NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Istri Miliarder

Mendadak Jadi Istri Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:73.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Moms TZ

Anaya tak pernah menyangka hidupnya sebagai seorang gadis yatim bisa berubah drastis dalam satu malam. Tanpa pilihan, ia harus menikah dengan pria yang bahkan tak pernah terlintas di pikirannya.

Akmal, CEO muda yang tampan dan bergelimang harta, harus menelan pahitnya pengkhianatan saat calon istrinya membatalkan pernikahan mereka secara sepihak.

Takdir mempertemukan keduanya dalam ikatan yang awalnya hampa, hingga perlahan benih cinta mulai tumbuh. Namun, ketika kebahagiaan baru saja menyapa, bayang-bayang masa lalu datang mengancam, membawa badai yang bisa meruntuhkan rumah tangga mereka.

Mampukah Anaya mempertahankan cintanya? Ataukah masa lalu akan menghancurkan segalanya?


Baca kisahnya hanya di "Mendadak Jadi Istri Miliarder"

Yuk ikuti kisah mereka...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

24

°

°

°

Seminggu berselang setelah insiden tersebut, kesehatan Khanza menunjukkan perbaikan signifikan. Khanza merasa lega dan bersyukur atas perubahan kondisinya terus membaik. Ia mulai melakukan terapi fisik untuk memperkuat otot-ototnya dan meningkatkan kemampuannya agar bisa berjalan kembali. Nyonya Kikan, selalu mendampingi putrinya, memberikan dukungan dan motivasi.

"Kamu harus semangat untuk sembuh, Khanza! Ingat tujuanmu...! Kamu harus bisa merebut perhatian Akmal, kalau bisa singkirkan wanita udik itu!" ucap Nyonya Kikan dengan penuh penekanan.

Beberapa saat yang lalu, dia menerima laporan dari orang suruhannya, bahwa usahanya untuk menyingkirkan Anaya gagal total. Sekarang mereka justru berada di kantor polisi, dan meminta Nyonya Kikan mengeluarkan mereka dengan uang jaminan.

Hal itu membuat amarah Nyonya Kikan semakin membuncah memenuhi rongga dadanya. Hatinya juga penuh dengan kebencian dan kedengkian kepada keluarga Akmal yang selalu menghalangi jalannya untuk menyatukan Khanza dan Akmal. Bukankah seharusnya mereka mereka menyetujui gagasannya, dan bukan malah membiarkan Akmal menikahi wanita lain. Dengan begitu harta dan kekayaan mereka tetap aman berada di lingkup keluarga mereka. Begitulah kira-kira pemikiran egois Nyonya Kikan.

Khanza terdiam memikirkan perkataan mamanya. Otak kecilnya sibuk memikirkan jalan keluar dari situasi yang dihadapinya kini. Dia ingin tetap berada di sekitar Akmal. Dia tidak ingin jauh dari pria yang telah menempati ruang khusus di dalam hatinya. Dia harus merebut kembali Akmal dari wanita yang berstatus sebagai istrinya.

Wajah Khanza mengeras disertai geretakan gigi-giginya. Jari-jari tangan mengepal dengan kuat, seakan menggambarkan emosi yang tak terkendali.

Menyadari hal itu, Nyonya Kikan yang sejak tadi memperhatikan Khanza, menyunggingkan senyuman misterius. Seakan mengetahui apa yang dipikirkan anak gadisnya, wanita paruh baya itu merasa telah berhasil memprovokasi lewat ucapannya.

°

Sepulang kantor, Anaya dan Ersa sahabatnya memutuskan untuk jalan-jalan. Dua hari yang lalu kedua mertuanya, yakni Pak Deni dan Bunda Marini telah kembali ke kampung halaman. Dia ingin menyegarkan pikirannya dari permasalahan yang beberapa hari ini menimpanya.

Setelah mendapatkan ijin dari sang suami, Anaya dengan riang hati sambil menggandeng lengan Ersa meninggalkan lobi kantor, menuju parkiran di mana mobil Ersa terparkir.

