NovelToon NovelToon
A Man Who Love Me

A Man Who Love Me

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Healing
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: yanahn

Celia Carlisha Rory, seorang model sukses yang lelah dengan gemerlap dunia mode, memutuskan untuk mencari ketenangan di Bali. Di sana, ia bertemu dengan Adhitama Elvan Syahreza, seorang DJ dengan sikap dingin dan misterius yang baru saja pindah ke Bali. Pertemuan mereka di bandara menjadi awal dari serangkaian kebetulan yang terus mempertemukan mereka.

Celia yang ceria dan penuh rasa ingin tahu, berusaha mendekati Elvan yang cenderung pendiam dan tertutup. Di sisi lain, Elvan, yang tampaknya tidak terpengaruh oleh pesona Celia, justru merasa tertarik pada kesederhanaan dan kehangatan gadis itu.

Dengan latar keindahan alam Bali, cerita ini menggambarkan perjalanan dua hati yang berbeda menemukan titik temu di tengah ketenangan pulau dewata. Di balik perbedaan mereka, tumbuh benih-benih perasaan yang perlahan mengubah hidup keduanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yanahn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Masa Depan

Setelah malam semakin larut, Celia merapatkan selimut yang membalut tubuhnya. Angin laut terasa semakin dingin, namun kehangatan di antara mereka tetap terasa. Celia menatap bintang-bintang yang mulai memenuhi langit, seolah berlomba-lomba memamerkan sinarnya.

“Elvan,” panggil Celia lembut.

“Hm?” Elvan menoleh, menatap Celia dengan senyum kecil di wajahnya.

“Kamu pernah mikir nggak, tentang masa depan kita? Maksudku… apa yang bakal terjadi sama kita nanti?” tanya Celia ragu-ragu.

Elvan mengernyitkan dahinya, lalu meraih tangan Celia. “Maksud kamu apa, sayang?”

Celia menunduk sebentar, lalu mengangkat pandangannya ke arah Elvan. “Aku tahu kita punya dunia masing-masing. Kamu dengan musikmu, aku dengan karierku sebagai model. Kadang aku takut, apa kita bisa terus seperti ini?”

Elvan terdiam, menyadari kekhawatiran yang selama ini mungkin juga ada di pikirannya, namun tak pernah ia ungkapkan. “Cel, aku nggak akan bohong. Dunia kita memang nggak gampang. Jadwal kita sering bentrok, tekanan dari luar juga nggak sedikit. Tapi yang aku tahu pasti, aku nggak mau kehilangan kamu. Apa pun yang terjadi, aku akan berusaha untuk tetap disamping kamu.”

Celia tersenyum tipis, matanya mulai berkaca-kaca. “Aku juga nggak mau kehilangan kamu, Van. Tapi aku takut… kalau nanti aku nggak cukup kuat.”

Elvan mendekat, menggenggam kedua tangan Celia erat. “Sayang, dengerin aku. Kita nggak perlu mikirin terlalu jauh sekarang. Yang penting, kita jalanin aja apa yang ada di depan kita. Kalau ada masalah, kita hadapi bareng. Kamu paham kan?”

Celia mengangguk pelan, “Kamu bener. Aku aja yang terlalu banyak pikiran."

Elvan tertawa kecil, lalu mengusap pipi Celia dengan lembut. “Itu salah satu hal yang aku suka dari kamu. Kamu selalu mikirin segala kemungkinan, bahkan yang belum terjadi.”

Celia tersenyum, lalu memeluk Elvan erat. Elvan membalas pelukan itu dengan lembut.

Setelah beberapa saat, akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke mobil.

Di perjalanan pulang, Elvan menggenggam tangan Celia yang ada di pangkuannya, memberi keyakinan bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan baik-baik saja.

Setengah jam kemudian, mereka akhirnya tiba di vila. Celia keluar lebih dulu, merentangkan kedua tangannya, menikmati hembusan angin malam yang lebih hangat dibandingkan di tebing. Elvan membawa keranjang piknik mereka, lalu berjalan menyusul Celia yang sudah bersandar di dinding teras vila.

“Kamu capek?” tanya Elvan sambil menaruh keranjang piknik di meja kecil di dekat pintu.

Celia menggeleng sambil tersenyum. “Nggak, kok. Aku malah masih pengen ngobrol sama kamu.”

“Ngobrol soal apa? Jangan bilang kamu mau bahas kerjaan?” Elvan mengerucutkan bibirnya, membuat Celia tertawa kecil.

“Bukan. Aku lagi nggak mau ngomongin soal kerjaan malam ini,” jawab Celia sambil duduk di kursi teras. “Tapi… aku mau nanya sesuatu sama kamu, sesuatu yang lebih penting.”

Elvan ikut duduk di kursi yang ada di sebelah Celia, memiringkan kepalanya sambil menatap Celia dengan penuh rasa ingin tahu. “Apa itu?”

