NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Kalau Salwa sudah dalam mode marah, Laila tidak bisa melakukan apapun. Kecuali membiarkan anaknya itu meluapkan emosi sejadi-jadinya. Namun masih dalam pengawasan Laila.

Kini seisi rumah telah berantakan dibuatnya, setelah itu Salwa tidur pulas di atas bale-bale yang biasa digunakan Ibu Laila. Ibu Laila bisa mengatasi Halwa supaya tidak mengambil cokelat Kakaknya. Harus bersabar menunggu sang Kakak bangun dan memberinya sukarela.

Keduanya pun sudah tidur dan Laila membersihkan rumah lagi. Tidak tega harus meminta tolong lagi pada Teh Linda dan Teh Yayuk yang sudah kelelahan. Laila merapikan bahan-bahan kue, menutup rapat toples-toples yang sudah terisi penuh, mengikat plastik yang masih ada bahan sisa.

"Alhamdulillah ya Allah, terima kasih." Laila pun sujud syukur.

*****

Selama Laila mengikuti pelatihan, Teh Linda dan Teh Yayuk menghandle semua pesanannya supaya tetap berjalan tanpa harus menunggu kepulangannya. Salwa dan Halwa pun masih terurus dengan baik. Laila pulang sudah tidak ada menerima pesanan lagi, karena sekarang sudah menerapkan batas maksimal pesanan sampai jam empat sore. Guna mengurangi rasa lelah mereka yang harus bekerja sampai malam.

Hari ini terakhir pelatihan Laila. Sesuai janji Ibu PKK kabupaten/kota, Laila mendapatkan bantuan berupa uang untuk menambah modal dan juga perlengkapan pembuatan kue yang cukup lengkap. Terlebih pihak panitia tahu keseriusannya Laila dalam menjalankan usahanya. Setiap hari membawa hasil uji coba sebelum dijual ke pasaran.

Arman yang sudah selesai cuti langsung ke tempat pelatihan karena dipastikan Laila akan membutuhkan bantuannya. Dan memang benar, Laila sangat membutuhkan bantuannya untuk membawa semua barang-barangnya pulang ke rumah.

"Kamu di sini?." Laila senang bercampur kaget. Seperti bertemu malaikat penolongnya.

"Iya, Teh Linda yang memberitahuku. Makanya langsung ke sini."

"Iya, saya butuh angkutan tapi sudah tidak ada karena sudah sore."

Laila dibantu Arman segera memasukkan barang-barang itu ke dalam bagasi mobil. Ada juga yang ditaruh di kursi belakang. Mereka segera naik dan Arman langsung tancap gas meninggalkan gedung Kabupaten/kota.

"Apa lagi yang akan kamu jual."

"Insya Allah ada bebarapa lagi. Nanti kamu harus coba sebelum saya rilis." Laila tersenyum.

"Siap." Arman pun tersenyum.

"Bagaimana kabar anak-anak?."

"Alhamdulillah baik."

"Teh Linda dan Teh Yayuk sudah bisa kamu andalkan?."

"Alhamdulillah, iya. Karena saya tidak bisa mengerjakan semuanya sendiri. Itu setelah pulang dari pelatihan langsung saya ajari."

"Kamu percaya sama mereka?."

"Harus percaya, lagi pula saya tidak memiliki resep rahasia."

Arman mengangguk.

"Kamu tidak takut kalau mereka membuka warung baru yang sama persis dengan kamu?."

Laila menggeleng sembari tersenyum. "Tidak, karena rezeki setiap orang sudah ditentukan. Semua tidak akan tertukar."

"Aku salut dengan pemikiran kamu."

"Sedang belajar untuk menerima, karena menolak pun sangat percuma."

"Betul sekali."

Obrolan mereka terus mengalir sepanjang perjalanan sampai tidak terasa sudah sampai di depan rumah Laila.

"Pak Arman." Teriakan Halwa dan Salwa menyambut kedatangan laki-laki itu. Mereka berdiri tepat di depan pintu mobil sebelah Arman. Gelapnya malam tidak menyurutkan keduanya.

Arman segera turun dan memberikan oleh-oleh kepada dua anak yang menyambutnya antusias.

"Terima kasih, Pak Arman." Keduanya begitu senang.

"Sama-sama." Kemudian Arman membuka pintu bagasi setelah anak-anak masuk ke dalam rumah.

Kali ini Teh Linda dan Teh Yayuk yang menurunkan barang-barang. Setelahnya mereka berdua pamit.

Laila dan Arman duduk di teras sambil mendengar celotehan Kakak Adik di dalam rumah. Keduanya pun tersenyum.

"Besok kamu langsung kerja atau masih ada sisa cuti?."

"Langsung kerja."

"Ooohh."

Hening untuk beberapa waktu, ikut tertawa saat kedua anak yang di dalam tertawa begitu renyah.

"Ada apa? Kamu perlu sesuatu?."

"Sebenarnya iya. Tapi nanti saja menunggu kamu ada waktu."

