NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Simpananmu

Aku Bukan Wanita Simpananmu

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Pembantu / Chicklit
Popularitas:16.1k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Leana seorang aktris yang baru saja terjun ke dunia hiburan tiba-tiba didorong ke dalam laut. Bukannya mati, Leana justru masuk ke dalam sebuah novel yang di mana ia menjadi tokoh pendukung yang lemah. Tokoh itu juga memiliki nama yang sama dengannya

Leana menjadi salah satu simpanan tokoh utama yang telah beristri. Namun tokoh utama pria hanya menganggap ia sebagai alat pemuas hasrat saja. Dan terlebih lagi, di akhir cerita ia akan mati dengan mengenaskan.

Merasa hidup sudah di ujung tanduk, Leana berusaha mengubah nasib tokohnya agar tidak menjadi wanita simpanan yang bodoh dan tidak mati mengenaskan. Di sisi lain Leana juga harus mencari cara agar keluar dari dunia novel ini.

Akankah Leana mampu melepaskan diri dari tuannya yang terkenal kejam itu? Dan bagaimana caranya agar Leana mampu kembali ke dunia asalnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Yang Berhasil

"Dari mana kau tahu Anastasia mengalami kecelakaan?"

"Temanku dan teman Leana seorang dokter di rumah sakit ini. Kebetulan ia memberitahu tentang kabar Leana di grup chat kami."

Dalton mengangguk. "Lalu mengapa kau terlihat begitu khawatir?"

Wen menggaruk kepalanya, pria itu terlihat sedikit kesal dengan pertanyaan Dalton barusan. "Akan ada pemotretan besok lusa dan uang yang dibayar sangat besar. Jika gagal terpaksa pihak kami yang menanggung kerugian itu. Kebetulan aku yang mempunyai studio foto itu."

"Ah begitu yah. Berapa kerugiannya? Aku akan membayar ganti rugi itu. Keselamatan istriku nomor satu."

"Tiga ratus juta."

"Baiklah, mana nomor rekeningmu. Aku akan mengirimnya sekarang juga." Begitulah Dalton, seorang pria dengan banyak uang. Semua bisa ia dapatkan dengan mudah.

Dua belas jam kemudian.

Operasi yang dilakukan Anastasia berjalan dengan baik. Anastasia didiagnosa akan mengalami kelumpuhan sementara. Namun keadaan wanita itu akan segera membaik jika dilakukan terapi yang benar.

Kabar hal itu sampai ke telinga nyonya Merry. Wanita dengan rambut pendek yang tebal itu sangat bersyukur. Di tambah lagi dirinya mendengar kabar bahwa Leana akan kembali. Sebenarnya nyonya Merry bingung mengapa Leana kembali pulang mengubur mimpi yang besar.

Namun melihat Leana yang membawa koper dengan wajah lesu, membuat nyonya Merry mengurungkan niatnya. Tentu saja Leana mudah di terima di tempat ini, tidak ada kesusahan dalam bekerja di tempat ini.

Mira "sahabat Leana" juga merasa sangat senang melihat sahabat baiknya kembali. Di sisi lain Mira merasa sedih Leana harus mengubur mimpinya.

"Ada apa? Masalah apa yang kau hadapi hingga kau harus kembali ke sini dan mengubur mimpimu? Padahal kau memberikan aku surat yang menyentuh hati," ungkap Mira.

"Itu... Aku gagal saat audisi pertama," timpal Leana berbohong.

"Iya, memang susah untuk menjadi seorang aktris."

"Omong-omong Leana, mengapa kau ke sini lagi? Kau bisa pergi ke tempat lain kan?" tanya salah satu pelayan penasaran.

"Ah itu, aku merasa nyaman di sini jadi aku kembali," jawab Leana.

Duar

Suara tembakan kembali terdengar. Seperti biasa tidak ada satupun yang bingung, semua hanya kaget lalu beraktivitas seperti biasanya. Bastian kembali berulah. Anak itu melepaskan tembakan pada burung elang yang akan memangsa anak ayam di sekitar.

Leana segera menghampiri Bastian. Beribu pertanyaan yang ingin Leana sampaikan kepada laki-laki itu. Anehnya, Bastian yang kemarin Leana temui berbeda. Bastian yang ada di depannya bersikap seperti anak-anak kembali.

"Kau kembali Leana? Apa kabar?" Bastian bertanya. Wajah anak itu benar-benar bahagia. Bastian melemparkan senapannya dan membawa anak ayamnya ke dalam kandang.

"Bastian, tentang itu--"

"Kau mau bermain dengan induk ayam?" tanya Bastian yang menyodorkan induk ayam.

"Bastian kita tidak sedang main-main!" gertak Leana.

Aura yang kekanak-kanakan berubah menjadi seorang pria dewasa. Induk ayam itu terlepas dari genggaman tangan Bastian. Kedua tangan bastian, ia masukkan ke dalam kedua kantongnya. Cara berdiri anak itu terlihat sangat berwibawa.

"Sudah aku katakan bahwa diskusinya harus selesai. Mengapa kau banyak bertanya?"

"Semuanya harus jelas Bastian! Siapa kau? Apa duniamu sama dengan duniaku?"

"Kau tidak perlu tahu Leana. Yang perlu kau lakukan adalah mengikuti jalan cerita."