Celia menghela napasnya, mencoba menyusun kata-kata. “Van, aku tahu hubungan kita baru sebentar. Tapi aku… aku ngerasa kalau kita udah cukup lama saling mengenal. Jadi, aku cuma pengen tahu, kamu pernah mikir soal masa depan kita nggak?"

"Masa depan yang seperti apa sayang? Bukankah tadi kita sudah membahasnya?" tanya Elvan. Dia masih belum paham tentang apa yang Celia bicarakan.

"Bukan itu, tadi kan kita bahas karir dan pekerjaan kita. Tapi ini tentang... Pernikahan," jelas Celia sambil menundukkan kepalanya.

Elvan terdiam sejenak, lalu tersenyum. “Aku udah mikir soal itu, malah udah sering banget mikirin.”

Celia mengangkat kepalanya, terkejut mendengar jawaban Elvan “Serius? Kamu nggak bohong kan? Lagian kamu juga nggak pernah ngomong apa-apa.”

Elvan menggeser kursinya lebih dekat dengan Celia, ia meraih tangan Celia. “Karena aku masih nunggu waktu yang tepat. Aku nggak mau bikin kamu ngerasa tertekan atau kepikiran. Tapi kalau kamu tanya, aku udah siap nikah atau belum, jawabannya ya, aku udah siap. Siap lahir batin, aku juga udah bayangin gimana kalau nanti kita menikah," jawab Elvan sambil tersenyum tipis.

Celia tertawa kecil, sedikit lega mendengar jawaban Elvan. “Kamu udah bayangin gimana?”

Elvan tersenyum lebar, matanya berbinar-binar. “Aku bayangin kita menikah di tempat yang indah, tapi sederhana. Mungkin di Bali juga, dengan teman-teman dekat dan keluarga. Aku mau semuanya santai, tapi berkesan. Dan aku cuma pengen lihat kamu bahagia.”

Celia terdiam sejenak, lalu menatap Elvan dengan mata yang berkaca-kaca. “Van, aku… aku juga udah bayangin itu. Aku sering mikir gimana rasanya jalan di altar dan lihat kamu nunggu di ujung sana.”

Elvan tersenyum, lalu mengusap punggung tangan Celia. “Kalau gitu, kenapa kita nggak mulai ngerencanain? Nggak harus sekarang, tapi kita bisa ngomongin detailnya pelan-pelan.”

Celia mengangguk, “Iya, aku setuju. Tapi aku pengen pastiin satu hal, Van."

“Apa itu?” tanya Elvan.

“Kamu yakin nggak bakal bosan sama aku?”

Elvan tertawa kecil, lalu mencubit hidung Celia dengan gemas. “Kalau aku bosan sama kamu, itu artinya aku udah gila. Kamu itu penyemangat hidup aku, sayang."

Celia tertawa mendengar ucapan Elvan.

1
Author GG
Bintang buat kakaknya, biar semangat 🌹🙇‍♂️
Author GG: masama, /Sneer/
yanah~: terimakasih banyak kak 🤗💪
total 2 replies
codefive_
Laaanjuuut🙌🏻
codefive_
Who’s thaaaaat🫣
codefive_
HAHAHA DIEM GA CALEB🤏🏻
codefive_
AAAAAK PERGULATAN👌🏻👌🏻
codefive_
Emeshhh🤏🏻
yanah~: cubit akak 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Moowninggg ayang🥰
chipsz🌙
waduh suasana macam apa ini 😭😭😭🌊🌊🌊🌊🌊
chipsz🌙
suka kehebohan ya keluarga Mo ini 😌😌😌😌😌
chipsz🌙
aku suka pantai, baca bagian ini jd tenang banget 🏖️🌊🥰
yanah~: Ayuklah kak, kapan2 mantai bareng 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Chapter kali ini bener2 hotttt🫣🔥
codefive_
Move on ya tristaaan
yanah~: Siap kak 🤗
total 1 replies
codefive_
Sabar yaaa 🙃
yanah~: iya kak 😊
total 1 replies
codefive_
WOYYY HELP, GABISA…. INI TERLALU BAGUS DAN HOTTTT HAHAHA AAAAAAK🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻🫶🏻
yanah~: Hot jeletot setelah swadikakap 🤭🤣
total 1 replies
codefive_
Here we goooo🫣🥰🥰🥰🥰
codefive_
KYAAAA aku nyengir2 bacanyaaaa!!!!
codefive_
Poor you🥲
yanah~: Gpp kak, nanti dapat penggantinya kok 🤭
total 1 replies
codefive_
Aku turut bahagia lho atas pernikahan kaliannn 🫶🏻🫶🏻✨✨✨
yanah~: Terimakasih kak, ditunggu amplop kondangannya 🤭😊
total 1 replies
codefive_
AKKKKKK HOW ROMANTIC 🫶🏻😭
codefive_
Cintanya daddyyyy🥹🥹🫶🏻🫶🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!