"Kamu terlihat bahagia sekali, Bu? Seperti orang yang baru saja menang lotre? Waaah...bisa traktiran dong, nanti!" canda Ersa sambil matanya fokus pada jalanan.

"Heemmm...begitulah. Makanya aku mengajakmu jalan-jalan karena aku ingin membagi kebahagiaanku," ucap Anaya.

"Oh ya, Sa. Apa tahu apa yang aku alami beberapa waktu lalu?" tanya Anaya ketika dirinya mengingat sesuatu.

"Apa yang kamu alami? Kenapa aku sampai tidak tahu?" tanya Ersa penasaran. "Katakan sekarang, cepat!" titahnya dengan tidak sabar.

"Kamu masih ingat kan, waktu itu aku bilang, kalau aku akan pulang bareng sama Mas Akmal?"

"Ya, terus...?"

"Beberapa saat setelah kamu pergi, ada seseorang yang membekapku dengan obat bius dan ingin menculikku..."

Chiiiiittt...

Ersa menepikan mobilnya dan mengerem mendadak. "Whaaattt...! Coba katakan sekali lagi!"

Anaya lalu menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada Ersa, membuat gadis itu menggeram marah dan menyesal karena tidak menemani sahabatnya sampai suaminya datang.

"Maaf, aku tidak ada bersamamu di saat kamu ada masalah," Ersa terlihat begitu sedih dan penyesalan tampak jelas di wajahnya.

"Bukan salahmu juga. Memangnya kamu tahu kalau bakalan ada kejadian seperti itu? Semua di luar kendali kita, Sa. Dan alhamdulillah, aku baik-baik saja," jawab Anaya.

"Kenapa kamu baru cerita sekarang?" tanya Ersa protes.

"Hehehe...sorry, aku lupa. Kamu tahu sendiri kan, ada Ayah dan Bunda, jadi perhatianku tercurah pada mereka. Setiap hari Bunda selalu membagikan resep masakan, jadi pikiranku saat itu penuh dengan resep." Anaya meringis ketika Ersa mendaratkan pukulan ringan di lengannya.

Tiba-tiba Anaya mengingat sesuatu. Dia menatap Ersa dengan serius, membuat gadis itu memicingkan matanya. "Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Ersa.

"Kamu membuatku berpikir anu...auuwww!" Ersa berteriak ketika mendapat lemparan tissu bekas yang tepat mengenai wajahnya.

Anaya tertawa pelan seraya menutup mulutnya dengan kepalan tangan. "Lagian sih, aneh-aneh mikirnya. Ada sesuatu yang ingin aku beritahu padamu," ucapnya kemudian.

"Cepat katakan, jangan membuatku penasaran!" pinta Ersa.

Anaya menghela napasnya dalam-dalam sebelum berbicara, pandangannya lurus ke depan. "Ini tentang Khanza, dan dugaanmu ternyata benar. Ayah bilang Khanza bukanlah anak kandung Om Dodi, tapi anak Tante Kikan dengan pria lain dan Om Dodi mengadopsinya karena merasa kasihan," ungkap Anaya.

Ersa merasa speechless dengan penuturan Anaya. Dia bahkan terdiam tanpa memberikan tanggapan apapun.

Suasana berubah hening dan dingin, hanya deru mesin mobil yang terdengar memecah kesunyian.

Tiba-tiba Ersa punya ide. "Nay, bagaimana kalau kita ke salon saja, tidak usah jalan-jalan, capek! Tapi, nanti kamu yang bayar, ya?"

Anaya langsung melotot tajam pada sahabat. "Kenapa harus aku yang bayar?"

"Nih, dengar ya, Anaya sayang! Kita ke salon untuk melakukan perawatan dari ujung kaki ke ujung rambut. Dengan kamu terlihat cantik dan menarik, pasti membuat Kak Akmal makin klepek-klepek sama kamu. Memangnya kamu mau, hubunganmu dengan Kak Akmal stag di tempat?" Ersa mencoba membuka pikiran Anaya yang naif.

