NovelToon NovelToon
Pesona Pasukan Orange Cantik

Pesona Pasukan Orange Cantik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Poligami / Duda / Cinta Terlarang / Pelakor / Romansa
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Aksara_dee

Mitha, Gadis Kaya yang mendadak miskin karena sang ayah direbut Pelakor. Hidupnya berubah 180⁰ sehingga pekerjaan apapun dia geluti demi menafkahi sang mama yang sakit-sakitan. Dia bergabung menjadi Pasukan Orange DKI Jakarta

Selama menjalani profesinya menjadi pasukan orange banyak ujian dan cobaan. Dan Mitha menemukan cinta sejati di lingkungan kerjanya, seorang lelaki yang berkedudukan tinggi tapi sudah beristri.

Apakah dia juga akan menjadi Pelakor seperti perempuan yang merebut ayahnya dari mamanya?? Yuk..di subscribe dan ikuti ceritanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa dipermainkan

Ting! tong!

Mitha membuka pintu rumahnya, di depan gerbang sudah ada seorang kurir dengan membawa Hand bouquet "Cari siapa mas?" tanya Mitha

"Mba Mitha nya ada? Saya mau kirim bunga untuk mba Mitha" Mitha mengernyit, dia baca nama si pengirim. Mitha tersenyum.

"Terima kasih ya mas"

Belum juga Mitha menutup pintu, ada seorang kurir lagi hendak memencet bel pintu rumahnya, "Cari siapa mas?" Tanya Mitha

"Mba Mitha nya ada? Kiriman dari Tara, mohon di terima" Sang kurir menyerahkan sebuah kotak besar dengan warna merah jambu.

"Terima kasih ya mas" Mitha tersenyum lebar

Mitha melihat sampul kartu ucapan dengan nama "From Abang Tara" "Iisshh apa-apaan sih dia, sok romantis banget. Dasar suami orang!! Kalau pedekate ga tanggung-tanggung. Emangnya si Bara, kemana-mana aku kudu patungan bayar makan atau bensin" Mitha tersenyum lebar.

Dibukanya isi dari kartu ucapannya "Happy Graduation day!! Dengan ketekunan dan kecerdasanmu, kamu sampai dititik awal kesuksesan. Semoga kesuksesan lain menyertaimu, My pinky" Tara

Mitha membuka kotak besar dengan ikat pita berwarna pink, dia membuka kartu ucapannya

"Aku tidak tahu ukuran bajumu, tapi aku pernah menghitung punggungmu dengan jengkal tanganku, semoga pas gaunnya dan kamu suka warnanya"

Mitha langsung mengetik sebuah pesan aplikasi pesan berwarna hijau, mencari kontak 'Lurah Galak!' dengan jemari lincah menari diatas keyboard ponsel, Mitha mengirim pesan pada atasan yang sering bikin perasaannya nano nano

"Terima kasih Hand bouquetnya, Pak. Kok bapak tahu saya suka bunga casablanca merah dan tulip? Terima kasih juga kiriman bajunya. Oiya Faiza juga saya belikan baju yang sama warnanya, biar couple bunda Mitha dan Faiza hehehe" Send! Mitha tersenyum manis

Pesan dikirim Mitha setelah mendapatkan kiriman dari Megan, tapi hingga dua hari wisudanya selesai, pesan dari Mitha belum juga di balas Megan. Mitha jadi Overthinking ada apa dengan Megan, apa jangan-jangan sekarang dia sedang bahagia dan berbulan madu dengan istrinya, secara Bali ikonik dengan pasangan yang berbulan madu dan memadu kasih karena pulau Dewata tersebut dipenuhi berbagai macam hiburan dan wisata yang memanjakan mata.

"Atau di sana bang Tara sakit, jadi belum sempat membalas pesan" batinnya bergumam. Malam ini Mitha gelisah, dia gak ada keberanian untuk menelpon Megan.

Begitu juga Megan, sejak tadi memainkan ponsel di tangan tanpa ada satu pesan pun yang dia ketik. Hatinya gundah gulana, kini dia tidak bisa menawarkan keromantisan lagi untuk Mitha. Kedua orangtua dan mertuanya sudah mengultimatum agar Megan tidak menceraikan istrinya dalam keadaan Irish seperti ini.

Saat Megan hendak mematikan ponsel, sebuah pesan dari Mitha masuk.

"Pak, susu dan diapers Faiza habis"

Hanya itu yang bisa Mitha ketik. Gadis itu bingung bagaimana caranya berbasa basi. Tanpa pesan apa pun Megan langsung mengirimkan sejumlah uang ke nomer rekening Mitha.

