Rosana mempunyai orgen tunggal yang sangat laris, setiap minggu selalu saja ada yang meminta untuk organ nya main di setiap pesta. bahkan sampai luar desa juga meminta organ dia, semua nya menganggap itu hal biasa.
tidak ada yang tau apa yang sebenar nya sudah terjadi?
Halim mengetahui ada yang tidak beres pada istri nya, sehingga dia pun berusaha mencari tau apa yang sudah terjadi. terlebih pemain dari orgen tunggal milik musuh mereka mulai mati satu persatu setelah bicara dengan Rosana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Mencari Rosana
Halim gelisah menunggu Rosana yang tidak kunjung pulang kerumah setelah tadi sempat ada perdebatan di antara mereka, bahkan Halim juga tidak tau kemana Rosana pergi karena dia tidak ada berpamitan, sedangkan hujan kian deras bersama petir yang menyambar nyambar, takut sekali rasa nya Halim karena Rosana belum kembali kerumah sejak tadi.
Sejak tadi terus mondar mandir tidak karuan di depan pintu karena gelisah menunggu sang istri, anak anak juga sampai tertidur setelah tadi sempat masak mie untuk makan berdua. untung nya anak anak memang paham kondisi keuangan, walau Zulham masih protes kadang kadang karena dia masih belum paham dengan keadaan orang tua nya.
Sela yang sudah mengerti sehingga kadang banyak mengalah pada si Adik, bahkan uang saku nya juga kerap di berikan untuk Zulham saja dan dia sama sekali tidak jajan. Halim merasa sangat bersalah pada keluarga nya, mereka semua sengsara karena kepala rumah tangga yang cacat tidak punya pekerjaan.
Pasti nya juga Rosana sangat pusing karena memikirkan ini semua, mana tunggakan mereka sangat besar sehingga bisa kapan saja di usir dari rumah ini. Halim menelan ludah dengan susah payah ketika sekali lagi petir menyambar di luar sana, rasa hati kian tidak tenang karena takut ada sesuatu terjadi pada istri nya.
"Mobil siapa? jangan jangan orang bank pula!" cemas Halim.
"Mana mungkin lah orang bank mobil nya odong begini, tapi siapa ya?" Halim bertanya tanya sendiri.
"Assalamualaikum." seorang pria setengah baya keluar dari mobil dan berlari masuk teras.
"Walaikum salam, ada apa ya?" Halim cemas bila orang ini membawa kabar buruk.
"Mas nya menyewakan orgen kan? saya mau minta tolong untuk hari minggu besok, Mas." pinta orang tua ini.
"Oh boleh! saya bisa kok, Pak." Halim langsung menerima nya cepat.
"Harga nya tetap dua juta setengah kan, Mas? dana saya pas pasan, jadi saya orgen yang murah saja." jujur pak tua ini.
"Benar, cuma dua juta setengah kok. tapi biduan nya ya cuma satu saja, Pak." jelas Halim cepat.
"Tidak masalah, kalau perlu tidak usah pakai biduan karena ini adik nya yang mau nikah pintar nyanyi." jawab Pak tua.
Halim sangat girang mendengar nya karena dua juta setengah bisa di hemat untuk diri nya sendiri yang memainkan piano, tidak perlu menyewa orang lain atau biduan sehingga cukup lah untuk makan dan bila nanti rumah ini di tarik bank maka mau tak mau mereka akan pindah di gubuk bekas peninggalan orang tua Halim yang juga orang miskin dulu nya.
"Ini saya bayar dulu satu juta, nanti satu juta setengah nya pas sudah selesai main organ." ujar Pak tua.
"Bisa tidak kalau saya minta lunas semua nya, Pak? bukan saya tidak percaya, tapi saya benar benar lagi butuh uang." Halim memelas.
"Kasih saja lah, Pak! jadi kita sudah tidak perlu memikirkan masalah orgen nya." suruh Ibu.
"Ya sudah kalau begitu, saya bayar lunas ya dan ini ada bukti nya." Pak tua ternyata mengambil rekaman.
"Iya, Pak! saya pasti akan main di rumah Bapak hari minggu nanti, bahkan kalau perlu akan saya angkat alat nya besok siang." janji Halim yang tidak mungkin bohong.
"Baik lah, kalau begitu kami permisi dulu ya." pamit keluarga ini.