Anaya diam mencerna ucapan sahabatnya, menimbang-nimbang dan berpikir. Beberapa hari yang lalu Akmal memberinya kartu sakti berwarna hitam padanya. Dan sampai saat ini dia belum menggunakannya.

Anaya menoleh pada Ersa. "Baiklah, tapi jika gagal kamu harus bertanggungjawab!"

Ersa tersenyum lebar. "Dijamin berhasil, dan tidak akan gagal. Tapi kalau benar-benar berhasil, jangan lupa pajaknya buat aku." Ersa memainkan alisnya.

"Dasar, itu namanya tidak ikhlas bantu teman. Bilang saja mau malak." Anaya mengerucutkan bibirnya.

"Ya, mau bagaimana lagi. Punya temen dua, suaminya tajir melintir, ya harus dimanfaatkan." Tawa Ersa makin keras.

"Terserah kamu lah!" Anaya akhirnya menyerah pasrah.

Ersa mengarahkan laju kendaraan ke mall. Sesampainya di sana mereka segera masuk sebuah ke salon, dan langsung disambut hangat oleh pegawai salon dan tersenyum ramah. "Selamat datang di salon kami! Apa yang bisa kami bantu, Nona?"

Ersa balas tersenyum. "Kami ingin melakukan perawatan yang lengkap. Mulai dari rambut, wajah, dan tubuh."

Pegawai salon pun mengangguk. "Baiklah, mari silakan duduk. Kami akan segera mempersiapkan perawatan untuk Anda."

Sambil menunggu giliran mereka, keduanya pun mengobrol sambil memainkan ponselnya masing-masing.

Pintu salon terbuka, dan dua orang pelanggan masuk. Salah satu dari mereka adalah Nyonya Kikan, mama Khanza. Ia begitu terkejut saat melihat Anaya dan langsung menunjukkan ekspresi yang tidak menyenangkan.

"Sia*lan, bukannya aku sudah menyuruh ketiga preman itu, untuk menyingkirkannya. Ternyata mereka membohongiku."

Dengan memasang wajah angkuh, dia mendekat lalu berkata dengan nada merendahkan, "Aku tidak percaya salon mewah seperti ini, menerima klien dari kalangan...rendah."

"Dan ternyata salon ini memang sudah hilang pamornya, sampai orang miskin pun diterima melakukan perawatan di sini. Apa dia sanggup bayar!" sambungnya dengan sinis.

Anaya memilih bungkam, meskipun hatinya merasa terluka dan marah. Karena dia tahu kata-kata itu ditujukan untuk menghina dirinya. Ia berusaha tetap tenang.

Nyonya Kikan tersenyum sinis dan terus berusaha memprovokasi Anaya. "Orang miskin seperti dirimu tidak pantas berada di sini, kamu hanya membuang-buang waktu dan uang, karena kamu akan tetap begitu saja. Udik, ya tetap udik!" Nyonya Kikan kemudian tertawa meremehkan.

Anaya memandang Nyonya Kikan lalu berkata dengan tenang. "Nyonya Kikan, saya memang miskin tapi saya tidak pernah melakukan hal kotor, apalagi sampai menipu orang untuk mencapai tujuan saya."

Lalu ia menambahkan, "Aku berhak berada di sini seperti orang lain. Karena aku membayar, bukan berhutang. Jadi jangan menilai seseorang hanya berdasarkan penampilan luarnya saja. Dan saya merasa bahagia dengan diri saya sendiri, itu yang terpenting."

Melihat keributan Manajer salon pun mendekat. "Maaf, Nyonya. Jika Anda merasa tidak nyaman berada di sini, silakan meninggalkan salon kami, dan carilah salon yang lain."

Nyonya Kikan merasa terhina dan wajahnya merah padam. Dengan menahan amarah ia menatap penuh kebencian pada Anaya dan mengeluarkan kata-kata pedas.

