NovelToon NovelToon
Waiting For You 2

Waiting For You 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Uppa24

novel ini adlaah adaptasi dari kelanjutan novel waiting for you 1

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

elena??

"Apakah kau... mengingatku?" akhirnya Aidan bersuara lagi, suara pelan penuh rasa salah dan penyesalan, meski ia masih tak bisa mengubah kenyataan.

Tapi Elena hanya menjawab dengan dingin, "Saya bukan Syafira yang kau cari." Keputusan dan kekuasaan dalam suaranya sangat jelas, memberi Aidan sebuah kejelasan—meskipun hati Aidan tidak menginginkannya. Elena El Bara bukanlah Syafira yang telah hilang darinya.

Aidan berdiri terdiam. Angin sepoi-sepoi yang bergerak lambat seolah membeku sejenak, begitu banyak pertanyaan yang memenuhi hatinya—tapi hanya satu kebenaran yang ada, dan ia sudah tak bisa melangkah mundur.

...~||~...

Elena menatap Aidan sejenak, matanya yang tajam dan dingin seolah mengukur segala perasaan yang mengalir di antara mereka. Namun, meskipun ada sesuatu yang mengganjal dalam dirinya, dia segera mengesampingkannya. Ada kekuatan yang lebih besar yang menggerakkan langkahnya kali ini, jauh lebih besar daripada perasaan yang mungkin bisa muncul karena pertemuan tak terduga ini.

Dengan sebuah lenggokan halus, Elena berbalik dan mulai melangkah menjauh dari Aidan, langkah kakinya yang tegas dan cepat membuat jaraknya semakin jauh, meninggalkan Aidan dalam kebingungannya. Keheningan yang menyelimuti taman yang gelap itu hanya semakin memperburuk perasaan Aidan yang masih terpaku di tempatnya. Pikirannya terhimpit antara kenyataan dan perasaan yang tak bisa dia pahami.

Elena merasakan berat di dadanya saat semakin jauh dari Aidan. Sebuah perasaan yang asing bagi dirinya, meskipun ia tahu ia harus menjauh. Lalu, tanpa sadar, pikirannya melayang kembali ke masa lalu. Ke masa tiga tahun yang lalu, saat dirinya dan Aidan masih berada di dunia yang sangat berbeda, di mana segala sesuatunya lebih sederhana, sebelum kehidupan mereka dipenuhi dengan masalah yang membuat elena kehilangan orang yang paling iya sayang yang muatnya tak ingin lagi mengulang hal itu.

"Dunia sudah tak sama," gumamnya dalam hati. Tiga tahun yang lalu, ketika ia berjuang untuk bertahan hidup dalam bayang-bayang identitas barunya, dirinya tak pernah memikirkan untuk kembali ke masa itu, untuk bertemu dengan seseorang yang memiliki perasaan yang tulus seperti Aidan. Dunia mereka kini sudah terpisah oleh batas-batas yang tidak bisa lagi dijembatani dengan mudah.

Namun, rasa itu tetap hadir, meskipun hanya sekilas. Sesaat, Elena merasa sedikit terganggu oleh keberadaan Aidan, dan entah mengapa, hatinya terasa berat. Tapi dia segera menghapus perasaan itu dengan sikap dingin yang ia tanamkan di dalam dirinya selama bertahun-tahun. "Tidak, Elena. Jangan biarkan itu mengganggu." Ia mengingatkan dirinya sendiri dengan keras.

Setibanya di sebuah lorong yang lebih sepi, Elena berhenti sejenak, menatap ke langit malam yang gelap. Tidak ada bintang yang terlihat di atas sana. Hanya kegelapan yang mengelilingi. Seperti dirinya, yang telah meninggalkan semua kenangan di masa lalu. Segalanya berubah begitu cepat—kehidupan, takdir, dan bahkan perasaannya.

Di saat yang sama, Aidan masih berdiri di tempat yang sama, kakinya merasa kaku, hampir tidak bisa bergerak. Dia bisa merasakan kekosongan yang mengalir begitu mendalam dalam dirinya. Mungkin Elena benar, dan dia hanya terjebak dalam bayang-bayang masa lalu yang tidak lagi relevan. Namun, sejujurnya, Aidan merasa bingung—tidak tahu apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Semua harapan yang selama ini dia simpan, seakan lenyap begitu saja.

"Syafira... ataukah Elena?"pikir Aidan dalam hatinya. Nama itu terdengar begitu asing dan begitu dekat, hampir seperti kenangan yang terbungkus rapat dalam waktu yang panjang. Dia ingin tahu lebih banyak, dia ingin mengerti—tapi hatinya terasa begitu patah. Segalanya terasa seperti mimpi buruk yang tak ingin ia akhiri.