Arman tersenyum lebar. "Selama ini aku selalu ada waktu untuk kamu."

Laila pun ikut tersenyum. "Terima kasih."

"Kenapa tidak dibicarakan sekarang saja?."

"Takutnya lama, mengganggu waktu ka..."

Seorang pria datang dengan menaiki motor, baru kali ini Laila melihatnya. Dipikirnya pasti orang yang mau memesan kuenya. Laila pun berdiri.

"Maaf Pak, sudah tutup. Besok lagi pesannya."

Arman tersenyum.

"Maaf, Bu. Saya mau bertemu Pak Arman."

Laila tersenyum. "Oh, maaf Pak. Saya kira mau pesan kue."

"Tidak apa-apa, Bu."

"Taruh saja semuanya di sini, Mang Jaya."

"Baik, Pak Arman." Mang Jaya langsung menurunkan barang bawaannya lalu diletakkan di dekat Arman.

"Terima kasih, Mang."

"Iya, Pak. Saya pamit duluan."

"Iya."

Kemudian Laila duduk di tempat semula. Memperhatikan Arman yang sedang membuka tali.

"Ini kotak untuk kemasan jualan kamu." Setelah Arman merakitnya dengan mudah.

"Tadi tuh ini yang mau saya katakan sama kamu. Kenapa kamu tahu apa yang saya butuhkan?." Laila menatap haru. Laki-laki itu begitu baik kepadanya.

"Iya, karena usaha kamu semakin jalan. Jadi kamu harus menaikkan level kamu. Mulai dari hal kecil seperti ini. Supaya semakin menarik minat orang untuk membeli banyak jualan kamu."

Laila mengangguk, senyum bahagia sekaligus haru.

"Ini juga ada bebarapa stiker yang bisa kamu tempel di setiap kemasannya."

Laila mengambil gambar kartun perempuan berhijab dengan ucapan thank you.

"Terima kasih banyak." Setulus-tulusnya Laila ucapkan.

Arman mengangguk.

"Saya ada uang 10 jt, bantuan modal dari Ibu PKK. Maksud saya, saya mau membayar kompor, panci dan tabung gas. Karena memang itu menjadi modal usaha saya. Kekurangannya bisa saya cicil."

"Sebenarnya aku memang memberikan semua itu untuk membantu usaha yang sedang kamu rintis. Hanya saja aku takut kamu tersinggung. Aku malah berpikir, lebih baik uang itu kamu gunakan untuk membeli handphone dan etalase." Arman menjeda ucapannya. Laki-laki itu pun mengambil botol minum yang ada di dalam mobil. Kemudian meneguk sisanya sampai habis.

"Handphone bisa kamu gunakan untuk media promosi. Menjangkau lebih banyak lagi pembeli. Memudahkan mereka untuk memesan sama kamu. Dan kalau etalase, kamu bisa menaruh bebarapa stok bolu jadi orang tahu bisa langsung membelinya."

Laila yang menyimak pun mengangguk. Kurang lebih memang pemasaran yang sangat diperlakukan dalam menjalankan usahanya."

"Jujur saja, kalau tersinggung sih tidak. Tapi saya lebih ke tidak enak kalau harus terus menerima bantuan dari kamu."

"Kak ini aku yang mau membantu, nanti juga ada saatnya aku tidak bisa membantu kamu karena keterbatasanku."

Laila menatap manik Arman. Laki-laki itu memang sangat tulus.

"Dan untuk spanduk nanti bisa kita buat lagi, sekalian mencantumkan kue baru dan nomor telepon kamu."

"Iya, aku juga mau seperti itu."

"Oke."

"Terima kasih, sudah mau menjadi penolong ku."

Arman hanya mengangguk, menatap wajah penuh beban yang jauh lebih ceria daripada pertemuan pertama mereka. Dan tidak berselang lama Arman pun pamit.

Bersambung....

1
Watini Salma
jadi penasaran kelanjutannya Laila sama Arman apa berjodoh ya
La Rue
semoga ikhtiar Laila berhasil demi kebaikan anak-anaknya
La Rue
Laila tetaplah kuat buat kedua anakmu
Sadiah Suharti
lanjut thor
Watini Salma
cerita nya ringan enak dibaca nya mudah dipahami menarik dan menginspirasi, lanjut kakak /Good//Pray/
Watini Salma
Alhamdulillah up lagi, semoga Laila jadi orang sukses dan bahagia dengan kedua anak nya
Watini Salma
lanjut kakak, cerita nya menarik tetap semangat ya
La Rue
Ditunggu kelanjutannya
La Rue
pasti mau memfitnah Laila ni
seftiningseh@gmail.com
semangat buat up nya kak
jangan lupa dateng aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
La Rue
Alhamdulillah rezeki Laila dan anak-anaknya
QueenRaa🌺
lanjut thorr! semangat up💪

jangan lupa mampir di beberapa karyaku ya😉
La Rue
ceritanya bagus ditunggu kelanjutannya...🥰👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!