NovelToon NovelToon
Pocong Bintang Kos

Pocong Bintang Kos

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Zombie / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:902
Nilai: 5
Nama Author: Deriz-Rezi

"Pocong Bintang Kos"

Budi, penghuni baru di Kos 13B, harus berbagi kamar dengan Pocong Hilarious, hantu kocak yang bercita-cita jadi bintang komedi. Namun, di balik tawa yang mereka ciptakan, ancaman makhluk gaib mulai mengintai. Saat kegelapan menyerang, bisakah tawa menjadi senjata untuk menyelamatkan semua penghuni kost

Kos 13B terlihat biasa saja, tapi siapa sangka, di dalamnya ada Pocong Hilarious—hantu konyol yang suka melucu. Ketika Budi pindah, hidupnya berubah drastis, dari tenang menjadi penuh tawa… dan horor.

Tawa yang diandalkan Pocong dan Budi justru menarik perhatian makhluk gaib yang lebih kuat. Penjaga Lama kos mulai menyerang, mengancam nyawa semua penghuni.

Bisakah tawa mengalahkan kegelapan?

Ikuti kisah kocak dan seram "Pocong Bintang Kos"!

Salam Hormat
(Deriz-Rezi)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deriz-Rezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10: Pilihan yang Memecah Belah

Ruangan itu dipenuhi keheningan. Lentera di tangan Pocong bersinar terang, seolah memantulkan ketegangan yang dirasakan oleh mereka bertiga. Sang Penjaga berdiri dengan senyuman penuh teka-teki, menunggu mereka memberikan jawaban.

“Bagaimana mungkin kita harus memilih?” tanya Budi, bingung. “Kita nggak akan bisa sampai sejauh ini tanpa satu sama lain.”

“Benar,” tambah Djigo dengan nada serius. “Kita selalu bekerja sama. Apa maksudnya hanya satu dari kami yang bisa membawa lentera keluar?”

Penjaga mengangkat satu alis. “Inilah ujian terakhir. Hanya satu yang bisa membawa lentera keluar dari dunia ini. Sisanya akan terjebak di sini selamanya.”

---

Perdebatan yang Memanas

Budi segera melangkah maju. “Aku nggak peduli dengan ujian ini. Kalau cuma satu orang yang bisa keluar, aku nggak mau ikut!”

Djigo menarik napas panjang. “Budi, jangan bodoh. Kalau kita nggak memilih, kita semua akan terjebak di sini. Harus ada yang membawa lentera keluar dan menyelesaikan misi ini.”

Pocong, yang biasanya penuh humor, kali ini tampak serius. “Tunggu dulu. Kita harus memikirkan ini baik-baik. Apa benar lentera ini harus keluar dari sini? Atau ini cuma jebakan lain?”

Sang Penjaga tersenyum tipis. “Kalian bebas memilih. Tapi ingat, pilihan ini menentukan takdir kalian.”

---

Kenangan Bersama

Pocong menggenggam lentera erat-erat dan mengingat kembali perjalanan mereka. Dari saat pertama mereka terjebak di kost seram itu, hingga menghadapi setiap tantangan, mereka selalu bersama.

“Kita semua punya peran penting,” kata Pocong. “Budi, kamu selalu jadi orang yang peduli pada orang lain, meskipun kamu takut. Djigo, kamu yang paling pintar dan selalu punya rencana. Dan aku… yah, aku yang bikin suasana nggak terlalu tegang.”

Budi tersenyum kecil. “Aku nggak akan ada di sini tanpa kalian.”

Djigo menunduk. “Aku juga. Kalau nggak ada kalian, aku pasti sudah gagal sejak awal.”

---

Sebuah Ide Baru

Djigo tiba-tiba mendapatkan ide. “Tunggu. Lentera ini adalah simbol cahaya, kan? Kalau cahayanya untuk menyelamatkan kita, kenapa nggak kita bagi saja?”

“Bagi?” tanya Budi, bingung.

Pocong menatap lentera itu. “Mungkin itu bisa berhasil. Tapi gimana caranya? Lentera ini cuma satu.”

Djigo mendekati Penjaga. “Kamu bilang hanya satu yang bisa membawa lentera keluar. Tapi apa ada aturan yang melarang kami membaginya?”

Penjaga tampak terkejut untuk pertama kalinya. “Tidak ada yang pernah mencoba itu sebelumnya. Namun, membagi cahaya adalah tindakan yang berisiko. Jika salah, lentera ini bisa padam selamanya.”

---

Proses Pembagian Cahaya

Djigo, Pocong, dan Budi berdiri melingkari lentera. Mereka meletakkan tangan di atas cahaya yang perlahan memanas.

“Fokus pada niat kita,” kata Djigo. “Kita ingin membawa cahaya ini keluar bersama, bukan untuk satu orang saja.”

Pocong dan Budi mengangguk. Mereka memejamkan mata, membayangkan lentera itu terbagi menjadi tiga bagian yang setara. Cahaya dari lentera mulai bergetar, kemudian membelah menjadi tiga bola kecil yang mengambang di udara.

Penjaga tampak kagum. “Kalian berhasil… membagi cahaya itu. Kalian adalah yang pertama melakukannya.”

---

Pintu Keluar Terbuka

Setelah lentera terbagi, sebuah pintu besar di belakang Penjaga terbuka, memperlihatkan cahaya terang yang menyilaukan.

“Kalian layak untuk melanjutkan perjalanan kalian,” kata Penjaga sambil melangkah ke samping.

Budi memandang cahaya itu dengan lega. “Akhirnya, kita bisa keluar.”

“Tunggu,” kata Djigo. “Ini mungkin belum selesai. Kita harus tetap waspada.”

Pocong mengangguk. “Apa pun yang ada di depan, kita hadapi bersama. Sekarang kita punya bagian cahaya masing-masing.”

---

Kejutan di Akhir

Saat mereka melangkah ke dalam cahaya, mereka merasa tubuh mereka menjadi ringan. Namun, begitu mereka membuka mata, mereka tidak berada di dunia nyata seperti yang mereka harapkan. Sebaliknya, mereka berdiri di depan kost tua mereka, tetapi semuanya terasa aneh.

“Kita kembali?” tanya Budi.

Djigo mengerutkan dahi. “Tapi ada sesuatu yang berbeda.”

Pocong memegang bola cahayanya yang mulai meredup. “Kost ini… terasa lebih gelap dari sebelumnya.”

Dari dalam kost, terdengar suara tawa kecil yang familiar. “Kalian pikir ini sudah selesai?”

Ketiganya saling pandang dengan cemas.

(Bersambung ke Season 3)

JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAAAA 🩵🩵🩵

1
Anonymous
semangattt kamu poci pasti bisa 🤪💪🏻
Deriz-Rezi: Aku maunya disemangati kamu(Kata poci)😁🤭
total 1 replies
Anonymous
🤣🤣ada ada aja
lanjutt kak
Anonymous
menarikk kak lucu 😁😁
Deriz-Rezi: Terima kasih Kak Dukung Terus karyaku ya kak🥰
Anonymous: semangattt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻 terus kak buat karya nya
total 3 replies
Deriz-Rezi
Ditunggu cerita selanjutnya 💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!