Elena melangkah cepat meninggalkan lorong itu, menembus kegelapan malam yang terasa semakin menekan. Setiap langkahnya semakin menyudutkan dirinya dalam pikiran yang penuh kontradiksi. Ia tahu ini bukan saatnya untuk melembut, bukan saatnya untuk menoleh ke belakang dan mengingat masa lalu yang sudah lama ia kubur dalam-dalam.

Setelah beberapa menit berjalan tanpa tujuan jelas, Elena akhirnya memutuskan untuk pergi ke hotel yang terletak tidak jauh dari lokasi perjamuan. Sesampainya di lobi, ia meminta untuk langsung dibawa ke kamarnya tanpa berbicara lebih banyak pada staf yang menyambutnya. Begitu pintu kamar hotel itu tertutup, ketenangan yang awalnya diberikan oleh ruang itu justru terasa begitu sepi dan mengerikan.

Elena berjalan mendekati jendela besar yang menghadap ke kota yang masih hidup di luar sana, lampu-lampu kota menyinari jalanan yang ramai, namun semuanya terlihat begitu jauh. Dia duduk di kursi yang terletak tepat di samping jendela itu, menatap kosong keluar sambil membiarkan pikirannya mengembara.

"Apa yang sebenarnya aku lakukan?" pikir Elena dengan wajah yang tertutup bayang-bayang kegelapan luar malam. Pertanyaannya hanya semakin memperdalam kesendiriannya.

Di luar jendela, hanya terlihat gedung-gedung pencakar langit yang samar seolah membisu, sementara di bawah sana, dunia terus berputar—penuh dengan harapan dan ambisi. Elena merasa sangat terasing dari semua itu. Meskipun lingkaran kekuasaannya semakin kokoh, meskipun segalanya terencana rapi, tak ada yang bisa menjamin ketenangan dalam hatinya.

Keputusan-keputusan besar yang ia buat selama ini telah menuntunnya pada satu titik ini, namun kadang-kadang, ia merasa ragu apakah semua itu benar-benar bernilai. Meninggalkan Aidan tiga tahun lalu, mengganti nama, merancang kembali kehidupan, semuanya terasa seperti sebuah permainan besar yang hanya akan berakhir dengan kehilangan lebih banyak hal yang seharusnya tak perlu ia tinggalkan.

Tapi pada saat yang sama, ia tahu bahwa melangkah mundur tidak akan pernah menjadi pilihan. Kehidupannya sudah terlalu jauh terseret ke dalam dunia yang penuh dengan rencana besar dan perang perebutan kekuasaan, yang meskipun menghancurkan, tidak bisa lagi ia tinggalkan begitu saja. Dunia yang sama sekali berbeda dari hidup yang dahulu, kehidupan yang mungkin tidak pernah akan ia dapatkan lagi.

Elena meletakkan tangannya di kaca jendela, merasakan dinginnya yang seakan masuk hingga ke tulang. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya meski hatinya masih dipenuhi dengan kebingungannya.

Keputusan-keputusan besar yang membuatnya sukses, yang memberinya kekuatan yang luar biasa untuk mengontrol hampir setiap keluarga yang ada di lingkaran peringkat, semua itu terasa mulai mengambil toll yang tak terhitung pada dirinya. **"Mereka akan terus takuti aku, mereka tahu apa yang bisa aku lakukan, tetapi... apakah semua itu cukup?"**

Saat pikirannya melayang, bayangan Aidan kembali hadir dalam benaknya. Pria itu—Aidan—dengan segala kebaikan dan kelembutannya. Dia tahu, mereka pernah merasakan sesuatu yang begitu nyata tiga tahun yang lalu. Namun, apakah perasaan itu bisa ada lagi? Setelah semua yang terjadi? Setelah kebohongan dan semua yang telah ia lakukan untuk mempertahankan kekuasaan yang telah ia bangun?

"Tidak," bisik Elena dalam hatinya. "Aku tidak bisa mundur."

Namun, dalam hatinya yang terdalam, di suatu tempat yang terlupakan, sesuatu mulai bergelora. Entah itu keraguan, kesepian, atau sekadar perasaan yang tak bisa diartikan, tetapi ia tahu itu mulai terasa lebih kuat. Lebih menonjol daripada semua tekad dan kebesaran yang telah ia upayakan.

Dia menarik napas dalam-dalam, dan melemparkan pandangannya sekali lagi ke luar jendela, menuju kota yang gemerlap, menuju dunia yang seolah tak pernah tidur.

Malam itu, kamar hotel itu seakan menyimpan beban berat yang hanya bisa dipikul oleh satu orang. Elena El Bara, pewaris dari keluarga yang kuat, namun tetap saja manusia yang terjebak dalam dilema hatinya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!