrinya masuk kedalam kamar
Mau tak mau Zahra harus mendengar dan mulai bersiap setelah itu ia keluar dengan keadaan yang sudah rapi
Ia tertegun saat mendapati sosok manusia yang duduk di salah satu sofa rumahnya
"Xa-xavi"gumamnya pelan tak bisa berkata kata yang lain ia masih sangat shok akan apa yang ada di hadapannya.
...ΩΩΩΩΩΩ...