"Terima kasih banyak ya, Pak." Halim sangat senang mendapatkan rezeki.
Mobil milik Pak tua segera pergi meninggal kan halaman rumah nya Halim, bertepatan hujan juga mulai berhenti. tapi suasana masih gelap karena mendung yang sangat tebal, namun mendung di hati Halim agak sirna setelah mendapatkan rezeki ini.
"Kemana ya Rosana, dia pasti senang setelah tau aku dapat uang." Halim sibuk mencari istri nya.
"Mau kemana, Mas Halim?" tegur Tria tetangga sebelah rumah.
"Cari Rosana, kamu ada kah lihat istriku?" tanya Halim pelan.
"Tidak ada, mungkin lagi cuci piring di rumah nya Bu RT." ujar Tria dengan senyum genit nya.
Halim yang mendengar istri nya jadi tukang cuci piring lagi membuat hati nya lemas, dulu dia sudah tau tragedi Rosana yang di permalukan oleh orang orang komplek sini. Halim merasa sangat bersalah pada Rosana, anak orang kaya tapi setelah menikah dengan nya malah sangat sengsara.
Maka nya Halim tidak pernah marah sampai membentak bentak pada Rosana karena dia merasa amat bersalah pada wanita yang ia nikahi, Rosana meninggalkan kehidupan mewah nya hanya untuk menikah dengan dia, lalu sekarang malah di ajak sengsara. bila lelaki yang punya pikiran, maka akan merasa bersalah begini.
"Permisi, apa kah ada istri saya?" Halim bertanya sopan pada Bu RT yang sedang sibuk membereskan rumah.
"Enggak ada istri kamu, dia menolak untuk bantu cuci piring di rumah saja! mungkin uang nya sudah banyak, jadi ya belagu." sengit Bu RT.
"Bukan begitu, Bu! mungkin Rosana sedang lelah, maka nya tidak bisa bantu." Halim membela istri nya.
"Lelah itu cuma alasan saja, toh kan dia tidak ada kerjaan juga." Bu RT tetap saja sengit.
"Enggak biasa kerja cuci piring, Bu RT! kan dia anak orang kaya, tapi menikah dengan Halim malah di ajak hidup susah." sindir Mila istri nya Reza.
"Oh iya, pasti dia kaget itu! mudah mudahan dia tidak cari laki laki lain, sudah miskin terus tambah pula tangan nya cuma satu." ejek Bu RT terbahak bahak.
"HAHAHAAA...untung nya Bang Reza jadi suami bertanggung jawab, istri nya di belikan motor dan perhiasan juga besar besar." Mila memamerkan emas di tubuh.
Sakit sudah pasti Halim rasakan di hina seperti itu oleh para wanita ini, namun dia tidak marah atau pun membantah nya karena semua memang benar ada nya. bahkan dia juga sadar bahwa dia sama sekali tidak bisa membahagiakan anak dan istri nya dengan barang mewah, hanya kesengsaraan saja yang ia berikan.
"Kalau begitu saya permisi, Bu." Halim segera pergi dengan hati yang luka.
"Maka nya kerja, Limmm." teriak Bu RT masih saja menghina.
"Rosana loh sebenar nya cantik, cuma tidak terawat saja karena punya suami miskin dan tangan nya cuma satu! itu lah penting nya cati suami yang kaya, untuk tubuh kita juga sih." Mila berkata bangga.
"Dia semenjak Halim habis kecelakaan kan tubuh nya jadi sangat tidak terawat, mungkin saja uang memang sama sekali tidak ada." sahut Ika yang sejak tadi diam.
"Gila ya kalau salah pilih suami, jadi rusak begitu tubuh dan pikiran." Mia berdecak ngeri.
Mila cepat mengangguk karena setuju dengan ucapan adik nya, mereka memang bisa di bilang beruntung, Mia sendiri adalah istri nya seorang juragan kontrakan sehingga uang pasti cukup untuk merawat diri dan Mila sang Kakak punya suami yang orgen nya laris manis.
Iblis sudah ngirim signal ke kepala rumah tangga.
hati2 Halim keluargamu terancam semua nyawanya, oleh iblis paedofil😅
Lekas sembuh ka nov, mnumin air hangat
hehee,, cepet sehat thorr
jgn nyemilin gorengan melee
wkwkwkw
syerem
wkwkwkwk