Rainer Prayogo, Seorang anak dari Petinggi di Institusi Kepolisian..
Rainer tak menyangka, wanita yang di cintainya, Bellona Carla, yang telah merajut kasih dengan nya selama 3 tahun pada akhirnya mengkhianati Rainer...
Namun Peristiwa itu mengingatnya pada 15 tahun silam, seorang gadis kecil yang bernama Renata Dwi Anggita
Mereka membuat janji ikatan cinta untuk kembali bertemu 15 tahun kemudian..
Akan kah mereka memenuhi janji tersebut?
Yok, ikuti kisah nya...😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lona Hamil
AAAARRRRGGGGGHHHH
Aku memukul mejaku saat kembali mengingat kejadian pertama kali kehilangan mahkotaku. Dan aku menyalahkan Ika yang menjadi sebab semua ini. Coba saja aku lebih waspada kepadanya. Mungkin kejadian 4 bulan yang lalu tidak terjadi. dan mungkin juga Rainer tidak akan meninggalkanku.
AAAAARRRRGGGGHHHH
Kembali aku memukul meja riasku dengan keras. Aku bahkan tidak merasakan sakit di tanganku yang memang sudah memerah akibat pukulan ku tadi.
“Paaa… Buuu.. Maafkan Lona…Lona gak pantas jadi anak Ibu dan Papa. Maafkan aku Pa Bu.”
Aku kembali berteriak saat mengingat kejadian hina itu terjadi kepadaku. Apalagi kedua orang tuaku selalu membanggakan aku di depan kerabat dan temannya. Tetapi, aku malah menyia-nyiakan kepercayaan dan kebanggaan mereka.
“Ini semua karena Ika. Gue gak tau ini dendam atau apa. Walau aku menikmatinya, tapi aku tetap tidak terima. Semua ini karena lo Ka. Liat aja.”
...----------------...
Pagi-pagi, bangun tidur Lona langsung mual. Dia berlari ke kamar mandi.
Hueeek... Hueeek..
"Kok perasaan mulut gue eneg banget. Masuk angin gitu." Pikir Lona
Teringat Lona semalaman tak berhenti menangis. Menangisi kelakuannya yang bodoh akan terjerat oleh Ika cs selama hampir 4 bulan Lona melakukan dan menikmati kehidupan s°ks bebas dengan mereka.
Tiba tiba Lona mengingat sesuatu
"4 bulan... Jangan jangan.. Akh kok gue punya pikiran yang engak enggak akh.. !!" Dalam pikiran Lona,
"Tapi gue !!!... Kok gue jadi kepikiran gini sih. Agrrr gue jadi deg-degan gini, pikir-pikir gue gak datang bulan dah 2 bulan, duh..!! gue musti beli testpack nih agar gue yakin...!!"
Dalam keadaan panik dan galau tanpa cuci muka Lona bergegas ke toko swalayan terdekat membeli testpack.
Sepulangnya dari swalayan tanpa basa basi Lona langsung ke kamar mandi..
Lalu
Praaanggg... "Gak mungkin... Hiks.. Gak mungkin ini pasti salah.."
Terlihat gelas yang berisikan air seni pecah berserakan dilantai kamar mandi, Lona terduduk disudut kamar mandi menatap kosong ke tangan kanannya yang sedang memegang testpack yang tertera setrip dua yang menandakan dia sedang dalam keadaan hamil.
"Ini gak mungkin ini pasti salah, gue mesti cepat periksa ke dokter.."
Lalu Lona bergegas mandi dan berdandan kemudian dia pergi ke klinik bersalin terdekat untuk memastikan keadaan dirinya.
Sesaat kemudian...
"Selamat bu Lona.. Ibu telah hamil mau 2 bulan. Janinnya sehat, hati-hati aja jangan terlalu capek" Ujar dokter kandungan.
"Eh... Hamil dok ?" Jawab Lona. badannya terasa lemas mendengar hasil pemeriksaan dari dokter kandungan.