"CK! To the point sekali!" Mitha membelakak mata saat melihat nominal yang Megan kirim, dan tanpa pesan apapun.

"Ya Tuhan Mitha!! Udah jelas dia punya istri apalagi yang bisa kamu harapkan, Mitha! Dia hanya menganggapmu bawahan, pesuruhnya!!" Mitha merutuki dirinya sendiri. Mitha menekuk tangannya diatas meja makan, dia benamkan wajahnya di sana. Sambil mengingat-ingat bagaimana sikap Megan yang selalu ambigu dan semua omongannya hanya sebuah bualan saja, biar Mitha dengan rela mengurus anaknya.

Mitha harus mengambil sikap, mulai sekarang dia harus tegas pada lelaki itu, lebih baik menjauh daripada selalu dipermainkan perasaannya.

****

Dua Minggu Megan, Bara dan Irish di Bali mengurus masalah hukum Irish atas tuduhan pengedar barang terlarang. Dengan bantuan kuasa hukum dari keluarga Irish, istrinya dinyatakan tidak bersalah, akan tetapi tidak diijinkan melakukan perjalanan keluar negeri dan wajib lapor hingga batas waktu yang ditentukan.

Senin pagi Megan kembali beraktivitas di kelurahan. Dia mencari Mitha, gadis itu selalu menghindar. Faiza dan baby Sitternya sudah ada di kelurahan saat Megan datang. Mitha juga mengembalikan uang transferan terakhir dari Megan, gadis itu hanya mengambil untuk belanja kebutuhan selama satu Minggu. Struk belanja dan bukti transfer sudah dia kirim melalui aplikasi hijau lalu kemudian Mitha memblokir nomer Megan.

Di kantor Mitha selalu menghindar, di zona pun Mitha sulit ditemui. Bahkan laporan Bu Laily, Mitha sudah mengajukan surat resign tinggal menunggu tanda tangan pak lurah.

"Kalau dia mau resign, suruh dia menghadap saya dulu, Bu" Perintah Megan pada Laily

Bu Laily menyampaikan pesan Megan pada Mitha, akhirnya Mitha mengalah. Dia menemui Megan selesai kegiatannya di lapangan.

"Permisi pak" sapa Mitha saat memasuki ruangan Megan. Pria itu mengangkat matanya yang sejak tadi fokus pada tumpukan dokumen yang harus dia tanda tangani. Megan membetulkan kacamatanya, "Duduk" fokus lelaki itu kembali pada dokumen yang ada dihadapannya.

Mitha dibuat serba salah karena harus menunggu lelaki itu membuka suara, duduknya sudah gelisah. Akhirnya Mitha bersuara, "Kalau bapak sibuk, saya akan kembali nanti" Mitha sudah berdiri dan hendak membalikan badan

"Duduk!" kini Megan menatap wajahnya, meletakan pulpen di meja dan menyingkirkan dokumen ke arah samping. "Kenapa mau resign?" tanyanya datar

"Saya dapat pekerjaan di tempat lain pak" Mitha tak mau menatap Megan, hatinya teramat sakit saat harus kembali melihat Megan yang ternyata pria itu baik-baik saja setelah cuti dua Minggu.

"Mitha tatap saya kalau sedang berbicara" Megan merindukan tatapan teduh gadis itu dan sekilas senyum yang selalu menerbitkan dimple di pipi sebelah kanannya.

Mitha tetap tidak ingin menatap mata Megan, dia hanya menatap meja di depannya.

"Saya tidak akan menandatangani surat resign kamu" Jawaban arogan Megan sudah Mitha prediksi

"Tidak masalah bapak tidak tanda tangani, saya tetap akan resign. Jika ada tuntutan setelah ini saya siap" Megan terdiam berpikir bagaimana cara membujuk Mitha agar tetap di dekatnya.

"Personil kita sedang kurang, Mitha. Kamu tau kan mba Mun sudah ditarik ke kecamatan, ada 4 orang sudah diputus kontrak karena terlibat kekerasan, personil perempuan untuk di tugaskan di kantor sudah tidak ada. Saya minta kamu yang gantikan mba Mun tugas di kantor" Mitha menggeleng, "Saya akan tetap resign, Pak"

"Apa karena saya kamu minta resign" Megan menebak, Mitha terlihat gelagapan "Memang bapak kenapa sampai saya ngajuin resign karena bapak" jawabnya ketus

Megan menghela napas perlahan, "Mitha, saya sudah daftarkan kamu PPPK, tinggal menunggu waktunya test dan menyiapkan berkas-berkas. Kamu ga sayang kehilangan kesempatan itu?" Mitha terlihat merenung, sebenarnya dia tertarik bekerja di bagian pelayanan masyarakat.