"Meskipun berapa banyak uang yang kamu keluarkan, kamu tetap akan sama. Dan kamu tidak pantas bersanding dengan Akmal. Karena hanya Khanza lah wanita yang pantas mendampingi Akmal."

Bohong jika Anaya tidak merasa malu dan sakit hati. Ersa merangkulnya dan berusaha menenangkan sang sahabat.

Namun tanpa di duga Anaya segera berdiri dan menghampiri Nyonya Kikan yang akan keluar dari salon, lalu berkata dengan setengah berbisik, "Saya tahu, karena itu Anda membayar orang lain untuk menyingkirkan saya."

°

°

°

°

°

1
Nar Sih
terima nasib mu aja kanza ,lgian gk mungkin akmal suka sama kmu naya lebih semua nya di banding dgn mu
〈⎳ Moms TZ: hooh...
total 1 replies
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
kontrol ucapanmu ya alfa. bini bosmu tuh
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
senengnya punya bos begini ya. sering²lah hamil Anaya, biar tiap tahun gaji karyawan naik🤭🤭🤭
〈⎳ Moms TZ: /CoolGuy//Speechless//Speechless//Speechless//Speechless/
total 1 replies
Kamiem sag
terbuat dari apaaaalah hati Hanza itu apa mungkin dari tanah sengketa yg dicampur dgn darah srigala gila??
〈⎳ Moms TZ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Kamiem sag
betul bu Atun laki- laki gak cuma Akmak yg lebih baik juga banyak tapi mungkin gak mau sama Khanza🤭
yustina arie
Luar biasa
ora
Jangan terpengaruh Akmal. Sia-sia seorang Khanza dikasihani. Yang ada tambah ngelunjak nanti ....
〈⎳ Moms TZ: lha iyo
total 1 replies
ora
Ikhlasin sih Khanza. Hidupmu nggak bakal jadi seperti ini🥲🤧
〈⎳ Moms TZ: heemmm
total 1 replies
ora
Kamu siapa sampai merasa nggak adil. Keluarganya Akmal aja nggak ada yang bersikap begitu karena Akmal nikah/Facepalm/
〈⎳ Moms TZ: betul...
total 1 replies
Marya Dina
udh akhmal usir saja.. jangan kasian2.
nanti jadi bumerang.
〈⎳ Moms TZ: betul...
total 1 replies
Nar Sih
moga khanza sgra pergi drin rmh anaya dan akmal ,biar ngk ada mslh
Nur Adam
lnjut
ora
Pakai cakep segala🤭
〈⎳ Moms TZ: ibu sering nonton acara lapor pak, /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
ora
Lah itu tahu. Tapi kenapa nggak bisa nerapin ke diri sendiri 😔
〈⎳ Moms TZ: begitulahhh
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
si kokom ini. jelas banget dr kebenciannya. hadeeeeh gk sadar² juga😏
〈⎳ Moms TZ: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): si kikan 🤭
total 3 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
he eh, yg lain cuma ngontrak ya😄😄
Batsa Pamungkas Surya
mak jleeeeeb

jawaban yg tepat
〈⎳ Moms TZ: heemmm
total 1 replies
💗 AR Althafunisa 💗
Sadarlah Khanza, beruntung kamu selamat dari kecelakaan. Kalau kamu masih aja kaya gitu ga berubah-ubah, hanya akan ada penyesalan di akhir dengan keadaan yang ga bisa diperbaiki lagi 🥺
💗 AR Althafunisa 💗: Aamiin...
〈⎳ Moms TZ: semoga bisa berubah dan menyadari kesalahannya
total 2 replies
Nar Sih
seperti nya si kanza udah setres nih ,grgr iri dengki nya sama naya yg lgi mesra,,sama aklmal🤣
〈⎳ Moms TZ: dia masih labil, ky cuaca saat ini, panas tiba² hujan /Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!