Mata Leana memerah dan tangannya mengepal. "Mengikuti? Aku yang menjadi wanita simpanan kakakmu yang kejam?"

Bastian menghela nafas. "Saat itu aku juga ikut membelamu Leana. Berusaha agar kau tidak menjadi suatu mainan oleh kakakku. Tapi apa? Ceritanya jadi berdampak, Anastasia mengalami kecelakaan."

"Apa yang kau bicarakan Bastian."

"Saat kita mengubah cerita, akan ada konsekuensi yang besar Leana. Dan aku harap kau mampu melewatinya."

Selesai. Bastian tidak ingin berbicara panjang mengenai hal itu. Anak itu pergi dari tempat itu meninggalkan Leana yang mematung. Leana tidak bisa berpikir jernih. Yang bisa ia lakukan hanyalah menerima. Tetapi tidak, jika orang lain bisa mendapatkan kekacauan itu, mengapa harus dia?

"Aku akan berusaha mengubahnya dengan baik. Lihat sana nanti!"

......................

Lampu diskotik membuat Adaline menari. Wanita itu terlihat sangat bahagia. Rencana licik wanita itu berhasil, Adaline berhasil memasukkan obat yang dapat membuat Anastasia mabuk dan mengalami kecelakaan. Di tambah dengan informasi bahwa Anastasia mencintai laki-laki lain membuat wanita itu merasa menang.

Gerakan tubuhnya semakin cepat, Adaline merasa bahagia dan terus menari. Tidak peduli ada pria yang menyentuh tubuhnya, yang ia bayangkan adalah dirinya yang menari dengan Dalton.

"Tuhan berpihak padamu Adaline," gumamnya menikmati sentuhan pria lain.

"Mau bermain sayang?" tanya pria yang sedang berusaha memeluk Adaline.

"Tidak, aku sedang tidak ingin bermain."

Tiba-tiba sesuatu menarik perhatian Adaline. Seorang pria dengan kacamata bulatnya masuk ke dalam club itu. Adaline menarik diri dari keramaian dan mencari tahu apa yang dilakukan pria itu. Pria itu adalah tangan kanan Dalton bernama Ben.

Ben masuk ke sebuah tempat yang isinya para wanita.

"Pertemuan apa yang dilakukan Ben?"

Seingat Adaline, Ben terlalu kaku dan tidak berani melalukan hal itu. Ben terlalu sempurna dalam segala urusan. Merasa tidak terlalu penting, Adaline menghiraukan Ben dan kembali ke keramaian.

Sedangkan di dalam ruangan. Ben mencari informasi mengenai pelaku Anastasia.

"Bukankan benda ini adalah milik seorang wanita yang bekerja di sini? Tidak sembarang orang bisa mendapatkannya."

"Tetapi pada hari itu semua ada di sini Pak, kami juga punya daftar absensi. Dan tidak ada yang pergi ke luar."

Ben memperbaiki kacamatanya. Dirinya semakin bingung mengapa ada gelang bertanda hitam milik tempat ini yang ada di mobil Anastasia. Merasa kekurangan informasi, Ben keluar. Dari jauh Ben dapat melihat Adaline yang ada di dalam sana. Tidak ada pikiran buruk Ben kepada Adaline, karena memang Adaline terlihat seperti pengunjung.

Namun saat Ben akan pergi menjauh, terlihat bahwa Adaline dipaksa melakukan sesuatu. Adaline menolak, tetapi pria itu memaksa. Ben dengan sosoknya yang kuat, pria itu menjadi penengah.

"Jangan sentuh dia!"

"Wanita itu?" tanya Pria yang setengah mabuk. "Aku ingin bercinta dengan dengan wanita itu!"

Ben menepis tangan pria itu ketika akan menyentuh Adaline dan membawa Adaline menjauh.

"Apa yang kau lakukan di sini? Tuan Dalton sedang sibuk dengan istrinya. Harusnya kau bekerja lebih ekstra karena pekerjaan akan menumpuk." Ben mengoceh layaknya bos.

"Terima kasih sudah membantuku dari genggaman pria itu."

Baru saja merasa senang, dahi Adaline mengerut ketika melihat gelang tangan milik Rebecca. Adaline baru sadar jika ia lupa kehilangan gelang tangan itu. Rebecca adalah mantan pelacur di sini sebelum menjadi sekretaris.

Kini Adaline tahu tujuan Ben ke tempat ini. Dengan pikiran liciknya, Adaline ingin mengendalikan Ben.

"Karena sudah membantuku, aku ingin memberikanmu sesuatu," ucap Adaline.

"Apa?"

"Ikuti aku."

Mereka berdua masuk ke dalam sebuah ruangan kecil yang hanya ada sebuah kursi. Itu biasanya ruangan yang dipakai untuk minum.

"Apa yang akan kau berikan di sini?" tanya Ben.

"Memuaskanmu."

Adaline menarik paksa pakaian Ben. Ben menolak. Tetapi ketika pakaian Adaline yang ikut diturunkan dan menampilkan buah dada yang ranum membuat Ben merasa tertarik. Ben juga seorang laki-laki.

"Mari kita bercinta."

1
Puanrapuh
Dalton nih sbnernya gk sadar bahwa dia jatuh cinta, tpi kapan thor?
Karin Iza
bagus
Rembulan Pagi
Haloo teman temannn, silakan mampirrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!