NovelToon NovelToon
Ikatan Tuan Muda

Ikatan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:779
Nilai: 5
Nama Author: Nida

Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wan, Wakilku Kedua

Ciiitt...ciiittt...

Terdengar suara burung ditelingaku, aku membuka kedua mataku dan ternyata Han dan Fiyoni sedang tertidur sedangkan aku tetap tertidur dipelukan Fiyoni. Saat aku akan beranjak dari pelukan Fiyoni, Fiyoni menarikku dan memelukku erat.

"Eehh k-kamu sudah bangun?" Ucapku terbata-bata.

"Aku tidak tidur, hanya memejamkan mataku saja." Aku menatap wajah tampan yang berada di depanku, wajah yang benar-benar putih tanpa adanya jerawat di wajahnya.

"Kamu sangat tampan suamiku..." gumamku mengusap pipi Fiyoni pelan, kedua mata Fiyoni terbuka dan benar-benar seperti aku melihat malaikat yang sangat sempurna.

"Benarkah?" Tanya Fiyoni pelan tapi tanpa aku mengatakan apapun aku langsung menciumnya dan Fiyoni membalas ciumanku.

"Hoooaammm..." desah Han menguap.

"Astaga kalian berdua ini!!" Protes Han kesal tapi kami tetap berciuman.

Tookk...ttookkk...

Tiba-tiba pintu kamar terketuk kencang dan masuk seorang pria berjubah hitam dengan wajah tampannya.

"Tuan muda, sudah waktunya untuk... eehh m-maaf tuan muda."

"Sudah waktunya untuk apa?" Tanya Fiyoni dingin.

"Pertemuan."

"Nanti saja."

"Baik tuan muda.." gumam pria itu pelan dan terduduk disebelah Han.

"Apa kau dari tadi?" Tanya pria itu pelan.

"Dari semalam."

"Ohh... pantas saja kau awet muda Han, ternyata ketuamu masih kecil."

"Yaah walaupun dia masih kecil tapi... dia sama gilanya dengan Valentino."

"Oh benarkah? Bagus dong."

"Haish kau malah mendukung."

"Tentu saja apapun yang menjadi pilihan tuan muda adalah pilihan yang terbaik."

"Haish kau juga sama saja."

"Tidak kok, aku hanya menyesuaikan saja."

"Yaahh itu memang keahlianmu. Oh ya dimana wakil mafia kedua?"

"Dia tewas!" Ucap Fiyoni dingin.

"Tewas?" Tanya Han bingung.

"Ya, dia tewas karena menyelamatkanku."

"Menyelamatkanmu kenapa?" Tanyaku pelan.

"Tuan muda hampir meminum wine yang diberi racun khusus, karena wakil mafia dua menyadarinya dan langsung meminum wine itu sehingga dia tewas, padahal hanya dia yang ahli racun di organisasi kami."

"Ohh begitu ya..." desahku pelan dan tersenyum kearah Fiyoni.

"Aku ahli racun, aku akan menjagamu..."

"Tidak, kau tidak boleh melakukan hal yang sama!"

"Tenang saja, aku tidak sebodoh itu..." gumamku memeluk Fiyoni.

"Apa aku bisa mempercayaimu?" Ucap Fiyoni pelan.

"Dia sering kali meminum racun dari musuh tapi dia tidak pernah terbunuh. Dia ahli racun dan ahli dalam penawarnya."

"Ahli dalam penawarnya?" Tanya Fiyoni bingung.

"Ya, setiap dia terkena racun. Dia ataupun aku tahu apa obat penawarnya."

"Kau juga ahli racun?" Tanya pria disebelahnya terkejut.

"Dia yang mengajariku."

"Waahh hebat, nona muda ajari aku juga!" Ucap pria itu serius, Fiyoni menatap pria itu dingin yang membuat pria itu terdiam.

"Tenang saja, nanti aku juga mengajarimu dan suamiku... jangan terlalu kaku dengan wakil mafia..." gumamku pelan yang membuat Fiyoni menghela nafasnya pelan dan tersenyum manis kearahku.

"Baiklah istriku, aku minta maaf ya..."gumam Fiyoni pelan dan aku memeluknya erat.

"Benar-benar berbeda kan Putra?" Ucap Han pelan.

"Yaah benar, mungkin jika dia seperti itu dengan banyak wanita pasti banyak wanita yang menyukainya."

"Tidak boleh! Dia milikku!" Ucapku dingin, Fiyoni memelukku erat dan mengusap rambutku lembut.

"Tenang saja istriku, aku akan seperti ini jika denganmu saja, tidak dengan yang lain."

"Hmmm ya aku percaya kok suamiku."

Kriiinnggg...

Terdengar ponselku berbunyi kencang, aku mengangkat telepon video itu dan muncul wajah tetua yang khawatir.

"Valentina, aku dengar kamu kemarin bertemu dengan banyak petinggi, apa kamu terluka?" Tanya tetua khawatir.

"Tidak ada tetua, saya baik-baik saja."

"Lalu sekarang kamu dimana?"

"Dia denganku!" Ucap Fiyoni dingin.

"K-kau... kau mau apakan cucuku?" Ucap tetua dingin.

"Tetua tenang saja, aku baik-baik saja dan dia menyelamatkanku."

"Benarkah?"

"Benar tetua, malah dia sekarang... suamiku..." gumamku menunjukkan cincin di jariku.

"Apa ikatan kalian sempurna?"

"Ya, aku yang menyempurnakannya."