"Jangan resign dulu ya, tiga bulan lagi pendaftaran PPPK dibuka, barangkali kamu bisa lolos test PPPK, saya sebagai lurah ikut bangga" Mitha yang mudah dibujuk akhirnya luluh dengan bujukan Megan. "Saya akan coba pak" Mitha sudah siap berdiri "Tunggu, Mit" Megan menahannya lagi. "Duduk dulu saya mau bicara" Mitha akhirnya kembali duduk

"Saya minta maaf tidak membalas pesan kamu saat di Bali, Istri saya sakit" Mitha sudah jengah dengan obrolan pribadi Megan, " Bukan masalah yang besar pak, jangan diambil pusing. Permisi pak perut saya mules" Mitha langsung berdiri tanpa menghiraukan Megan yang ingin menghalanginya.

Saat Mitha keluar ruangan Megan, dia bertemu dengan Faiza dalam gendongan Laksmi. "Mit, Faiza manggil nih" terdengar suara celoteh bayik yang sedang senang memainkan ludah dibibir mungilnya "nda..ndaaa..ndaa.." Suara Faiza menyita perhatian semua staff di sana. Mitha tanpa sadar menjawab "Iya sayang, bunda di sini" tiba-tiba riuh di ruangan karena jawaban spontan Mitha

"Halu Lo Mit" Dengan wajah sinis dan bibir agak monyong Elia mengatainya

"Emang situ merasa ngelahirin Faiza?" Bu Denia menimpali

"Mitha, sini masuk ruangan ibu" Bu Ira memanggil Mitha agar menghindari obrolan gak penting dari para staff lain. Bu Ira memberi tugas merekap data keuangan di laptopnya. Mitha kerja di ruangan Bu Ira hingga jam 5 sore. Setelah para staff keluar kantor Mitha segera merapihkan pekerjaannya. Saat dia membalikkan badan mau ke arah pintu, Megan sudah berdiri di tengah pintu. "Saya mau ajak kamu dan Lasmi makan diluar " Dengan wajah berwibawanya Megan menatap lekat Mitha

"Terima kasih banyak ajakannya pak, tapi saya ada tamu. Teman-temannya mas Rey mau main ke rumah" Mitha langsung menggeser tubuh Megan dari tengah pintu karena menghalangi jalannya. Dengan jalan cepat Mitha menuruni anak tangga. Megan tak lagi bisa mengejarnya.

"Pak jadi pulang sekarang?" tanya Lasmi. Megan mengangguk

Megan dan Lasmi sudah sampai di parkiran, "Pak, saya mau mampir ke rumah Mitha dulu ya. Koper saya dan Baju Faiza masih di sana" tentu saja Megan setuju. Dengan senyum tipis Megan mengangguk ke arah Lasmi

Sampai di depan rumah Mitha ada banyak kendaraan di sana. Megan yang tadinya mau ikut Lasmi mengambil pakaian Faiza jadi mengurungkan niatnya. Megan menunggu di mobil. Dari dalam mobil Megan bisa melihat Mitha sedang mengobrol dengan Rey dan teman Rey. Saat lasmi masuk Mitha pun menggendong Faiza dan menciumi anaknya hingga anaknya terkekeh. Lama mereka di dalam, hingga Megan ketiduran. Suara ketukan di kaca mobil dan suara mobil didepannya menghidupkan mesin membuat Megan terbangun. Pria itu membukakan pintu untuk Lasmi, Megan melihat Mitha dengan memakai baju long dress hendak pergi dengan Rey dan temannya. "Mau kemana dia?" Mitha tidak sama sekali menolehnya. Wanita itu segera masuk mobil, dan mobil itu berjalan mendahului Megan

"Ya Tuhan, dia cantik sekali hari ini"

1
Elia Rossa
bagus ceritanya ...semangat kaka author 👍💪
Aksara_Dee: Terima kasih ka Elia 🙏🩷
total 1 replies
Raihani Anhy
lanjut
Aksara_Dee: 2 episode sudah terbit..🙏
total 1 replies
Raihani Anhy
Penasaran dengan kelanjutannya
Aksara_Dee: terima kasih like dan komennya 🙏
total 1 replies
aqila wati
lanjut kak
Aksara_Dee: sieepp..
total 1 replies
Aksara_Dee
terima kasih likenya, ditunggu komen dan votenya ya 🩷
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!