"Lho kok ibu ga merasa senang. Trus suami ibu mana?" Tanya dokter
"Enggak dok.. Saya seneng dengernya, iya bu ini yang saya sedih suami saya lagi keluar kota, jadi gak bisa tau kabar berita ini, oo ia dok kalo bisa saya minta obat mualnya !!" bohong Lona
"Oo.. Ya udah nanti aja bulan depan ajak suaminya yah untuk kontrol kehamilannya. Ini bu saya kasih vitamin supaya ibu fit, jangan khawatirkan mualnya nanti juga hilang" jawab dokter
"Makasih dok"
Setelah meninggalkan klinik bersalin, Lona berjalan dengan gontai, dalam pikirannya dia gak tau musti berbuat apa. Hanya bisa meneteskan air mata. Yah dia memikirkan perutnya yang telah hamil 2 bulan menandakan dalam perut Lona telah terbentuk makhluk hidup dalam rahimnya.
"Gue mesti hadapi ini semua gue musti minta pertanggung jawaban Yongki" gumam Lona lalu ia bergegas ke kampus
Sesampai dikampus Lona lalu mencari seseorang. Akhirnya Lona menemukan yang dicarinya di kantin.Di hampiri seseorang tersebut.
"Yongki...."
"Eh say..kemana aja loe kenapa kemarin ga mau kerumah Ika... Loe sih dikasih enak ga datang Padahal ass.."
Belum beres bicara Lona langsung memotong " gue pengen ngomong sama loe."
"Yah ngomong aja pastinya loe kangen yah sama ini.. Tinggal ngomong aja!!"
Sambil menunjukan selangkangan dia..
"Cukup Yongki, ini serius.. !!"
"Apaan sih ..??"
"Gue hamil.. Gue minta loe tanggung jawab, loe mesti nikahin gue"
"Haaa.. Loe hamil.. ??" Yongki tercengang kemudian dia tertawa..
"Loe hamil trus loe minta pertanggung jawaban gue gitu, Enak aja denger yah perek.. Yang ewe loe bukan gue aja. Ada Rizal ada Adit. Trus gue yang musti tanggung jawab.. Enak aja"
"Ki cuma loe yg hampir tiap saat nidurin gue. Dan gue yakin nih anak loe.. Hiks..." Lona mulai terisak..
"Hei perek.. Loe jangan seenaknya nuduh.. Trus seenaknya minta tanggungjawab gue.. Loe kan juga nikmati sendiri, yak loe tangung sendiri akibatnya dong enak aja.. Lagian pasti cowok loe juga ikut nanam benih juga. Hahaha"
Plaaaak.. Lona menampar Yongki..
"Heey... perek denger gue, gue ga peduli loe mo hamil, gue dah males berhubungan sama loe, Kalo loe minta pertanggungjawaban minta tuh ke cowok loe.. Dan sekarang jangan pernah cari dan ganggu gue lagi. Kalo engga loe rasakan akibatnya..!!"
Yongki dengan suara keras sambil mengelus pipinya yang kena tamparan Lona Kemudian meninggalkan Lona.
Lona hanya bisa menangis mendengar perkataan Yongki, tubuhnya lemas tak bertulang dia hanya diam ga bisa mengejar bobby yang mulai menjauh meninggalkan dirinya, Lona hanya bisa Bersandar ditembok kemudian terduduk dilantai sambil menangis, Lona hanya bisa menyesali kebodohannya yang terhanyut akan kepuasan nafsu dan menyia-nyiakan lelaki yang dulu tulus mencintai dia dan akhirnya sekarang meninggalkan dia
"Bu maafin Lona.. Lona ga tau musti gimana.. Ayah.. Huuuhuu..!!"
Sesudah meratapi nasibnya, Lona lalu bangkit dengan langkah yang gontai meninggalkan area kampus menuju kost-an
Tanpa disadari Lona 3 pasang telinga mendengar semua disudut tembok yang tidak sengaja ikut mendengar.