"Hmmm kalau itu keputusanmu aku harap kau bisa menemaninya dan menjaganya. Dia diincar musuh karena hanya dia keluarga Valen satu-satunya yang masih hidup, aku tidak yakin dia bisa membalaskan dendamnya jadi aku berharap padamu..." ucap tetua pelan.

"Tenang saja, nyawanya adalah nyawaku jadi aku tidak akan membiarkan siapapun melukainya!" Ucap Fiyoni dingin.

"Baguslah, aku sedikit tenang sekarang. Dia adalah petinggi organisasi pusat sekarang, apapun keputusannya adalah keputusanku!" Ucap tetua dingin dan mematikan telepon itu.

"Sudah? Hanya itu? Kebiasaan!" Gerutuku kesal dan kembali memeluk Fiyoni.

"Dia nampak suka memeluk tuan muda ya Han?" Tanya pria di depanku pelan.

"Dia dulu anak manja, cuma saat keluarga besarnya terbunuh membuatnya sebatang kara."

"Apa dia tidak memiliki saudara?"

"Ada, kakaknya empat bersaudara dan dia anak terakhir. tapi sampai sekarang tidak ada yang tahu bagaimana saudara kandungnya."

"Aku tahu saudara kandungnya!" Ucap Fiyoni dingin yang membuatku terkejut.

"Benarkah? Tunjukan padaku!" Ucapku senang.

"Nanti dipertemuan, kamu akan bertemu dengan mereka, hanya saja mereka sangat kejam dan membencimu."

"Kenapa? Kenapa mereka membenciku?" Tanyaku terkejut.

"Kamu akan tahu nanti, intinya kalau mereka sampai berani melukaimu maka... aku akan membunuh mereka!" Ucap Fiyoni dingin yang membuatku sedikit takut, saat tahu aku takut melihatnya seperti itu membuat Fiyoni merubah wajah dinginnya dan memelukku erat.

"Tenang saja, aku akan menjagamu istriku kalau kamu ingin balas dendam maka aku akan membantumu balas dendam."

"T-terimakasih..." ucapku pelan.

"Oh ya, Waaannn!!!" Teriak Fiyoni kencang dan datang seorang pria yang mirip dengan Han datang ke dalam kamar.

"Ada apa tuan muda?"

"Wan, kini aku akan memberikanmu perintah."

"Perintah apapun akan saya lakukan tuan muda."

"Bagus, kini kau dan Han harus menjaga istriku. Apa kamu mengerti?" Ucap Fiyoni dingin.

"Saya siap untuk... tunggu dulu... Han?" Ucap Wan mengarahkan senjatanya kearah Han yang membuatku terkejut.

"Ya, dia wakil mafia istriku jadi kamu akan membantunya menjaga istriku."

"T-tapi kan tuan muda tahu kalau..."

"Dia kakak kandungmu jadi kamu harus berusaha akur dengannya."

"Dia? Adik kandung kak Han?" Tanyaku terkejut.

"Haish, aku sendiri bisa menjaganya. Kenapa kau suruh pria tidak berguna ini ikut kami!" Protes Han kesal.

"Apa katamu!" Ucap Wan kesal dan mereka berdua bertengkar hebat.

"Suamiku, apa kamu yakin?"

"Ya, kamu harus bisa membuat mereka akur. Kematian ayahnya membuat mereka saling membenci."

"Tapi kan? Hmmm baiklah, terimakasih ya suamiku..." gumamku mencium pipi Fiyoni lembut dan berjalan kearah kakak adik yang bertengkar itu.

"Jika kalian berani membuat istriku terluka walaupun luka kecil maka... kepala kalian yang menjadi balasannya!" Ucap Fiyoni dingin.

Saat pedang Han dan Wan tepat berada di tengahku yang membuat mereka berdua terkejut, mereka berdua langsung membuang pedang mereka dan merekapun saling bertabrakan menghindariku.

"Aduuuhhh... minggir kau!!" Gerutu Wan kesal.

"Kau yang minggir!!" Gerutu Han kesal.

"Dengar ya kalian berdua, karena kak Han adalah wakil mafiaku dan suamiku memberikanku wakil mafia baru maka... aku tidak ingin kalian bertengkar seperti anak kecil atau aku akan... memotong-motong kalian!" Ucapku dingin yang membuat mereka berdua terdiam.

"Ternyata dia lebih menakutkan ya Han..." Ucap Putra pelan.

"Yaaah begitulah, aku sudah biasa..." gumam Han beranjak berdiri.

"Hari sudah sore, lebih baik kita pergi ke pertemuan..." gumam Han pelan.

"Baiklah, kalian berdua tetap waspada dan... jangan sampai lengah!" Ucapku dingin dan Han langsung menarik Wan pergi keluar kamar.

"Eeeeh kemana mereka?" Ucap pria di depanku terkejut.

"Yaaah mungkin mempersiapkan kendaraan..." gumamku pelan dan kembali memeluk Fiyoni.

"Suamiku kamu tidak berangkat?" Tanyaku pelan.

"Kamu mau berangkat?"

"Ya, aku tidak enak kalau sampai terlambat lama."

"Baiklah, aku juga akan pergi kok."

"Ya sudah hati-hati dijalan istriku..." gumam Fiyoni pelan dan menciumku lembut.

"Baiklah suamiku..." gumamku pelan dan berjalan keluar dari kamar. Aku menuruni sebuah tangga dan keluar dari sebuah penginapan mewah di tengah kota.

"Silahkan masuk nona muda..." ucap Wan membukakan pintu dan aku langsung masuk ke dalam mobil. Han menginjak pedal gas dan berbincang-bincang dengan Wan sedangkan aku hanya terdiam menatap keluar jendela.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!